Kisah Made Sugi di Bali, Front Office Hotel Jadi Buruh Tani

Tidak dapat bantuan apapun termasuk tidak lolos prakerja

Klungkung, IDN Times - Beberapa desa di Kabupaten Klungkung mulai menyalurkan BLT-DD (Bantuan Langsung Tunai Dana Desa). Beberapa pekerja yang dirumahkan atau PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) tidak serta merta mendapatkan bantuan tersebut, karena tidak memenuhi syarat. Mereka diarahkan untuk mendapat bantuan melalui program Kartu Prakerja.

Hanya saja, beberapa orang mengakui tidak mudah juga untuk mendapatkan bantuan Kartu Prakerja. Seperti Made Sugi (25), Front Office hotel yang sudah dua bulan ini dirumahkan. Ia mengaku belum bisa mendaftar program Kartu Prakerja.

Kisah Made Sugi di Bali, Front Office Hotel Jadi Buruh TaniIDN Times/Wayan Antara

1. Made Sugi diarahkan untuk mengikuti program Kartu Prakerja

Kisah Made Sugi di Bali, Front Office Hotel Jadi Buruh TaniIDN Times/Wayan Antara

Made Sugi merupakan warga desa di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Ia sebelumnya bekerja sebagai Front Office di sebuah hotel berbintang wilayah Kuta. Hanya saja ia harus dirumahkan karena pandemik COVID-19.

Ia mengaku tidak tercatat sebagai penerima BLT di desanya. Dirinya sebagai pekerja yang dirumahkan, diarahkan untuk mengikuti program Kartu Prakerja dari Pemerintah Pusat.

"Awalnya saya kira pekerja dirumahkan itu berhak menerima BLT, karena ada point kehilangan mata pencaharian. Tapi ya saya diarahkan untuk ikut program Prakerja," ungkap Made Sugi, Senin (11/5).

2. Perlu kemudahan akses untuk mengikuti program Kartu Prakerja

Kisah Made Sugi di Bali, Front Office Hotel Jadi Buruh TaniScreenshot situs prakerja.go.id. (IDN Times/Irma yudistirani)

Ketika diarahkan mencari Kartu Prakerja, Made Sugi berinisiatif untuk mendaftarnya secara online. Hanya saja, menurutnya, metode pendaftarannya cukup rumit. Selain beberapa kali tidak mampu mengakses laman pendaftaran, ada sistem seleksi yang membuat tidak semua masyarakat yang kehilangan pekerjaan bisa mengikuti program Kartu Prakerja.

"Saat daftar itu ada tesnya, seperti ujian untuk seleksi. Saya yang perhotelan, agak susah juga jawab-jawab soal matematika yang menurut saya rumit," jelasnya.

Ketika ada seleksi gelombang pertama, Made Sugi mengaku gagal ikut seleksi program tersebut.

"Saya kira pekerja dirumahkan dan di-PHK seperti kami, masih perlu kemudahan untuk dapat mengikuti program Kartu Prakerja," katanya.

Baca Juga: Nasib Pemburu Kartu Prakerja di Bali, Disnaker: Call Centernya Sibuk

3. Tidak dapat bantun, bukan berarti diam diri di rumah. Made Sugi memilih membantu orangtuanya di sawah

Kisah Made Sugi di Bali, Front Office Hotel Jadi Buruh TaniIDN Times/Wayan Antara

Meski demikian, Made Sugi berusaha mengikuti program Kartu Prakerja di gelombang berikutnya. Dirinya pun tidak mau berdiam diri, karena tidak menerima BLT dan tidak lolos program Kartu Prakerja. Ia lebih memilih untuk membantu pekerjaan orangtuanya di sawah.

"Dirumahkan tidak berarti saya harus berdiam diri tanpa penghasilan kan? Beruntung saya masih bisa bantu orangtua di sawah. Walau hasilnya tidak seberapa, setidaknya masih bisa bekerja," ungkapnya.

Kebetulan saat ini musim panen padi di kampungnya, sehingga ia masih bisa mendapatkan penghasilan dari jerih payah membantu orangtua, dan pemilik sawah lain di kampungnya selama musim panen.

"Kadang saya juga membantu petani lainnya saat panen. Dapat upah gabah dan hasilnya cukup lumayan," jelasnya.

Semangat buat Made Sugi dan masyarakat lain yang bernasib sama. Semoga pandemik ini segera ada obatnya.

Baca Juga: Bedanya Rapid Test, Swab dan PCR! Lebih Akurat Mana?

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya