Perempuan Pertama yang Jadi Pelukis Wayang Kamasan Wafat

Beliau pendobrak tradisi di Desa Kamasan

Ni Made Suciarmi (87), seniman lukis klasik Wayang Kamasan telah berpulang, Rabu (1/1) lalu. Upacara pengabenan ibu enam anak tersebut dilaksanakan pada Senin (6/1) kemarin. Suciarmi bukanlah seniman sembarangan. Ia merupakan perempuan pertama yang menekuni seni lukis klasik Wayang Kamasan.

1. Suciarmi merupakan maestro di masyarakat. Jejak langkahnya menjadi seniman lukis wayang Kamasan diikuti oleh perempuan lain yang ada di Desa Kamasan

Perempuan Pertama yang Jadi Pelukis Wayang Kamasan WafatDok.IDN Times/Istimewa

Klian Banjar Sangging, Desa Kamasan, I Ketut Suparna, menjelaskan Suciarmi meninggal dunia Rabu (1/1) lalu karena menderita sakit jantung dan stroke. Di mata masyarakat, Suciarmi merupakan maestro seni lukis klasik Wayang Kamasan. Dirinya bisa disejajarkan dengan maestro lainnya seperti I Nyoman Mandra, yang berpulang tahun 2018 lalu.

Namun Suciarmi juga bisa disebut sebagai sosok yang legendaris. Sebab ia merupakan perempuan pertama yang menekuni seni lukis Wayang Kamasan. Hingga jejaknya diikuti oleh perempuan lainnya di Desa Kamasan sampai sekarang.

"Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi warga Banjar Sangging," ungkap Suparna.

2. Pernah ditolak penglingsir dan ayahnya ketika Suciarmi ingin melukis Wayang Kamasan. Ia lantas menunjukkan kemampuannya di tanah pekarangan

Perempuan Pertama yang Jadi Pelukis Wayang Kamasan WafatIDN Times/Wayan Antara

Suciarmi termasuk perempuan yang berani mendobrak budaya dan tradisi. Khususnya bagi seni lukis klasik Wayang Kamasan. Di mana melukis Wayang Kamasan hanya dilakukan oleh seniman pria saja kala itu, dan harus menyucikan diri melalui ritual tertentu.

Suciarmi pertama kali melukis wayang Kamasan sejak berumur enam tahun. Awalnya ia dilarang melukis oleh penglingsirnya terdahulu. Termasuk ayahnya, Ketut Sulaya, yang juga merupakan seniman dan guru seni lukis Kamasan.

Tapi karena tekad dan suka dengan lukisan, Suciarmi tidak kehilangan semangat. Ia membuat ayah dan penglingsirnya terkejut ketika mampu melukis Wayang Kamasan secara detail di tanah pekarangan rumahnya.

Melihat talentanya itu, tanpa harus melalui proses sakral, Suciarmi lalu diizinkan untuk melukis Wayang Kamasan di sebuah kain blacu pemberian penglingsirnya. Mulai saat itulah seni lukis Wayang Kamasan dapat ditekuni oleh semua kalangan, termasuk seorang perempuan.

3. Bupati Suwirta berharap jiwa semangat yang dimiliki Suciarmi diikuti oleh perempuan lain di Desa Kamasan

Perempuan Pertama yang Jadi Pelukis Wayang Kamasan WafatDok.IDN Times/Istimewa

Suciarmi meninggalkan enam orang anak, yang ia besarkan dari ketekunannya melukis. Bahkan putrinya ada yang sudah meraih gelar doktor dan menjadi dosen di Universitas Udayana, serta kepolisian berpangkat AKBP di Polda Bali.

"Kita telah kehilangan seorang pelukis senior klasik Wayang Kamasan. Semoga kiprah, semangat, dan tauladannya dalam melestarikan seni lukis Kamasan bisa diikuti oleh generasi muda saat ini," ungkap Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, ketika melayat ke rumah duka.

Saat ini, semangat Suciarmi dalam melukis wayang klasik menjadi inspirasi bagi perempuan di Kamasan. Bahkan hampir setiap perempuan di Banjar Sangging, Desa Kamasan masih menekuni seni lukis Wayang Kamasan hingga sekarang. Ada yang dari kalangan anak-anak hingga ibu-ibu.

4. Karya lukis Suciarmi tersebar di berbagai Negara dan pernah mendapatkan penghargaan di era Presiden Soeharto

Perempuan Pertama yang Jadi Pelukis Wayang Kamasan WafatInstagram.com/wayangkamasan_

Lukisan pertama kali yang dibuat Suciarmi menceritakan tentang Tapa Bima. Ia lalu menekuni lukisan dengan kisah Ramayana, Mahabarata, Sutasoma, Gatot Kaca.

Sepanjang hidupnya, sudah ribuan lukisan yang sudah ia buat. Lukisannya tersebar di berbagai negara, bahkan di antaranya masih dipamerkan di luar negeri hingga saat ini.

Selain membuat lukisan pewayangan, Suciarmi juga pernah membuat lukisan cerita rakyat Jawa yang dinamakan Malat. Lukisan yang dibuat tahun 1968 itu masih terpajang di rumahnya. Atas prestasi dan komitmennya dalam melestarikan seni lukis Wayang Kamasan, Suciarmi mendapat berbagai penghargaan dari Gubernur Bali, termasuk Presiden RI, Soeharto.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya