TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ungkapan Berbahasa Bali yang Menggambarkan Sikap Bertolak Belakang

Kelihatannya bahagia di luar, padahal hatinya hancur

Foto hanya ilustrasi. (Dramabeans.com)

Sikap bertolak belakang rasanya pernah dirasakan oleh semua orang. Misalnya seseorang terlihat bahagia di luar, ternyata hancur di dalam. Seseorang terlihat baik di luar, tapi punya niat busuk di hatinya, dan beberapa contoh lainnya.

Sikap-sikap bertolak belakang terkadang dikiaskan melalui ungkapan atau pepatah. Dalam Bahasa Bali, ada ungkapan-ungkapan yang bisa digunakan untuk menyebut sikap bertolak belakang seseorang. Berikut ini enam ungkapan berbahasa Bali tentang sikap bertolak belakang:

Baca Juga: 10 Kamus Percakapan Dasar Bahasa Bali, Pedoman Buat Traveller Nih

1. Goloh tendas kelet ikut (Longgar kepala, sempit ekor)

pexels.com/@nicholas-swatz-1200624

Ungkapan goloh tendas kelet ikut ini dikiaskan utnuk seseorang yang kelihatannya saja suka bersosial dan memberi. Tetapi sebenarnya ia sangat kikir.

Misalnya, ada orang yang hendak meminjam uang kepada orang yang kaya. Orang kaya itu terlihat rela memberikan uangnya segera. Akan tetapi di balik itu semua, orang kaya ini mematok bunga tinggi setiap bulannya.

2. Ngimpek ngelen ulat (Mencubit membuang pandangan)

ilustrasi berkumpul bersama teman (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Ungkapan ngimpek ngelen ulat dikiaskan kepada seseorang yang sebenarnya mendendam, namun pura-pura berlagak baik untuk menyembunyikan dendamnya itu. Tidak baik mendendam ya, guys.

3. Renget-renget tendas penyu, pulangin kandik pindo tuara belur (Retak-retak kepala penyu, dua kali diparang belum jejas atau tidak terluka sedikit pun)

pexels

Ungkapan ini untuk mengiaskan dua bersaudara yang kelihatannya bermusuhan dan suka bertengkar. Tapi begitu menghadapi musuh, ternyata mereka bersatu dan menjadi tak terkalahkan. Lawannya pun tidak dapat mengalahkan mereka.

4. Liunan krebek kuangan ujan (Kebanyakan gemuruh kekurangan hujan)

Pexels.com/cottonbro

Ungkapan ini dikiaskan kepada orang yang suka bicara tinggi, namun tidak ada hasilnya. Atau contoh lainnya, orang yang sering membual dan mengatakan dirinya berani atau ksatria, tetapi sebenarnya pengecut.

5. Menang di pangambiaran, kalah di pejongkokan (Menang di luar, kalah di dalam)

beesa.co.za

Ungkapan ini dikiaskan untuk seseorang yang terlihat indah dan terkesan mampu di luar, namun di rumahnya sedih karena kemiskinan yang dialami. Ungkapan ini juga digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kelihatan cakap, baik dan pandai, tetapi batinnya buruk serta dungu.

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

Berita Terkini Lainnya