TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Perlu Stres! 5 Langkah Mengatasi Quarter-Life Crisis

Mulai terapkan yuk!

ilustrasi quarter-life crisis (pexels.com/Alex Green)

Akhir-akhir ini beranda sosial media banyak membicarakan tentang quarter-life crisis. Periode di mana seseorang merasakan tekanan yang begitu memuncak dalam hidupnya. Ia terjebak dalam kondisi ketidak stabilan yang nyata.

Krisis tersebut memang tidak dialami oleh anak-anak ataupun orangtua, melainkan krisis ini sebagian besar melanda kaum millennials. Pada usianya yang menginjak 20 hingga 30-an tahun, mereka banyak menuntut dirinya untuk melakukan hal yang lebih.

Mengacu pada hal di atas, tidak jarang ditemukan beberapa kaum remaja yang stres akibat quarter-life crisis. Dalam mengatasi dampak tersebut, coba simak ya di bawah ini langkah mengatasi quarter-life crisis:

Baca Juga: 5 Cara Menemukan Pasangan yang Pas, Dia Selalu Ada saat Suka dan Duka 

1. Mengambil langkah inovatif

ilustrasi langkah inovatif (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada banyak langkah yang dapat kita ambil untuk menghadapi quarter-life crisis. Namun tidak ada yang lebih efektif jika langkah pertama yang kita ambil ialah dengan melakukan hal yang bersifat inovatif. 

Saat kita stuck dalam sebuah pekerjaan lama yang telah usang, maka orang-orang tak lagi dapat melihat kita sebagai seorang yang produktif dan berinovasi. Hal itu menjadi pemicu stres dalam menghadapi quarter-life crisis.

Contoh langkah inovatif yang dapat diambil adalah mencoba hal baru dengan meningkatkan skill dan pengetahuan sehingga orang lain dapat melihat inovasi kita dalam berproses dan menunjukkan ability yang kita punya.

2. Berpikir positif

ilustrasi berpikir positif (pexels.com/Michael Burrows)

Stres kadang timbul akibat dari seringnya seseorang berpikir negatif terhadap suatu keadaan atau terhadap suatu hal. Maka dengan menerapkan pemikiran positif dalam setiap pergerakan yang kita ciptakan, sedikit demi sedikit stres itu akan berkurang dan kita dapat menumbuhkan rasa percaya diri untuk melakukan hal yang lebih besar dan lebih bermanfaat. 

Berpikir positif juga dapat mengurangi ketidak senangan kita sebagai kaum millennials menghadapi quarter-life crisis. Ungkapan "Tumbuh Dewasa Tak Seindah yang Dibayangkan" yang kini tengah marak di kalangan kaum muda dapat dihilangkan dengan pikiran-pikiran positif diciptakan. 

Tak dapat dipungkiri bahwa stres yang disebabkan oleh quarter-life crisis sebenarnya ialah dampak yang didapatkan dari seringnya seseorang berpikir negatif terhadap kehidupan yang dijalani.

3. Merekonstruksi kemampuan

ilustrasi membangun ulang (pexels.com/Tima Microshnichenko)

Sebagai bentuk rasa syukur terhadap kemampuan yang dimiliki, seseorang perlu membangun kembali ability-nya. Seperti sebuah bangunan yang hampir roboh, tentunya diperlukan perbaikan serta penambahan fondasi untuk membuatnya kembali kokoh. 

Merekonstruksi ability atau kemampuan, bisa dengan melakukan introspeksi diri sebelum kemudian mengambil langkah untuk berpikir bagaimana cara membangun ulang kemampuan tersebut. Nah dengan cara ini anak-anak muda tidak perlu khawatir menghadapi quarter-life crisis yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisiknya.

4. Mengeksplorasi kompetensi diri

ilustrasi mencari kompetensi (pexels.com/Pixabay)

Setiap orang pasti mempunyai kompetensi diri yang bervariasi, entah itu kompetensi menulis, mengamati, berpikir, bekerja dan lain-lain. Kegiatan mengeksplor kompetensi ini dilakukan untuk menemukan keterampilan yang mungkin tersembunyi dalam diri kita.

Dengan mengeksplor kompetensi diri, kita dapat menemukan passion yang pas sehingga kita mempunyai bekal untuk menghadapi quarter-life crisis di kalangan kaum millennials. Menghadapinya dengan rasa cemas dan khawatir berlebih tidak dapat menyelesaikan berbagai kemungkinan yang akan muncul selama kita berada pada quarter-life crisis ini dengan baik. 

Maka dengan mencari kompetensi lain yang kita punya, kemungkinan besar quarter-life crisis yang dirasa menyeramkan tidak akan pernah lagi seseram seperti yang dibayangkan. Sekarang bagaimana caranya agar bisa meningkatkan kompetensi itu.

Writer

Haudhatin Adzimi

I'm a good person

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya