Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan 

Jangan hanya mengikuti kemauan diri sendiri 

Perilaku sosial sangat penting diperhatikan dalam lingkungan pergaulan. Perilaku sosial yang baik bisa membuatmu berbaur dan paham bagaimana seharusnya merespons lawan bicara. Dengan begitu, kamu juga tidak melakukan dan menyampaikan hal-hal yang bisa menyakiti orang lain. Perilaku sosial yang baik bisa membuat dirimu pandai dalam menempatkan diri di dalam situasi dan kondisi, baik itu secara tindakan maupun perasaan, sehingga orang lain merasa dihargai. 

Dengan begitu, maka akan memudahkanmu untuk bisa bersosialisasi dan membangun koneksi dengan orang lain. Jika kamu bisa menerapkan perilaku sosial yang baik saat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan pergaulan, maka kamu akan menciptakan suasana komunikasi dua arah yang nyaman, aman, dan membuat lawan bicaramu menikmati pembicaraannya denganmu. Biar lebih jelas, simak yuk di bawah ini lima etika berkomunikasi dalam pergaulan:

Baca Juga: 5 Tips Mendamaikan Rekan Kerja yang Berkonflik

1. Peka terhadap lawan bicara saat dia mulai tidak tertarik dengan apa yang kamu bahas

Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro)

Saat berbicara dengan orang lain, cobalah kamu lihat reaksinya mengenai topik pembahasan yang sedang kamu bicarakan. Kamu bisa melihat raut wajahnya dan respons sikapnya. Jika nyatanya di pertengahan obrolan lawan bicaramu mulai terlihat bosan dan tidak tertarik untuk membahasnya lebih lanjut, maka sebaiknya kamu akhiri topik tersebut. 

Cobalah lebih peka saat berkomunikasi dengan orang lain. Percuma kamu membahas hal yang membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kemudian kamu bisa menggantinya dengan topik pembicaraan lain yang menarik minat dan ketertarikannya. Jika perlu, kamu bisa bertanya padanya, apakah dia memiliki topik obrolan yang ingin dibahas? Jika ada, maka kamu tinggal mengikuti alurnya agar bisa terjadi komunikasi dua arah yang baik. 

2. Tidak menjadikan privasi dan hal-hal sensitif orang lain sebagai topik pembicaraan

Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan ilustrasi berbicara (pexels.com/Yan Krukov)

Kamu perlu berhati-hati saat membahas kehidupan pribadi orang lain sebagai topik pembicaraanmu. Apalagi jika menyangkut privasi dan hal-hal sensitif dalam hidupnya, maka tentunya hal tersebut tidaklah baik untuk diceritakan kepada orang lain. Kamu perlu menjaga perasaan orang tersebut dan tidak perlu menyinggungnya. Selayaknya dirimu yang juga memiliki hal-hal pribadi yang perlu kamu jaga, maka hal tersebut juga berlaku untuk orang lain. 

Saat dia curhat padamu mengenai kehidupan pribadinya, maka dia sudah mempercayaimu bisa menjaga rahasianya, bukan malah kamu jadikan sebagai topik obrolan. Hal tersebut juga berlaku saat lawan bicaramu membahas kehidupan pribadi orang lain, misalnya seperti membicarakan keburukan, kekurangan atau kelemahan orang yang bersangkutan. Sebaiknya kamu hindari topik itu, bisa dengan mengakhiri pembicaraan dengannya atau mengganti topiknya ke hal yang lain.

3. Bersikap seimbang baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar

Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan ilustrasi berbicara (pexels.com/William Fortunato)

Saat terjadi komunikasi, kamu perlu bersikap seimbang di dalam pembicaraan tersebut, yaitu sebagai pembicara dan sebagai pendengar yang baik. Kamu harus tahu batasan-batasan di mana kamu bisa berbicara dan kapan kamu harus menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, maka baik kamu maupun lawan bicaramu bisa saling tukar pendapat dan pemikiran masing-masing. 

Bukan hanya mendapatkan tambahan wawasan dan pengalaman dari orang lain, namun kamu juga bisa memberikan pengetahuan yang kamu tahu sebagai ilmu tambahan orang lain. Jadi, hindari perilaku dominan dalam berbicara. Berikan lawan bicaramu kesempatan untuk aktif berbicara di dalam komunikasi yang terjadi. Kemudian hindari pula hanya berperan sebagai pendengar tanpa memberikan respons atas pembicaraan orang lain. Ciptakanlah komunikasi saling berbalas dengan lawan bicaramu. 

4. Mengetahui situasi yang tepat untuk berbicara, yaitu kapan harus serius dan kapan bisa bercanda

Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan ilustrasi berbicara (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Jangan pernah kamu bercanda saat lawan bicaramu sedang serius bercerita padamu karena itu menandakan bahwa kamu tidak menanggapi perkataannya dan malah terkesan meremehkan. Kamu perlu mengetahui situasi dengan tepat, yaitu kapan kamu harus bicara serius dan kapan kamu bisa bercanda. Jangan singgung perasaan orang lain dengan perilaku yang tidak pada tempatnya.

Selain menyakiti hatinya, dia pun akan berpikir dua kali untuk terlibat pembicaraan lagi denganmu. Karena dia merasa kamu tidak bisa menghargainya dalam pembicaraan sebelumnya. Jadi, jangan pernah buat lawan bicaramu merasa tidak nyaman dengan perilaku yang kamu tunjukkan. Ingatlah bahwa ada waktu tersendiri untuk momen kamu bercanda dengan orang lain. Jika suasana tegang terjadi akibat topik pembicaraan yang serius, maka sebaiknya kamu bisa merilekskan suatu pembicaraan itu. Namun bukan dengan melakukan candaan di dalamnya. 

5. Dapat mengendalikan diri dengan baik saat terjadi perdebatan akibat perbedaan pendapat

Peka pada Lawan Bicara, 5 Etika Berkomunikasi dalam Pergaulan ilustrasi berbicara (pexels.com/Keira Burton)

Dalam sebuah pembicaraan, bisa saja ada perdebatan. Entah karena perbedaan pendapat atau karena lawan bicara menyinggung dirimu. Hal itu memang bisa memancing emosimu. Namun, cobalah untuk bisa mengendalikan diri dengan baik. Jangan mudah terbawa suasana atau emosi sesaat.

Apabila kamu tidak bisa menahan emosi, maka pembahasanmu dengan lawan bicara akan semakin melebar dan bahkan bisa menyerang pribadi masing-masing. Jadi, cobalah untuk tenang agar pikiranmu juga jernih. Dengan begitu kamu bisa memberikan respons yang tepat atas apa yang dilakukan lawan bicaramu. Nah itu beberapa etika berkomunikasi dalam pergaulan. Semoga kamu bisa menerapkannya ya. 

Shella Rafika Sari Photo Community Writer Shella Rafika Sari

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya