Polisi di Bali Dirikan TPQ di Perumahan, Tergerak Minimnya Pendidikan 

Bripka Jono ajari anak-anak mengaji sejak dini

Badung, IDN Times – Seorang polisi yang berdinas di Direktorat Kepolisian Air dan Udara Kepolisian Daerah Bali, Bripka Jono (42), menarik perhatian. Selain aktif berdinas, ia juga peduli pendidikan agama Islam di Bali, dengan mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) secara gratis di lingkungan Kampial, Nusa Dua, Kabupaten Badung. 

Apa yang mendorong Bripka Jono mendirikan TPQ?

Baca Juga: TNI AL Sebar Pasukan Hingga Bandara Ngurah Rai

1. Lahir di Jawa Tengah, Jono awalnya tidak ingin jadi polisi

Polisi di Bali Dirikan TPQ di Perumahan, Tergerak Minimnya Pendidikan Para anak-anak di TPQ Asy Syifa' di Perumahan Kampial. (Dok.IDN Times/istimewa)

Bripka Jono lahir di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada 2 Januari 1981, dari pasangan Tarjani dan Mujirah. Ia kini menjabat Banit Unit 1 Sipatwalairud Subdit Patroli Airud Polda Bali di kesatuan Dit Polairud Polda Bali. Meski tumbuh dari keluarga kurang berada, namun ia bersyukur karena orangtuanya bisa menyekolahkannya hingga tamat Sekolah Menengah Atas.

“Saya dari keluarga pas-pasan, bapak dan ibu sebagai buruh tani. Kami tinggal di pelosok kampung, waktu masih SMP, SMA saya ngaji di Pak Kyai Khuzaeri di kampung sebelah, ngajinya malam dan saya numpang naik sepeda ontel dengan teman. Penerangan ngajinya dengan lampu oblik (pakai minyak tanah),” kenangnya.

Ia dulu dikenal sebagai anak yang cerdas, selalu mendapatkan peringkat pertama dan masuk tiga besar di sekolahnya. Saat kelas 3 SMA Negeri Subah, ia mengambil jurusan IPA. Kemudian sempat ditawari masuk ke STT Telkom melalui jalur prestasi. Namun orangtuanya tidak mengizinkan karena tidak memiliki biaya untuk pendidikan.

Ia mengaku sebenarnya cita-cita awalnya bukanlah menjadi polisi. Malah ingin kuliah namun karena terkendala biaya, sehingga tidak bisa terlaksana. Baru setelah ia dewasa keinginan kuliah tersebut bisa ia gapai.

“Kalau saya saat ini masih kuliah di Universitas Terbuka semester 1,” ungkapnya.

Bripka Jono mempersunting Yanna Erlina Neno dan memiliki dua orang putra yang saat ini menuntut ilmu di pondok pesantren. Putranya, Satya Rizkiano Adha Pratama sebagai santri Pondok Modern Darussalam Gontor dan Tadya Haryano Yudho Prasetyo sebagai santri Pondok Darul Istiqomah Bondowoso.

2. Inisiatif karena pendidikan agama Islam minim didapatkan di sekolah di Bali

Polisi di Bali Dirikan TPQ di Perumahan, Tergerak Minimnya Pendidikan Para anak-anak di TPQ Asy Syifa' di Perumahan Kampial. (Dok.IDN Times/istimewa)

Bripka Jono mengaku inisiatif ini dilakukan karena terenyuh terhadap pendidikan agama Islam di Bali yang sangat minim didapat anak-anak. Ia pun berinisiatif mendirikan tempat pendidikan agama, khususnya di Perumahan Raya Kampial Nusa Dua, Kuta Selatan. Menurutnya, langkah ini perlu dilakukan karena porsi pendidikan agama Islam di tingkat sekolah formal sangat minim. Lokasi pendidikan agama Islam tersebut dinamai Asy Syifa'.

“Pendidikan agama Islam mendapatkan porsi sedikit sehingga tergerak hati untuk mendirikan tempat pendidikan agama untuk anak-anak SD dan SMP yang tinggal di Nusa Dua,” ungkapnya.

3. Membeli rumah untuk mengajar 71 anak mengaji

Polisi di Bali Dirikan TPQ di Perumahan, Tergerak Minimnya Pendidikan Ilustrasi anak-anak penghafal Al Quran (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Di TPQ ini seluruh biaya bulanan digratiskan untuk anak-anak santri. Dengan kebijakan ini, diharapkan mendorong para orangtua agar mengikutsertakan pembelajaran di TPQ Asy Syifa'. Ada 7 ustad yang mengajar sekitar 72 orang santri. Saat ini TPQ Asy Syifa' memiliki 3 gedung yakni Blok N/4, Blok N/5, dan Blok O/7.

“Awalnya anak-anak Muslim yang ada di Perumahan Raya Kampial mengaji di rumahnya Pak Rusnan (almarhum) pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2010 rumah Pak Rusnan kami beli untuk dijadikan sebagai TPQ,” ungkap Jono, pada Sabtu (25/2/2023).

Dengan keberadaan TPQ ini, pihaknya berharap bisa membantu anak-anak dalam pendidikan agama Islam dan anak-anak yang belum bisa mengaji agar datang ke TPQ tersebut.

Adapun para pengajar anak-anak di sana di antaranya:

  • Bripka Jono sebagai penanggung jawab TPQ sekaligus pengajar
  • Ustadz Rahmatullah sebagai Kepala TPQ dan pengajar. Tercatat sebagai alumni Ponpes Sidogiri Pasuruan
  • Ustadz Muhibbin sebagai pengajar dan merupakan Da'i dari Ponpes Sidogiri Pasuruan
  • Ustadz Alvinur Sayeed Widnatha sebagai pengajar, merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, dan saat ini kuliah di STIKOM Bali
  • Ustadzah Nurhayati sebagai pengajar
  • Ustadzah Dwi Novia Wahyuni sebagai pengajar dan merupakan sarjana Pendidikan lulusan UNDIKSHA Singaraja Bali
  • Ibu Suharsi sebagai tata usaha yang mencatat administrasi TPQ Asy Syifa'

4. Belajar di Asy Syifa’ ada dua sesi, tidak hanya soal baca Al-Quran

Polisi di Bali Dirikan TPQ di Perumahan, Tergerak Minimnya Pendidikan iIlustrasi salat (IDN Times/Aditya Pratama)

Jono yang juga merupakan Ketua Kerukunan Warga Muslim Perumahan Raya Kampial tersebut, menjelaskan bahwa proses belajar anak-anak TPQ Asy Syifa' ada dua sesi. Setelah selesai salat Asar kurang lebih pukul 16.00 Wita sampai dengan pukul 17.15 Wita, TPQ mengajar anak-anak yang duduk di sekolah TK dan SD. Kemudian setelah salat Magrib kurang lebih pukul 19.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita, mengajar anak-anak SMP dan SD yang sekolahnya full day.

“Selain pendidikan belajar membaca Al Qur'an, materi yang kami berikan kepada anak-anak adalah Fiqih, Tauhid, Akhlak, Sejarah Islam, Fasholatan, dan Bahasa Arab. Untuk ektra kurikulernya adalah belajar main rebana.

Alhamdulillah kami punya sanggar seni Rebana Asy Syifa' yang sudah mendapatkan SKT dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung. Dan insyaallah tahun ini mendapatkan bantuan dana dari Bupati Badung,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya