2. Kuliah itu bukan tentang kerjaan yang akan kamu dapatkan dan gaji yang akan kamu terima nantinya. Kuliah adalah tentang menimba ilmu

foto ilustrasi (unsplash.com/Domenico Loia)

Dalam buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa disebutkan, bahwa kuliah penting, tetapi tak menjamin kesuksesan seseorang. Mencari pekerjaan memanglah perkara yang sulit. Bahkan banyak lulusan sarjana yang masih menganggur karena sulitnya mencari pekerjaan. Lalu apakah tujuan kuliah hanya sebatas mencari pekerjaan? Tidak! Kuliah untuk mencari ilmu.

Dalam buku ini juga dikatakan bahwa kuliah bisa menopang karier masa depanmu. Contohnya, ketika kamu ingin menjadi seorang dokter, perawat, ataupun guru tentu saja membutuhkan kuliah untuk mencapai profesi tersebut. Tapi kembali lagi, kuliah tidak menentukan kesuksesan seseorang.

Mark Zuckerberg, Matt Mullenweg, dan Bill Gates merupakan nama-nama tokoh pebisnis sukses yang tidak memiliki gelar akademik. Hidup tentang belajar. Untuk mencapai kesuksesan tersebut, mereka tak pernah berhenti belajar sampai akhirnya mereka memiliki ilmu yang mumpuni hingga mencapai titik kesuksesan seperti sekarang ini.

3. Lulus itu bukan soal waktu saja. Kita butuh kematangan ilmu sebelum dilempar ke tahap berikutnya

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Vasily Koloda)

"Jangan dipetik kalau buahnya belum matang."

Jika kamu berambisi untuk lulus dengan cepat, mungkin satu kalimat ini akan mengubah persepsimu. Satu bab di buku ini menjelaskan tentang keinginan seorang mahasiswa untuk lulus cepat dengan berbagai alasan.

Lulus cepat? Apakah ilmu kamu sudah matang? Apakah sudah paham apa yang diajarkan selama kuliah? Ataukah kamu hanya lulus seadanya saja? Lulus kuliah tidak sesederhana itu.

Ilmu butuh makna dan praktik agar benar-benar matang. Untuk mencapai kematangan tersebut, tentunya butuh proses dan banyak belajar. Jadi intinya, jangan hanya berpikir bahwa lulus cepat itu baik. Tapi, jadilah mahasiswa yang lulus secara matang.

4. Karena kesuksesan tidak sedangkal keluar dari zona nyaman, lalu menemukan kenyamanan baru

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Julian Bock)

"Aku ingin keluar dari zona nyaman."

Pernahkah kamu mengucapkan kalimat itu? Saat mengucapkan kalimat itu, apa yang kamu pikirkan?

Apakah kamu benar-benar ingin keluar dari zona nyaman, atau kamu hanya sedang mengalami rasa bosan? Untuk apa keluar dari zona nyaman kalau ujung-ujungnya mencari kenyamanan baru? Alih-alih keluar dari zona nyaman, cobalah untuk membuat inovasi baru, ide baru atau tantangan baru. Jangan hanya mengeluh dan melakukan itu-itu saja.

5. Dan, bersabarlah dengan kesabaran yang indah

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Ian Schneider)

Apakah orangtuamu terlalu banyak menuntut? Jika iya, apa yang kamu lakukan? Terkadang, ada orangtua yang banyak menuntut anaknya menjadi sesuatu, padahal belum tentu itu keinginan anaknya. Jika hal tersebut terjadi padamu, kamu hanya perlu membicarakannya dengan mereka.

Buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa menjelaskan bagaimana cara membicarakan apa yang kamu suka kepada orangtuamu. Pertama, ketahui apa yang kamu inginkan dan apa yang orangtua inginkan darimu. Kamu tuliskan kelebihan dan kekurangan yang kamu inginkan serta orangtua inginkan. Kedua, waktunya berbicara. Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara. Misalnya, saat orangtuamu sedang bersantai atau di waktu nyaman lainnya. Ceritakan apa yang kamu inginkan, sebutkan kelebihannya, dan seberapa jauh kamu berusaha.

Dengan begitu, orangtuamu mungkin akan mempertimbangkan atau bahkan merestui apa yang kamu inginkan. Tapi kamu harus tetap mendengarkan masukan dari orangtuamu. Karena bisa jadi, apa yang orangtuamu inginkan adalah jalan terbaik untukmu. Satu yang terpenting adalah berusahalah untuk memberikan yang terbaik dalam hal apa pun.

Itulah beberapa pesan yang bisa kamu ambil dari buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa. Semoga pesan-pesan itu bisa memotivasi kamu agar hidupmu lebih tertata lagi. Teruslah berusaha untuk menjadi yang lebih baik.