TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Ungkapan yang Dijadikan Pedoman Hidup Masyarakat Bali

Sepanjang hidupmu pasti akan terus belajar

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Emmabauso)

Setiap detik dalam hidup, selalu ada pelajaran yang akan kamu terima. Karena sepanjang hidupmu akan terus belajar tiada henti dari Sang Guru Kehidupan (Tuhan Yang Maha Esa). Sebab pengalaman hidup akan mengubah pandanganmu jauh lebih bijaksana.

Masyarakat Bali juga menggunakan beberapa pandangan hidup yang arif dan bijaksana dalam menjalani kehidupannya. Pandangan hidup membuat seseorang belajar memahami keadaan, menerima kenyataan, dan mengikhlaskan apapun yang terjadi dalam hidupnya.

Berikut ini empat ungkapan yang dijadikan pedoman hidup masyarakat Bali:

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

Baca Juga: 4 Bait Tembang Bali yang Menyelipkan Pesan Kehidupan, Biar Bijaksana

1. Hidup baan dakin lima (Hidup dari hasil keringat sendiri)

freepik.com/tirachardz

Dakin lima secara arti gamblang berarti kotoran tangan. Namun secara kiasan, dakin lima berarti hasil keringat sendiri. Istilah ini memberikan pesan, bahwa lebih baik hidup dari hasil jerih payah sendiri, dengan jalan yang baik pula. Karena dari situ, ada kebanggsan, ketenangan, dan kepuasan yang bakalan kamu rasakan seumur hidup.

2. Urip atau angkihan baan nyilih (Nyawa atau napas ini hanya meminjam)

unsplash.com/zacharytnelson

Ungkapan urip atau angkihan baan nyilih jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia bermakna nyawa atau napas ini hanyalah meminjam. Sewaktu-waktu bisa diambil oleh Tuhan Yang Maha Esa jika itu memang sudah takdirnya.

Karena itu, ungkapan ini tersirat pula pesan agar manusia banyak-banyak berbuat baik. Karena kematian itu pasti. Hanya waktu kedatangannya saja yang menjadi rahasia Tuhan.

3. Aget sing dadi tagih, sebet sing dadi kelidin (Mujur tak dapat diminta, malang tak dapat dihindari atau ditolak)

Pexels.com/Tim Gouw

Keadaan maupun perjalanan hidup yang kamu lalui memang belum tentu berjalan sesuai keinginan. Serupa dengan ungkapan Bahasa Bali aget sing dadi tagih, sebet sing dadi kelidin yang bermakna mujur tak dapat diminta, malang tak dapat dihindari atau ditolak.

Terkadang kamu hanya berharap kepada datangnya keberuntungan. Namun itu tidak bisa diatur. Tuhan juga telah menyiapkan kemalangan untuk kamu jalani sebagai proses pembelajaran dalam hidup.

Berita Terkini Lainnya