TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penting Kamu Perhatikan! 5 Etika saat Menelepon Seseorang

Hal kecil tapi sering diabaikan ya!

ilustrasi menelepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berkomunikasi melalui telepon sangat umum dilakukan oleh masyarakat, terutama jika tidak bisa bertemu langsung. Meskipun bisa dilakukan setiap saat, tapi sebaiknya ketika menelepon seseorang, tidak dilakukan secara asal-asalan dan tanpa etika. 

Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan dan dipahami ketika menelepon seseorang. Terlebih yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal tersebut penting agar lawan bicara di telepon tetap merasa nyaman. Nah, kira-kira apa saja etika yang perlu diperhatikan ketika menelepon seseorang? Simak langsung penjelasannya berikut ini ya!

Baca Juga: 7 Kebiasaan Menelepon yang Tidak Disukai Orang, Pantas Gak Diangkat

1. Membuka dan menutup dengan ramah 

ilustrasi menelepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beri atau jawablah salam serta sapaan dengan ramah dan positif. Jangan sampai lupa untuk memberi atau menjawab salam serta sapaan pembuka. Jika kamu adalah pihak penelepon, maka ucapkan terima kasih dan memperkenalkan diri. Namun, jika kamu penerima, maka tanyakan secara ramah apa yang bisa dibantu.

Begitu juga ketika hendak ingin menutup telepon. Pastikan untuk mengucapkan terima kasih bila kamu di pihak penelepon. Namun, jika kamu penerima, maka tanyakan kembali apakah ada hal lain yang bisa kamu bantu sebelum menutup telepon. Jangan lupa untuk memberi atau menjawab salam serta sapaan penutup dengan ramah dan positif ya.

2. Berbicara dengan jelas dan jaga nada bicara

ilustrasi menelepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berbicara dengan jelas adalah etika menelepon yang juga perlu diperhatikan. Mengapa demikian? Karena lawan bicara hanya bisa menilai melalui suara saja. Berbicara dengan jelas memastikan pihak lawan bicara dapat mendengar setiap informasi yang kamu sampaikan serta untuk meminimalisir terjadinya miskomunikasi.

Selain itu, perlu pula kamu menjaga nada bicaramu ketika berbicara melalui telepon. Pihak lawan bicara bisa mengetahui emosi yang kamu rasakan melalui nada bicara. Maka dari itu, perlu kamu pastikan untuk tidak berbicara dengan nada tinggi agar kamu tidak dianggap memiliki sikap yang buruk oleh lawan bicara.

3. Gunakan bahasa bicara yang tepat

ilustrasi menelepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gunakanlah bahasa bicara dan tubuh yang tepat. Maksudnya, jangan gunakan bahasa informal atau bahasa sehari-hari ke lawan bicara. Terlebih lagi ketika berbicara dengan orang yang tidak begitu dekat atau terkait dengan pekerjaan maupun institusi yang resmi. Pastikan untuk selalu menggunakan bahasa yang formal saat berbicara melalui telepon.

Bbahasa tubuh tetap harus diperhatikan. Meski kamu tidak berbicara secara tatap muka, bahasa tubuh tetap mengomunikasikan perasaanmu. Sebagai contoh, saat kamu tersenyum maka suaramu akan terdengar lebih ringan. Dari sana, lawan bicara akan menerima kesan kamu bahagia bicara dengannya.

4. Melakukan active listening 

ilustrasi menelepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berikutnya, jadilah pendengar yang aktif. Mendengarkan secara aktif artinya memberi perhatian penuh kepada pihak lawan bicara. Dengan begitu, kamu dapat memberi respons yang tepat terhadap segala informasi atau keluhan yang didengarkan. Memberi respons yang tepat menandakan kepedulian serta sikap empatimu terhadap lawan bicara.

Tentunya hal tersebut akan meninggalkan kesan positif bagi lawan bicara. Jika perlu, cobalah untuk mengambil catatan ketika melakukan panggilan telepon. Hal tersebut bisa membantumu untuk mendapatkan dan mengingat poin utama dari topik yang dibicarakan. 

Verified Writer

Rendy Firmansyah

Seorang mahasiswa yang mencoba menekuni bidang kepenulisan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya