7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisan

Toh, yang penting sudah selesai satu putaran

Arisan menjadi kegiatan yang digandrungi banyak orang, khususnya perempuan. Lebih dari sekadar nilai uang yang akan diperoleh jika menang arisan, kegiatan ini biasanya ditujukan pula untuk menyambung tali silaturahmi.

Misalnya, arisan dengan teman-teman semasa kuliah yang seketika berpencar setelah bekerja. Arisan juga sering kali menjadi kegiatan di lingkungan rumah bahkan keluarga besar. Namun meski tujuan arisan baik, hindari melarang teman yang ingin berhenti mengikutinya.

Selain itu, kegiatan ini sebetulnya juga bukan kewajiban. Terpenting, dia sudah menyelesaikan pembayaran untuk satu putaran. Bukan setelah ia sendiri menang arisan lantas keluar. Lebih jelasnya, berikut alasan mengapa kamu tak perlu memaksanya buat terus ikut arisan.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Saat Muda yang Bikin Menyesal di Hari Tua

1. Bisa jadi ia sedang mengalami kesulitan keuangan

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/RODNAE Productions)

Kamu dan teman-teman sebaiknya tak terlalu mendesak alasan seseorang ingin berhenti ikut arisan. Sebab apabila masalahnya terkait dengan kesulitan keuangan, dia pasti malu sekali hendak mengatakannya. Kalianlah yang perlu peka.

Apalagi kalau iuran arisannya terbilang besar. Jangankan arisan dengan iuran mencapai jutaan. Uang Rp100 ribu per bulan pun dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang jelas lebih penting daripada arisan.

Baca Juga: 5 Cara Hentikan Ucapan Negatif pada Diri Sendiri, Aku Hebat!

2. Lagi punya prioritas keuangan yang lain

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/RODNAE Productions)

Sekalipun seseorang tidak berada dalam situasi krisis keuangan, bisa saja dia tengah punya prioritas yang lain. Misalnya, dia sedang mengumpulkan modal usaha atau menabung buat beli tanah atau rumah.

Sekecil apa pun iuran, arisannya menjadi lumayan juga bila dikumpulkan guna mencapai prioritas tersebut. Kalau seseorang mengikuti sejumlah arisan, lebih banyak pula uang yang mampu dihemat saat dia berhenti. Minimal ia akan mengurangi jumlah arisan yang diikuti.

3. Berhenti ikut arisan tak berarti memutuskan tali silaturahmi

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/Ron Lach)

Sama seperti pertemuan-pertemuan lainnya, arisan memang cara untuk menjalin tali silaturahmi. Akan tetapi tanpa ikut arisan pun, seseorang masih dapat menjaga hubungan baik dengan teman-temannya. Jangan dibikin ribet dengan mewajibkan orang ikut arisan.

Masih banyak sekali cara bersilaturahmi tanpa mengeluarkan uang dengan besaran dan waktu pembayaran yang ditentukan. Kalian masih bisa saling chat dan sesekali nongkrong bareng di waktu luang. Saling berkunjung ke rumah juga boleh, kok.

4. Daripada dia dipaksa dan gak memenuhi kewajibannya

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada dua alasan dia tak memenuhi kewajibannya selepas dipaksa tetap mengikuti arisan. Pertama, seperti dalam poin pertama, ia gak mampu lagi membayar iuran arisan. Kedua, dia kesal dan tidak mau menunaikan kewajibannya karena pemaksaan tersebut.

Oleh sebab itu, hargai saja keputusannya buat berhenti ikut arisan. Sebab apabila dia dipaksa dan tidak memenuhi kewajibannya, kalian semua pasti jengkel. Nanti kalian justru berkonflik hanya lantaran persoalan arisan.

5. Dia sangat sibuk dan merasa tidak enak karena jarang datang

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/Kampus Production)

Perbedaan kesibukan antara dia dengan anggota arisan yang lain kadang memicu sikap kurang pengertian. Ia yang nyaris tak pernah datang dan cuma menitipkan uang arisan pasti kerap digunjingkan. Padahal, jadwal kegiatannya memang tidak memungkinkan buat dia sering-sering ikut arisan.

Demi kenyamanan bersama, sebaiknya kabulkan saja keinginannya untuk berhenti. Mungkin kapan-kapan bila kesibukannya gak terlalu padat lagi, dia bisa kembali bergabung.

6. Ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman dengan kelompok arisan tersebut

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi arisan (pexels.com/Misolo Cosmetic)

Nah, kamu dan teman-teman arisan yang lain juga perlu berintrospeksi. Jangan-jangan seseorang yang ingin keluar dari arisan merasa tidak nyaman dengan sikap beberapa orang atau kebiasaan buruk dalam setiap pertemuan.

Misalnya, ada satu atau beberapa anggota yang kerap berkata sinis padanya. Atau, di setiap pertemuan kalian pasti menggunjingkan anggota arisan yang berhalangan hadir. Dia seketika membayangkan bahwa dirinya pasti juga digunjingkan habis-habisan saat gak bisa datang.

7. Ada masalah pribadi yang bikin dia perlu menenangkan diri

7 Alasan Tak Perlu Melarang Teman yang Berhenti Ikut Arisanilustrasi sedih (pexels.com/RODNAE Productions)

Apabila kelompok arisan kalian baik-baik saja bahkan bersikap suportif, masih ada kemungkinan lain mengapa seseorang ingin berhenti mengikutinya. Yaitu, dia sedang dalam pusaran masalah pribadi. Walaupun kalian baik, pikirannya tersita sepenuhnya buat masalah tersebut.

Contohnya, masalah dengan pasangannya atau ia terjerat kasus hukum yang memerlukan banyak energi untuk menghadapinya. Kegiatan seperti arisan sudah tersingkir dari pikirannya. Setelah beberapa kali gak datang karena harus mengurus persoalan pribadinya, ia memutuskan berhenti ikut arisan saja.

Sifat arisan yang bukan kegiatan wajib kiranya cukup buat kamu serta teman-teman yang lain menghargai keinginan seseorang untuk berhenti mengikutinya. Supaya tak ada anggota yang keluar sebelum satu putaran selesai, di awal putaran baru ingatkan mereka soal aturan tersebut.

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya