TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketut Karjaya, Sosok di Balik Rumput Stadion Dipta Berstandar FIFA

Memperlakukan rumput seperti anak sendiri

Groundsman Stadion Kapten I Wayan Dipta, Ketut Karjaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Gianyar, IDN Times - Rumput di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali telah memperoleh nilai Excellent dari Labosport untuk ajang internasional. Dengan penilaian ini, rumput di kandang Bali United tersebut memiliki standar FIFA dan sudah sangat layak untuk menggelar berbagai event sepak bola bertaraf internasional.

Terdekat, Stadion Kapten I Wayan Dipta akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Usia-20 yang akan digelar pada tahun 2023 mendatang. Lalu siapakah sosok penting di balik bagusnya kualitas rumput di Stadion Kapten I Wayan Dipta?

Baca Juga: Ilija Spasojevic Hattrick, Bali United Pesta Gol Lawan Dewa United

1. Belajar merawat rumput stadion secara otodidak

Groundsman Stadion Kapten I Wayan Dipta, Ketut Karjaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

I Ketut Karjaya (47) atau yang akrab disapa Pak Petruk, groundsman di Stadion Dipta yang menjadi sosok penting dalam menciptakan kualitas rumput dari markas Bali United. Groundsman merupakan perawat lapangan, yang memiliki tugas khusus merawat rumput di stadion. 

Di klub-klub Eropa, groundsman ini berperan vital dan bahkan menjadi posisi yang diperebutkan karena skill-nya berpengaruh dalam kualitas stadion. Ketut Karjaya sudah bergabung dengan Bali United sejak tahun 2014 silam. Ia belajar merawat rumput stadion secara otodidak. Sesekali ia juga berlatih dengan Direktur PT Harapan Jaya Lestarindo, Marwoto.

“Saya sudah bertugas untuk mengurus stadion ini (Kapten I Wayan Dipta) sejak tahun 2014. Dari awal mula inilah saya mulai menanam rumput di Stadion Dipta, hingga saat ini. Pengalaman saya jadikan media belajar. Kalau sekali gagal, saya belajar lagi. Harus terus belajar, karena yang saya pelajari adalah rumput yang terus berkembang,” ujar Karjaya, Senin (28/11/2022).

2. Awalnya bekerja serabutan, kini bisa “hidup” dari rumput

Groundsman Stadion Kapten I Wayan Dipta, Ketut Karjaya. (Instagram.com/baliunitedfc)

Menjadi seorang Groundsman, membawa perubahan bagi hidup Karjaya dan keluarganya. Sebelumnya Karjaya bekerja serabutan. Namun kini ia bisa memiliki tanggung jawab atas 12 pegawai yang bekerja di bawah komandonya.

“Saya menghidupi rumput dan rumput telah menghidupkan saya. Banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya. Salah satunya ekonomi keluarga yang membaik setelah saya merawat rumput di Stadion Dipta,” ungkapnya.

Kecintaannya terhadap pekerjaan, membuat pria 47 tahun ini, selalu ingin maksimal dalam menjaga kualitas rumput. Selain memengaruhi kualitas stadion, rumput juga memengaruhi kenyamanan para pemain.

3. Menganggap stadion sebagai rumah kedua

(baliutd.com)

Pekerjaan sebagai groundsman, membuat Ketut Karjaya sehari-harinya menghabiskan waktu di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Ia dengan teliti memerhatikan perkembangan rumput yang dirawatnya. Bahkan ia sudah mengangap Kapten I Wayan Dipta sebagai rumah kedua.

“Stadion Kapten I Wayan Dipta seperti rumah kedua saya. Kalau tidak dikunjungi dan melihat perkembangan rumputnya, rasanya ada yang kurang,” jelas Karjaya.

Ia juga memiliki kekaguman dengan stadion-stadion di Liga Inggris. Jika menonton Liga Inggris, perhatiannya justru tertuju pada kualitas rumput stadionnya. 

“Saya sering menonton Liga Inggris, tapi yang menjadi pusat perhatian saya bukan jalannya pertandingan. Melainkan tampilan rumput mereka di Eropa. Ada harapan saya suatu saat klub sekelas Manchaster United bisa merasakan rumput di Stadion Dipta yang selama ini saya rawat,” harapnya.

Berita Terkini Lainnya