TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pelawak dari Bali yang Legendaris, Paling Ditunggu di Drama Gong

Ada yang masih ingat dengan ungkapan 'Lengeh celenge'?

Gangsar (Kiri) dan Dabdab (Kanan). (YouTube.com/Yayasan Kesenian Bali)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Tahun 1970-an adalah masa kejayaan seni pertunjukan drama gong di Bali. Seni pertunjukan ini melahirkan para seniman yang hingga kini masih memiliki tempat di hati pencinta drama gong.

Seniman drama gong sangat erat kaitannya dengan unsur lawakan. Sehingga dalam setiap pementasan, aksi lawakan mereka ini yang paling ditunggu kemunculannya.Yuk, kenalan dengan para pelawak Bali yang legendaris berikut ini.

Baca Juga: Sosok Badengwati, Juara Dunia Pencak Silat dari Bali yang Terlupakan

1. Petruk, mantan pegawai RSJ di Bangli

Petruk / Nyoman Subrata. (YouTube.com/Bali Demen Channel)

Ia memiliki nama asli Nyoman Subrata yang berasal dari Banjar Kawan, Desa Kawan, Kabupaten Bangli. Pria kelahiran 1949 ini adalah pensiunan pegawai Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli.

Ia sudah malang melintang di dunia seni pertunjukan drama gong sejak tahun 1980-an. Seiring meredupnya pertunjukan drama gong, ia bersama Dolar (Almarhum), berduet untuk menghibur masyarakat di pura maupun pementasan seni lainnya.

Sosok Petruk memang memiliki kekuatan tersendiri, seakan-akan mampu menghipnotis penonton untuk ikut tertawa. Ketika dia naik ke atas panggung, penonton sudah tertawa hanya dengan melihat posturnya saja.

Di hari senjanya, Petruk masih kerap pentas di beberapa lokasi pertunjukan. Lawakan-lawakan segarnya masih tetap mampu mengocok perut para penonton.

2. Dolar, menghipnotis penonton dengan gerak-geriknya yang lucu

Dolar/Wayan Tarma. (YouTube.com/RUPA BALI)

Almarhum Dolar adalah lawan duetnya Petruk. Mereka seakan tidak pernah tergantikan. Namun di tengah perjalanan karier mereka, Petruk dan Dolar harus berpisah karena sudah tidak ada kecocokan lagi. Masing-masing memilih untuk menjalankan karier lawaknya sendiri.

Pemilik nama asli Wayan Tarma meninggal dunia di usia 65 tahun pada 9 Juli 2016 karena sakit. Dolar berasal dari Banjar Siladan, Desa Tamanbali, Kabupaten Bangli.

Sama seperti Petruk, sosok ini mampu mengundang gelak tawa penonton meskipun terdiam saja. Gerak-geriknya di atas panggung sangat unik, sehingga sering membuat para penonton tertawa.

Baca Juga: 6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau Dewata

3. Dabdab, pelopor seni rias wajah dengan konsep lucu

Dabdab (Kiri) dan Komang Apel (Kanan). (YouTube.com/RUPA BALI)

Dabdab atau Nyoman Pidada adalah pelawak yang berasal dari Sukawati, Kabupaten Gianyar. Nama Dabdab mulai dikenal sejak bergabung bersama sekeha drama gong Bintang Bali Timur. Selama di sekeha ini, ia sering berduet bersama pelawak Kiul. Sehingga duet antara Dabdab-Kiul ini menjadi populer seperti Petruk-Dolar.

Dabdab adalah pelopor rias wajah drama gong dengan konsep lucu. Riasan wajah dari pelawak Petruk dan Dolar terinspirasi dari riasan wajah Dabdab. Dabdab menghembuskan napas terakhirnya pada 30 Januari 2019 di usia 77 tahun.

4. Komang Apel, pelopor kebangkitan drama gong di Bali

Komang Apel/Ida Bagus Raka Pudjana. (YouTube.com/KOMANG APEL)

Ida Bagus Raka Pudjana adalah pelopor kebangkitan drama gong di Bali. Ia bersama sekeha Bintang Bali Timur mampu menyemarakkan seni pertunjukkan drama gong pada tahun 1970-an.

Ia memilih nama Komang Apel sebagai nama panggungnya. Nama Apel bukanlah terinspirasi dari buah apel. Melainkan merupakan singkatan dari 'Akulah Pemuda Ekonomi Lemah'. Ia menggunakan nama tersebut, karena saat itu keadaan ekonominya memang kurang mampu.

'Lengeh Celenge' adalah ungkapan yang dipopulerkan oleh Komang Apel. Ungkapan ini menjadi sangat populer di masyarakat. Sering digunakan untuk mengungkapkan seseorang yang melakukan kesalahan atau hal bodoh. Selain pelawak, Komang Apel juga sebagai penyanyi.

Berita Terkini Lainnya