Pengertian Tri Sandya, Berisi 6 Pengakuan Terdalam Umat Hindu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap manusia yang memeluk suatu agama atau keyakinan pasti memiliki cara sembahyangnya masing-masing, sebagai jalan agar terhubung dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tak terkecuali umat Hindu di Bali dan umat Hindu di Indonesia pada umumnya yang berdoa Tri Sandya setiap harinya. Dalam pelaksanaan Puja Tri Sandhya, umat Hindu sembahyang tiga kali sehari pada saat pergantian antar waktu (Pagi, siang, dan sore hari).
Doa Puja Tri Sandya terdiri dari enam bait dengan mengambil intisari mantra-mantra Weda yang mampu membimbing umat manusia untuk memuja kebesaran Tuhan dan menyadari kekurangan, keterbatasan, serta dosa-dosa yang melekat dalam setiap jalan kehidupannya. Sehingga lewat bait Tri Sandya, umat manusia memohon pengampunan atas kemelekatan dosa dan agar tercerahkan pikirannya.
Berikut doa tri sandya yang harus kamu ketahui dan enam bait yang menunjukkan kebesaran-Nya dan pengakuan akan kebodohan, kekotoran, dan berdosanya umat manusia yang harus mendapatkan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa:
Baca Juga: Kumpulan Nasihat Sri Krishna Tentang Kehidupan yang Tak Adil
1. Pada bait pertama, umat manusia memohon perlindungan dan kecemerlangan pikiran agar memperoleh pencerahan
Bait pertama Puja Tri Sandhya berasal dari Gayatri Mantram yang ditemukan di sebagian besar kitab suci Weda. Gayatri Mantram adalah Ibu dari segala mantra. Pada saat mengucapkan Gayatri Mantram, seseorang meminta kecemerlangan pikiran dan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut mantranya:
Om Bhur Bhvah Svah
Tat Savitur Varenyam
Bhargo Devasya Dhimahi
Dhiyo Yo Nah Pracodayat
Artinya:
Ya Tuhan, Engkau adalah jiwa dari bhur, bhvah, dan svah (Tiga dunia). Hamba memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi. Semoga Ia berikan semangat pikiran hamba.
2. Pada bait kedua, umat manusia menyadari Keberadaan Tuhan hanya satu, tiada duanya
Bait kedua berasal dari kitab Narayana Upanisad. Pada bait ini, umat manusia memuja kebesaran Tuhan yang tunggal tiada duanya. Tuhan itu kekal, bebas dari segala noda, tak terpikirkan, tak dapat terlukai oleh senjata, tak terlukai oleh api, dan tak terbasahi oleh air, tak terkeringkan oleh angin, sempurna, dan segala sifat maha yang lain. Berikut mantranya:
Om Narayana Evedam Sarvam
Yad Bhutam Yac Ca Bhavyam
Niskalanko Niranjano Nirvikalpo
Nirakhyatah Suddo Deva Eko
Narayana Na Dvitiyo’sti Kascit
Artinya:
Ya Tuhan Narayana adalah semua ini. Apa yang telah ada dan apa yang akan ada. Bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan. Tak dapat digambarkan. Ia hanya satu dan tidak ada duanya.
3. Pada bait ketiga, umat manusia memuja Tuhan dalam berbagai sebutan atau manifestasi
Ekam Sat Viprah Bahudha Vadanti yang artinya Tuhan hanya satu, namun orang bijaksana menyebutnya dengan banyak nama. Konsep dasar memahami Ketuhanan dalam agama Hindu adalah Tuhan itu satu, dipuja dengan berbagai cara dan jalan berdasarkan etika.
Dalam mewujudkan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka umat manusia yang tidak sempurna ini memuja-Nya dengan berbagai rupa, nama dan sebutan. Berikut mantra bait ketiga Tri Sandhya yang diambil dari kitab Siva Stava:
Om Tvam Sivah Tvam Mahadevah
Isvarah Paramesvarah
Brahma Visnusca Rudrasca
Purusah Parikirtitah
Artinya:
Om Sang Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugerahkan kerahayuan, Mahadewa (Dewata tertinggi), Iswara (Maha Kuasa), Parameswara (Sebagai maha raja diraja), Brahma (Pencipta alam semesta dan segala isinya), Wisnu (Pemelihara alam semesta beserta isinya), Rudra (Yang sangat menakutkan), dan sebagai Purusa (Kesadaran agung).
4. Pada bait keempat, umat manusia mengakui betapa papa (Berdosa dan hina) jiwa dan raganya, bahkan kelahirannya
Bait keempat diambil dari kitab Veda Parikrama yang memuat tentang pengakuan ketidaksempurnaan hidup sebagai manusia. Bahwa tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Dalam menjalani kehidupan, seringkali dosa baik sengaja maupun tidak sengaja dilakukan. Berikut mantranya:
Om Papo Ham Papakarmaham
Papatma Papasambhavah
Trahi Mam Pundarikaksa
Sabahyabhyantarah Sucih
Artinya:
Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa. Lindungilah hamba Hyang Widhi. Sucikanlah jiwa dan raga hamba.
5. Pada bait kelima, umat manusia memohon pembebasan atas segala dosa
Bait kelima juga berasal dari Veda Parikrama, di mana setelah menyadari ketidaksempurnaan dalam berjalan di kehidupan, umat manusia memohon pengampunan dan pembebasan dosa serta dituntun ke arah yang lebih baik. Berikut mantra Tri Sandhya baik kelima:
Om Ksamasva Mam Mahadeva
Sarvaprani Hitankara
Mam Moca Sarva Papebyah
Palayasva Sada Siva
Artinya:
Ya Tuhan yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk. Ampunilah hamba Hyang Widhi. Bebaskanlah hamba dari segala dosa. Lindungilah hamba, oh Hyang Widhi.
Baca Juga: 4 Wejangan Sri Krishna Tentang Cinta Buta Pada Anak
6. Pada bait keenam, umat manusia mohon ampunan atas kesalahan pikiran, perkataan, dan tindakan yang berdosa baik sengaja maupun tak disengaja
Bait keenam pun demikian. Ketidaksempurnaan tidak hanya dalam tindakan dan ucapan. Bahkan hanya memikirkan hal yang jahat saja, manusia juga termasuk menambah dosanya sendiri. Karenanya, manusia berharap mendapatkan ampunan dari dosa yang dilakukannya baik dalam bentuk pikiran, perkataan, dan tindakan. Berikut mantra bait keenam Puja Tri Sandhya yang juga diambil dari Veda Parikrama:
Om Ksantavyah Kayiko Dosah
Ksantavyo Vaciko Mama
Ksantavyo Manaso Dosah
Tat Pramadat Ksamasva Mam
Artinya:
Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba. Ampunilah dosa wacika/perkataan hamba. Ampunilah dosa pikiran hamba. Ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Sebagai penutup, Puja Tri Sandhya diakhiri dengan Om Santih, Santih, Santih Om yang bermakna semoga damai di hati, damai di bumi, damai selamanya.