Kisah Atlet Kempo di Bali yang Kidal, Gerakan Tak Mudah Dibaca Lawan

Sang juara telah berhasil menyabet banyak penghargaan

Denpasar, IDN Times – Perayaan Hari Kidal Internasional digelar setiap tanggal 13 Agustus. Pertama kali diperingati pada tahun 1976 dan berlangsung sampai sekarang. Para pengguna dominan tangan kiri ini sempat merasakan ketidaknyamanan karena dianggap tidak sopan. Terutama mengingat Indonesia menjunjung tinggi norma kesopanan dengan dominan menggunakan tangan kanan.

Namun begitu, atlet bela diri Kempo asal Denpasar, Mansy Singko (40), mengungkapkan bahwa pengguna dominan tangan kiri tidak perlu berkecil hati ataupun memaksakan diri harus menggunakan tangan kanan. Ia justru merasakan keuntungan sebagai orang kidal. Sebagai atlet kidal bela diri, gerakannya cenderung tidak terbaca lawan. 

Baca Juga: Difabel yang Menekuni UMKM di Tabanan Terkendala Pemasaran

1. Pernah ditegur orang-orang sekitarnya karena dominan menggunakan tangan kiri

Kisah Atlet Kempo di Bali yang Kidal, Gerakan Tak Mudah Dibaca LawanMansy Singko saat berkomunikasi dan menjelaskan juga dominan menggunakan tangan kiri atau kidal. (IDN Times/Ayu Afria)

Saat diwawancara IDN Times, pada Rabu (10/8/2022), Mansy mengungkapkan pernah ditegur oleh orang-orang di sekitarnya karena dominan menggunakan tangan kiri. Dari empat bersaudara, hanya ia yang kidal. Kondisi ini pun dipahami sang ibu. Sementara itu, ayahnya sempat menakut-nakutinya, meminta Mansy untuk tetap belajar mengunakan tangan kanan. Apabila tidak mau menggunakan tangan kanan, dikatakan akan ditolak masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sejak saat itulah ia berusaha menggunakan tangan kanan meskipun tidak terlalu nyaman. Menurutnya, beraktivitas menggunakan tangan kiri memang terasa lebih nyaman dibandingkan dengan tangan kanannya.

“Di SD memang aku nulisnya tangan kiri. Dominan tangan kiri. Ketika melakukan apapun itu tangan kiri. Paling ringan tangan kiri. Orang luar yang belum kenal, dikira nggak sopan. Terbiasa begitu,” ungkapnya.

2. Belajar menulis menggunakan tangan kanan selama 2 bulan karena takut ditolak masuk sekolah

Kisah Atlet Kempo di Bali yang Kidal, Gerakan Tak Mudah Dibaca Lawanilustrasi menulis (pexels.com/SHVETS production)

Pria asal Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini bercerita pernah ditegur tetangga dan teman-temannya karena memberi dengan menggunakan tangan kiri sebab dinilai tidak sopan. Teguran demi teguran ia terima sehingga terpaksa ia belajar menggunakan tangan kanan. Dalam waktu 2 bulan menjelang masuk SMP, ia belajar keras menulis menggunakan tangan kanan.

“Yang membuat aku beralih tangan kanan, itu Bapakku yang bilang, di SMP itu tidak diterima siswa yang menulis pakai tangan kiri. Bingung saya. Dalam hati mau sekolah kok persyaratannya harus tulis tangan kanan. Terpaksa dari Juli sampai Agustus belajar tulis tangan kanan,” kisahnya.

Tidak selesai begitu saja, ia merasa sangat kesulitan menulis materi Bahasa Indonesia dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang sekarang menjadi mata pelajaran PPKN.

Hingga saat ini ia malah bisa menggunakan kedua tangannya untuk melakukan aktivitas yang sama. Mansy mengaku telah belajar kapan dan di mana harus menggunakan tangan kirinya dan tangan kanannya.

“Makan tergantung situasi. Kalau dilihatin, di situ ada orang banyak atau orang yang nggak kenal atau pejabat, tangan kanan,” terangnya.

3. Menjadi kidal malah memberi keuntungan tersendiri, sering diwaspadai lawan bela diri

Kisah Atlet Kempo di Bali yang Kidal, Gerakan Tak Mudah Dibaca LawanMansy Singko saat berkomunikasi dan menjelaskan juga dominan menggunakan tangan kiri atau kidal. (IDN Times/Ayu Afria)

Mansy mengungkapkan bahwa dalam dunia olah raga, khususnya bela diri, lawan bertanding akan waspada apabila lawan mainnya merupakan orang kidal. Mengapa demikian? Karena serangan lawan yang kidal tidak bisa diprediksi. Keuntungan kidal ini pun sudah dirasakan oleh Mansy.

Banyak prestasi yang ia torehkan melalui olah raga bela diri kempo. Berikut deretan prestasi Mansy yang bertanding dengan menggunakan tangan kidal:

  1. Kejuaraan Nasional Udayana Power Open 2002, kategori embu (perak)
  2. Kejuaraan Nasional Puputan Badung, 2002, kategori embu (perak)
  3. Kejuaraan Puputan Badung 2002, kategori randori putra (perunggu)
  4. Porprov Bali, 2003, di Singaraja kategori embu (perunggu)
  5. Porprov Bali, 2005 di Jembrana, kategori embu (2 perunggu) dan (1 emas)
  6. Kejuaraan Bali Open 2006, di Gianyar, kategori randori (1 emas), kategori embu (1 perunggu)
  7. Kejuaran Mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta 2006 (emas)
  8. Kejurnas Puputan Badung Cup II 2006, kategori embu (emas)
  9. Lolos Kualifikasi PON XVII 2007 di Makasar
  10. Mengikuti PON XVII 2008 di Kalimantan Timur
  11. Porprov Bali 2011 di Jembrana, kategori embu (2 emas)
  12. Kejurnas Bogor Open 2013 (2 perak)
  13. Kejuaraan Umnas Cup 2014 di Denpasar, kategori embu (emas)
  14. Porprov Bali 2015 di Singaraja, kategori embu (perak)

Dari semua laga pertandingan yang ia ikuti, menurutnya yang paling berkesan adalah Kejuaraan Bali Open 2006 di Kabupaten Gianyar karena ia meraih medali emas pertama. Kemudian kejuaraan antara mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta tahun 2006 di partai Final. Di sana ia berkesempatan bertemu tuan rumah dan kembali meraih medali emas.

“Kalau aku justru bangga punya kekuatan tangan kiri. Karena senjata kalau berantem ya tangan kiri (bela diri). Tangan kiri orang susah untuk memprediksi. Kebetulan aku kan olah raga juga. Di olah ragaku kan ada fighter-fighter. Jadi dominanku kiri, orang susah memprediksinya. Jadinya mereka agak bingung,” jelasnya.

Ia berpesan bagi orang-orang yang dominan menggunakan tangan kiri, tidak perlu memaksakan diri harus menggunakan tangan kanan. Namun beradaptasi kapan seharusnya menggunakan tangan kanan juga sangat penting untuk menghormati norma yang ada. Dengan begitu, orang sekitar pun merasa lebih dihargai.

“Nggak usah minder dengan anggapan masyarakat bahwa tangan kidal itu aneh. Gunakanlah tangan kidal itu untuk sesuatu yang positif. Malahan tangan kidal itu bisa memberikan sesuatu yang menarik kalau di bidang olahraga. Tangan kidal sangat dikhawatirkan oleh musuh,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya