5 Gombalan Jadul Berbahasa Bali, Bikin Doi Klepek-klepek dan Melayang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memuji kecantikan atau ketampanan seseorang seringkali menggunakan istilah atau perumpamaan. Mengumpamakan wajahnya seperti rembulan, misalnya. Pujian itu terkesan seperti gombalan, dan orang yang dipuji serasa melayang.
kalau di Bali, peribahasa itu disebut sebagai sesawangan. Yakni ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan budi pekerti, tingkah laku, ketampanan, dan kecantikan seseorang dengan mengambil perumpaan benda atau sifat alam di sekitarnya. Ungkapan-ungkapan ini yang seringkali jadi bahan untuk merayu seseorang lho.
Berikut lima gombalan jadul berbahasa Bali yang masuk dalam kategori sesawangan. Kamu bisa mencobanya. Siapa tahu bikin doi klepek-klepek dan jatuh hati:
Baca Juga: Maknanya Dalam Banget, 10 Peribahasa Bali yang Relate Sama Kehidupan
1. Prarai ne mulan purnama. Artinya wajahnya bundar seindah bulan purnama
Wajah seorang perempuan digambarkan seindah bulan purnama. Kalau dilihat-lihat, bentuknya bulan purnama bundar, bercahaya, dan memberikan ketenangan bagi siapapun yang memandangnya. Begitulah sifat bulan yang digunakan sebagai perumpamaan untuk menggambarkan wajah seseorang yang cantik dan meneduhkan.
Wajahmu seindah purnama, membuatku betah memandangimu berlama-lama. Asyik banget kan?
Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan
2. Alis ne madon intaran. Artinya alisnya seindah lengkung daun intaran (Daun mimba)
Untuk menggambarkan alis seseorang di Bali biasanya menggunakan daun intaran atau daun mimba sebagai perumpamaan. Daun mimba memiliki bentuk daun yang serupa dengan alis manusia. Tidak hanya sebatas pada keindahan bentuk daunnya, di balik itu daun mimba adalah tanaman yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, termasuk kecantikan.
Baca Juga: 12 Pepatah Bahasa Bali Tentang Kehidupan, Jangan Dilupakan Ya
3. Sledet ne kadi tatit. Artinya lirikan matanya seperti petir
Kalau perumpamaan ini menggambarkan lirikan mata seseorang yang tajam. Kadangkala bisa bermakna lirikan yang galak. Sifat petir memberikan efek kejut yang menegangkan. Begitulah rasanya jika dilirik secara tajam oleh seseorang. Kamu sudah siap dilirik? Hati-hati bisa langsung menyambar ke jantung hati.
4. Pamulune gading nyalang, kadi emase mesangling. Artinya kulitnya gading berseri, seperti emas terupam (mengilat atau digosok)
Kulit seringkali menjadi pusat perhatian ketika pertama kali bertemu seseorang. Untuk memuji warna kulit seseorang, terutama yang berkulit gading, bisa menggunakan perumpamaan ini. Serupa emas yang mengilat, begitulah seseorang digambarkan memiliki kulit yang gading berseri.
5. Kemikan ne luir madu juruh. Artinya senyumnya manis semanis madu
Siapa sih yang gak suka kalau dipuji senyumnya manis semanis madu? Rasanya tentu bahagia ya digombalin seperti itu. Madu dipilih sebagai perumpamaan karena memang memiliki rasa yang manis. Madu tidak hanya sekadar manis, tetapi juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Kadang juga dijadikan sebagai obat.
Jadi lengkap sudah. Senyummu manis semanis madu, sekaligus menjadi obat dan pelipur lara hatiku. Karena itu, tetaplah tersenyum. So sweet kan?
Itulah beberapa gombalan jadul berbahasa Bali yang mungkin bisa kamu pakai sebagai referensi untuk ngegombalin si doi. Ada yang punya gombalan berbahasa Bali lainnya? Share di kolom komentar ya.