Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuningan

Kebaikan ada di sekitar kita

Bulan Desember 2018 ini tak hanya semarak dengan perayaan Natal. Umat Hindu pun juga gegap gempita dengan perayaan Galungan dan Kuningan.

Dua hari besar agama Hindu ini punya keunikan karena dirayakan setiap 210 hari atau kurang lebih enam bulan sekali. Hari Galungan jatuh setiap hari Rabu Kliwon wuku Dungulan sementara Kuningan dirayakan setiap Sabtu Kliwon wuku Kuningan. Kedua hari besar itu ternyata tepat jatuh pada 26 Desember dan 5 Januari 2019.

Selain memiliki keunikan, Hari Galungan dan Kuningan juga punya sisi pembelajaran yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja itu? Berikut lima di antaranya.

1. Selalu tegakkan kebaikan

Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuninganpixabay/sasint

Hari Galungan dirayakan umat Hindu sebagai hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan). Kisah heroik Bhatara Indra beserta pasukannya melawan raksasa jahat Mayadenawa ini jadi landasan lahirnya hari raya tersebut.

Kisah dalam mitologi Hindu ini kembali mengingatkan kita bahwa kebaikan harus senantiasa ditegakkan dalam kehidupan. Dengan berbuat baik, kedamaian dan ketentraman dapat diperoleh.

Berbuat baik pun bisa dilakukan dari tindakan kecil lho. Membantu saudara yang kesusahan, menolong ayah dan ibu adalah langkah kecil dalam menerapkan kebaikan di muka bumi. Dari tindakan itu, kebaikan-kebaikan yang lebih besar dapat dilakukan seiring berjalannya waktu.

2. Tak lupa bersyukur atas pemberian Tuhan

Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuninganunsplash/belart84

Rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan juga memberikan pelajaran bahwa kita tak boleh lupa atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Alam semesta beserta isinya dan juga dirimu bisa hadir karena kuasaNya. Tanpanya, mungkin kita dan alam semesta ini takkan pernah ada.

Rasa syukur yang dipanjatkan kepada Tuhan bisa kamu lakukan melalui doa-doa yang dipanjatkan. Untuk umat Hindu sendiri, dalam perayaan Galungan dan Kuningan tak hanya doa yang dihaturkan. Mereka juga memberikan berbagai persembahan berupa sesajen (Banten) dan makanan atau buah-buahan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Baca Juga: Menguak Makna: Kenapa Harus Pasang Penjor & Potong Babi Tiap Galungan?

3. Harus mampu kendalikan diri

dm-player
Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuninganunsplash/yogimadhav

Dalam rangakaian Hari Raya Galungan dan Kuningan ada satu hari yang dinamakan Hari Penyekeban. Rangkaian yang dirayakan pada Minggu Pahing wuku Dungulan ini punya makna filosofis yakni nyekeb indriya. Filosofi itu punya arti mengekang diri dari hal-hal yang sifatnya bertentangan dengan agama.

Nah, arti dari nyekeb indriya ini sebetulnya juga bisa dimaknai secara universal lho. Kita sebagai manusia harus senantiasa mampu mengendalikan diri dari hal-hal buruk. Jika kita mampu kendalikan sifat-sifat buruk dalam diri niscaya ketentraman dan kemudahan akan didapat.

4. Tak lupakan jasa para pendahulu

Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuninganunsplash/belart84

Perayaan Galungan dan Kuningan jadi momen yang penting bagi umt Hindu. Selain menghaturkan rasa syukur atas apa yang dianugerahkan oleh Tuhan, perayaan tersebut adalah saat untuk mengucapkan terima kasih atas jasa leluhur terdahulu.

Umat Hindu percaya bahwa pada saat Galungan dan Kuningan para leluhur yang telah mendahului mereka akan turun ke dunia. Sebagai ungkapan rasa terima kasih biasanya umat Hindu akan menyediakan suguhan untuk para leluhur berupa lauk pauk, nasi, dan juga buah-buahan.

Penghargaan para leluhur yang dilakukan umat Hindu ini bisa diimplementasikan dalam kehidupan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Kita bisa melakukannya dengan mengingat kembali bagaimana heroiknya perjuangan para pahlawan memerdekakan negara Indonesia dulu.

Mempelajari sejarah bangsa dan mendoakan para pendahulu bisa jadi cara-cara yang dapat dirimu lakukan agar ingatan akan perjuangan mereka tetap terjaga.

5. Displin dan tak buang waktu

Penuh Makna Suci, Ini 5 Pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuninganpixabay/nile

Rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan diakhiri dengan pemujaan kepada Tuhan saat Hari Kuningan. Uniknya, dalam perayaan Kuningan umat Hindu melakukan pemujaan sebelum jam 12 siang. Diyakini, sebelum jam 12 siang energi alam semesta masih berada pada titik puncak. 

Waktu pemujaan yang sedemikian rupa seolah mengingatkan kita bahwa waktu begitu berharga. Agar kita dapat menjalankan segala sesuatunya dengan maka kita harus disiplin dan tak membuang waktu. Jika tidak, maka kesempatan di depan mata bisa lenyap begitu saja.

Lima pelajaran dari Hari Raya Galungan dan Kuningan ini hendaknya bisa kamu terapkan dalam keseharian. Apalagi, kita sebentar lagi menyongsong tahun yang baru. Sudah siap jadi pribadi lebih baik lagi? Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan untuk seluruh umat Hindu yang merayakan.

Baca Juga: Memaknai Hari Raya Galungan, Mari Memenangkan Diri dari Ego

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya