Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go Internasional

Kelas lokal tapi film pendeknya masuk VIU

Generasi millennials dan gen Z di Kabupaten Klungkung tentu tidak asing lagi dengan komunitas "Cineclue". Dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka berkembang menjadi komunitas yang digandrungi oleh para pemuda di Klungkung.

Selain mengembangkan kreativitas dalam dunia perfilman, komunitas ini juga aktif memperkenalkan histori, budaya, hingga pariwisata Klungkung.

1. Berdiri tahun 2012 dan melibatkan para pemuda di Klungkung untuk membuat film pendek

Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go InternasionalDok.IDN Times/Istimewa

Cineclue berdiri mulai tahun 2012, awalnya dikonsep sebagai rumah produksi film pendek oleh alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan perfilman, I Gusti Made Aryadi SSn MSn. Seiring berjalannya waktu, Aryadi mengajak beberapa pemuda di Klungkung yang memiliki ketertarikan dalam dunia produksi film sederhana berkumpul dan membuat film pendek untuk ajang TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) tahun 2015.

"Kebetulan Cineclue mendapat dukungan dari Dandim 1610/Klungkung. Ketika itu Letkol Inf Fransiscus Ari Susetio SE, pada akhir 2015 silam. Semakin berkembanglah Cineclue sebagai komunitas, yang mulai diikuti anak-anak muda Klungkung yang memiliki ketertarikan dengan film. Beragam kegiatan terkait dunia film pendek telah kami lalui," ungkap Gusti Made Aryadi.

Menurut Aryadi, film merupakan seni tentang gambar bergerak yang menceritakan sesuatu hal. Semua orang mencintai film, dan selalu ingin menjadi bagian di dalamnya.

"Hal ini mendorong kami sebagai pelaku atau sineas perfilman untuk mendalami sekaligus menyebarkan kepada generasi muda khususnya di Klungkung. Selain bertujuan untuk mengarahkan generasi muda agar memiliki kegiatan positif dan kreatif, kami juga ingin menggali potensi dan mempublikasikan kelestarian budaya yang ada di Klungkung melalui media film," kata Aryadi.

Baca Juga: Gokil! Film Pendek Karya Anak SMA di Klungkung Bali Akan Tayang di VIU

2. Film pendek yang dibuat oleh Cinclue berhasil mendapatkan penghargaan di ajang Viu Shorts Session 2

Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go InternasionalViu.com

Aryadi ingin memajukan perfilman di daerah Klungkung melalui komunitas ini, dan itu berhasil dilakukannya. Komunitas yang rata-rata diikuti oleh anak Sekolah Menengah Atas (SMA) ini berhasil menorehkan prestasi gemilang.

Tahun 2020 kemarin, film karya berjudul "Memargi Antar" berhasil menjadi film yang paling banyak ditonton di 16 negara. Film ini mendapatkan predikat Most Watched Film Globally atau kategori film ditonton paling banyak secara global dalam ajang Viu Shorts Session 2.

Selain Indonesia, film pendek tersebut bahkan berhasil tayang di wilayah Asia seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Myanmar di Asia. Kemudian wilayah Timur Tengah seperti Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan UEA, serta terakhir adalah Afrika Selatan.

"Dari sekelumit cerita inilah kami komunitas film Cineclue menabur asa di ujung lensa kamera, bahwa kami yakin meski dengan piranti sedehana, kami akan tetap berkarya. Ini tentu bisa dikembangkan lagi untuk membuka ekonomi kreatif generasi muda ke depannya," jelas Aryadi.

Karena prestasi itu pula, Cineclue mendapatkan kepercayaan moral dari berbagai pihak sebagai komunitas aktif yang menggerakkan perfilman di Bali maupun luar pulau.

"Banyak kerja sama yang kami dapatkan. Nal itulah yang membuat kami semangat untuk terus berbuat di dunia perfilman. Berbagai kesempatan akan kami berikan, untuk pengalaman dan keilmuan baru bagi para anak muda Klungkung untuk berinovasi," katanya.

3. Perjalanan Cineclue tidak selamanya mulus. Banyak yang tidak sanggup bertahan

Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go InternasionalDok.IDN Times/Istimewa

Banyak anggotanya yang tidak bertahan dengan berbagai alasan. Namun bagi yang memiliki tekad kuat masih tetap bertahan dan terus mengembangkan bakatnya.

Aryadi mengaku, tantangan terbesar yang dihadapi ketika merintis Cineclue adalah penyatuan visi dan misi. Karena pembentukan awal Cineclue membutuhkan proses yang panjang. Bagaimana meyakinkan anak-anak muda akan mendapatkan manfaat dan dampak ketika Cineclue itu berdiri.

"'Ketika visi dan misi itu sejalan, barulah kami yakin Cineclue bisa berdiri. Walau ada yang tidak bertahan di komunitas, tetapi semangat dan tekad untuk menjadi ruang kreatif dan ingin berbuat bagi banyak masyarakat. Itulah yang menjadi penguatan dari komunitas Cineclue," ujarnya.

Ke depannya, Cineclue akan berfokus pada penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari kemampuan, keterampilan dan pemahamannya di bidang perfilman. Semakin kuat SDM, maka bisa menghasilkan sineas-sineas yang profesional di bidangnya masing-masing, dan mampu bersaing di dunia film yang profesional, serta membuka peluang ekonomi kreatif.

"Kalau saat ini fokus kita juga memperkenalkan histori, budaya dan pariwisata Klungkung dan Bali pada umumnya. Mengajak komunitas-komunitas seni lainnya untuk berkolaborasi membuat suatu hal yang mengedukasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Melalui film yang kami garap, juga agar bisa memberikan pesan dan sesuatu yang memberikan pengetahuan dan mendidik bagi banyak orang," katanya.

4. Generasi muda saat ini butuh komunitas yang aktif berkarya

Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go InternasionalDok.IDN Times/Istimewa

Aryadi menilai, generasi muda memerlukan ruang kreatif untuk berkarya dan mengasah keterampilannya. Sehingga mereka perlu komunitas yang aktif berkarya agar mereka dapat mengembangkan diri.

"Inilah yang menjadi tugas kami komunitas Film Cineclue untuk merangkul dan membuatkan aktivitas di bidang film, agar mereka menemui kesukaan dalam menciptakan karya. Harus dijaga agar semua bisa konsisten dilakukan. Semua itu akan terwujud dengan kerja sama dan dukungan dari semua elemen," harapnya.

5. Dari introvert menjadi lebih aktif berkomunikasi

Komunitas Cineclue Klungkung, dari Lokal Menuju Go InternasionalDok.IDN Times/Istimewa

Seorang anggota Cineclue Klungkung, I Kadek Indra Loka, awalnya dikenal sebagai orang introvert. Tetapi komunitas ini telah mengubah dirinya menjadi orang yang lebih terbuka, aktif komunikasi dan bersosialisasi di lingkungan.

"Saat bergabung dengan program di komunitas Cineclue, banyak sekali pengalaman yang susah didapatkan di tempat lain. Mulai dari materi, ikatan, relasi dan lain-lain. Juga banyak sekali emosi-emosi yang kerap keluar seperti gembira, marah, sedih. Saya rasa mulai ada perkembangan pada diri mulai dari pengetahuan, cara berorganisasi, hingga komunikasi dengan orang lain," ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya