Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi Pembedanya

Baca dan pahami!

Di era kebebasan berpendapat seperti sekarang ini setiap orang bebas mengutarakan isi pikirannya terhadap berbagai hal. Mulai dari isu sosial, politik, ekonomi, hingga hiburan semuanya dapat dikomentari. Apalagi dengan tersedianya kolom komentar di berbagai website dan media sosial, semakin mempermudah orang mengutarakan isi pikiran. Tinggal mengetik kalimat yang ada di pikiran pada kolom tersebut maka pendapat kita pun dapat dibaca oleh banyak orang.

Komentar berisi kritik tentu diperlukan untuk memberikan masukan kepada orang lain. Melalui kritik pula kita bisa memperbaiki sesuatu yang salah di mana hal tersebut bisa jadi belum disadari. Tapi sayangnya, kini tidak sedikit orang sulit membedakan mana yang disebut kritik dan menghujat. Akibatnya ada banyak kalimat kasar bertebaran di berbagai kolom komentar yang diklaim sebagai 'kritik' justru berbau hujatan.

Lantas sebetulnya apa saja sih yang membedakan antara kritik dan hujatan? Yuk simak ulasannya melalui artikel IDNtimes berikut ini.

1. Kritik berisi kalimat koreksi yang memberi masukkan perbaikan. Sementara hujatan cenderung hanya berisi hinaan dan ejekan.

Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi PembedanyaSumber Gambar: mnginteractive.com

Kritik: "Wah tulisan di website ini sebetulnya bagus cuma masih kurang nyaman bacanya karena ada typo di mana-mana. Perlu juga dimasukkan komentar para ahli supaya artikelnya lebih ilmiah."
Hujatan: "Artikel gak mutu. Jadi malas bacanya!"

Well terkadang kita memang sulit membedakan mana yang layak disebut kritik dan mana yang lebih cocok dikategorikan sebagai hujatan. Tapi sebetulnya jika jeli kita bisa dengan mudah loh mengidentifikasi kritik dan hinaan. Menurut IDNtimes kritik adalah komentar yang ditujukan untuk kebaikan dan mengharapkan perbaikan. Sementara hujatan cenderung hanya menghina tanpa adanya masukkan untuk sesuatu yang kita anggap kurang.

2. Hujatan akan berisi kalimat negatif yang tidak menghiraukan etika dalam komentar. Kritik tetap memedulikan pentingnya tata karma dalam berpendapat.

Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi PembedanyaSumber Gambar: toledoblade.com

Kritik: "Sebaiknya pemerintah memperbaiki kinerjanya. Karena menurut saya, pencapaian saat ini masih belum menunjukkan hasil maksimal. Kerja sama antara satu kementerian dengan yang lainnya perlu ditingkatkan agar target segera tercapai."
Hujatan: "Dasar pemerintah gak bisa kerja. Bisanya cuma ciduk uang rakyat. Pada mati aja lo semua."

Tidak hanya kalimat berisi koreksi untuk perbaikan, ciri lainnya sebuah komentar dapat dikategorikan sebuah kritik adalah bahwa tetap memperhatikan tata krama. Ya, seseorang yang bermaksud memberikan kritik tidak akan melupakan etika karena komentar tersebut ditujukan untuk perbaikan dan bukan menyudutkan. Karenanya ia tidak akan berkata-kata kasar.

dm-player

3. Kritik akan fokus pada kekurangan hasil kerja, bukan pada orang yang menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi PembedanyaSumber Gambar: poskotanews.com

Kritik: "Hasil editing video kemarin masih kurang baik. Di tengah-tengah ada gambar yang kurang enak dilihat. Kamu sepertinya masih harus banyak belajar tentang penggunaan software editingnya biar hasil bisa lebih baik lagi."
Hujatan: "Ah memang kamu gak penah bisa kerja. Salah terus."

Seperti tadi IDNtimes sudah katakan bahwa kritik difokuskan untuk perbaikan dan bukan menyudutkan. Karena itu yang dikomentari biasanya bukanlah siapa yang mengerjakan tapi apa yang dikerjakan. Sebagai seorang pemberi kritik siapa yang mengerjakan tidaklah penting karena tujuan dari komentarnya adalah untuk membangun maka yang dikomentari adalah ouput itu sendiri.

4. Pemberi kritik akan berkomentar didasarkan alasan yang logis. Penghujat lebih senang berpendapat karena rasa tak suka.

Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi PembedanyaSumber Gambar: satuharapan.com

Kritik: "Acara televisi seperti ini tidak layak ditonton oleh anak di bawah umur. Di dalamnya ada unsur kekerasan, mengajarkan kebohongan, dan konsumerisme yang bisa memberi dampak negatif bagi tumbuh kembang anak."
Hujatan: "Ini yang bikin siapa sih sutradaranya? Tol*l banget sih bikin sinetron kok gak pakai pertimbangan. Cuma cari untung saja!"

Memiliki rasa tak suka yang diutarakan tentu wajar. Tidak semua hal dalam hidup ini memang harus kita senangi. Tapi ketika memberi kritik, komentar yang diberikan tidak hanya di dasarkan karena rasa tak suka. Kita juga harus mampu berkomentar berdasarkan argumentasi logis agar kritik yang diberikan dapat memberi perbaikan bukan hanya kalimat menyudutkan.

5. Memberi inspirasi adalah tujuan utama kritik. Hal ini tidak akan ditemukan dalam hujatan.

Mengkritik dan Menghujat Tidaklah Sama, 5 Hal Ini yang Menjadi PembedanyaSumber Gambar: beritabekasi.co.id

Kritik: "Usaha Pemda DKI untuk menanggulangi banjir sebetulnya sudah bisa diapresiasi. Tapi seandainya seluruh elemen pemerintahan mampu bekerja sama dengan lebih baik lagi pasti titik banjir di ibukota akan berkurang lebih banyak dalam waktu lebih singkat."
Hujatan: "Mana janji pemda bikin Jakarta gak banjir? Buktinya sekarang masih banjir tuh. Jangan banyak ngomong, bisa selesaikan masalah gak? Kalau enggak turun saja deh!"

Pada akhirnya kritik diberikan untuk perbaikan. Artinya ketika melihat sesuatu yang keliru, kita dapat berkomentar agar sesuatu yang tak baik untuk bisa dikoreksi. Jika komentar yang diberikan tidak memberikan inspirasi untuk melakukan perbaikan mungkin ada baiknya kita diam. Bukankah akan lebih diam daripada mengatakan sesuatu yang tak bermanfaat? 

Topik:

Berita Terkini Lainnya