Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang Teguh

Sampai saat ini warga tetap melestarikannya

Pulau Bali dikenal sebagai salah satu pulau yang masih teguh memegang budaya dan tradisinya. Meskipun banyak hal telah berubah seiring dengan perkembangan zaman, namun masyarakat di Pulau Dewata masih dengan keyakinan penuh melaksanakan tradisi warisan leluhur mereka.

Setiap wilayah di Bali memiliki tradisi yang beraneka. Tak terkecuali di Kabupaten Karangasem yang masih sangat kental dengan tradisi yang disebut Usaba. Usaba berarti persembahan dalam skala besar yang ditujukan untuk mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan. Hasil bumi yang melimpah dikembalikan lagi dalam bentuk upacara besar sebagai sebuah penghormatan.

Dilansir dari disbud.karangasemkab.go.id, berikut lima Usaba unik di Karangasem yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat. 

Baca Juga: 8 Tradisi Unik di Bali, Cocok untuk Asah Kemampuan Fotografi Kamu

1. Usaba Dangsil atau Usaba Aya/Usaba Gede

Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang TeguhInstagram.com/desysuarcraft

Usaba Dangsil atau sering disebut disebut Usaba Aya/Usaba Gede dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Namun dalam pelaksanaannya, Usaba Dangsil ini juga diikuti oleh warga dari desa-desa tetangga seperti Desa Tenganan Pegringsingan, Desa Jungsri, Desa Timbrah, Desa Asak, Desa Bugbug, Desa Tenganan Dauh Tukad, dan lainnya.

Usaba ini termasuk upacara sakral dan besar karena upacaranya besar dan memerlukan biaya cukup tinggi. Upacara ini tidak digelar secara rutin setiap tahun. Pelaksanaannya juga tidak bisa ditentukan. Upacara besar ini pernah diselenggarakan tahun 2002 dan terakhir tahun 2016. Usaba Dangsil ini digelar sebagai bentuk syukur dan wujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas kehidupan, kesejahteraan, dan hasil bumi yang melimpah. 

Dari berbagai informasi, disebutkan bahwa Usaba Dangsil biasanya digelar ketika deha teruna (muda-mudi) mulai berkurang karena ada yang sudah menikah atau sebab lainnya. Di Desa Adat Bungaya, deha teruna memiliki peranan dan tanggung jawab yang penting untuk ngayah (menjadi relawan) dalam Usaba ini. Ada beberapa rangkaian yang harus dijalani oleh deha teruna sebagai ujian fisik dan mental sebelum puncak Usaba Dangsil.

Keunikan Usaba Dangsil terletak pada sarana upacaranya yakni menggunakan dangsil. Dangsil adalah susunan banten yang terdiri dari dedaunan, jajanan tradisional, serta sesajen yang dirangkai tinggi dan bertingkat seperti meru. Ada 7 dangsil ukuran besar setinggi 16 meter yang dipersembahkan saat Usaba Dangsil dan diarak oleh ribuan masyarakat serta muda mudi menuju Pura Penataran Desa Adat setempat. Selain itu, ada juga dangsil lebih kecil sesuai aturan yang telah dibuat.

2. Usaba Sumbu atau Guling Siyu

Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang TeguhIDN Times/Irma Yudistirani

Usaba Sumbu merupakan Usaba yang dilaksanakan di beberapa desa di Karangasem seperti di Desa Timbrah dan Desa Pertima. Keunikan Usaba Sumbu ini adalah sarana upcaranya menggunakan sumbu yakni susunan sesajen setinggi 25 meter yang terdiri dari berbagai hasil bumi serta hiasan yang disebut rerenteng, bungan lengkuas, reringgitan naga sari, wayang, kapal-kapalan, kedis-kedisan, jajan, sesapi nagasari, dan sebagainya.

Sumbu dibuat oleh warga yang memiliki deha (anak gadis) secara bergiliran setiap tahunnya. Sumbu tersebut dianggap sebagai simbol Bhuana Agung (makrokosmos) dan Bhuana Alit (mikrokosmos). Peran deha di sini juga penting karena dalam perayaan Usaba Sumbu ini para deha membawakan Tari Rejang Timbrah semalam suntuk sampai dini hari.

Selain keunikannya menggunakan sarana upacara berupa sumbu, Usaba Sumbu ini juga sering disebut dengan tradisi Guling Siyu atau 1.000 babi guling. Memang, dalam tradisi ini dipersembahkan juga babi guling dalam jumlah ribuan oleh masyarakat Desa Timbrah.

Persembahan ini merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) yang telah memberkahi hasil bumi yang melimpah, lahan pertanian yang subur, serta wujud terima kasih atas ternak yang dapat mensejahterakan masyarakatnya di desa tersebut.

3. Usaba Dimel atau Usaba Dodol

Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang TeguhIDN Times/Irma Yudistirani

Usaba Dimel dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Selat, Kecamatan Selat. Dalam Usaba Dimel ini dipersembahkan sarana upacara berupa banten sokan yang dipikul oleh para lelaki. Banten sokan biasanya terdiri dari jaja uli (jajan khas Bali yang terbuat dari adonan tepung beras dan ketan), jajan dodol, satuh, tempani, kerupuk, dan aneka buah. Karena berisi jajanan dodol, maka Usaba Dimel juga sering disebut Usaba Dodol.

Banten sokan dipersembahkan sebagai wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas hasil bumi yang melimpah, terutama hasil pertanian. Mengingat Desa Selat merupakan daerah yang kondisi pertaniannya terbilang subur. Selain itu juga untuk memohon keselamatan dan kesehatan kehidupan di dunia. Pelaksanaan Usaba Dimel atau Dodol dilakukan sehari penuh mulai dari pagi hingga sore, bahkan malam hari.

4. Usaba Sri

Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang TeguhIDN Times/Irma Yudistirani

Usaba Sri di Desa Pakraman Sibetan, Kecamatan Bebandem dilaksanakan setiap satu tahun sekali di Pura Bale Agung. Usaba Sri dilaksanakan dengan tujuan untuk memohon anugerah melalui kesuburan alam dengan hasil yang melimpah dari persawahan, ladang maupun perkebunan warga desa, sehingga warga akan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

Usaba Sri diselenggarakan selama tiga hari. Selain persembahyangan dalam Usaba Sri ini juga ditandai dengan berbagai kegiatan upacara, khususnya pada hari ketiga seperti mebyasa, meprani (membuat sesajen dengan tinggi kurang lebih 75 cm), Tari Mabuang Lanang oleh warga desa adat laki-laki, ngurek (seseorang dalam keadaaan trance menusukkan keris ke tubuhnya), mesantalan (melempar ketupat dan blayag), serta tradisi lainnya.

5. Usaba Muun-Muun atau Usaba Memedi

Salut! Ini 5 Tradisi Unik di Karangasem yang Masih Dipegang TeguhIDN Times/Irma Yudistirani

Usaba Muun-muun atau Usaba Memedi dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem. Adapun makna dari Usaba Muun-Muun (Memedi) yakni proses pembakaran memedi yang merupakan simbol Bhuta Kala. Upacara ini dilaksanakan dalam waktu satu hari dari pagi sampai malam hari.

Usaba ini bertujuan untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Keseimbangan alam baik keselamatan penduduk, tanam-tanaman, dan binatang peliharaan maupun tanah tempat tinggal serta pura-pura kahyangan di Desa Bungaya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya