TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Menjadi Perfeksionis-Produktif, Jangan Sampai Toksik

Orang perfeksionis berbeda dengan orang gigih ya

ilustrasi seseorang sedang bekerja (pexels.com/Tim Samuel)

Pada dasarnya, semua orang memiliki standar sendiri dalam ‘kesempurnaan’—entah itu rumah yang bersih sampai tidak ada debu, nilai 100, atau projek sempurna tanpa cacat cela. Penelitian mengungkapkan ada 3 macam tipe perfeksionis. Pertama, orang yang berorientasi pada diri sendiri, di mana ia memiliki standar tinggi untuk diri sendiri.

Kedua, si perfeksionis yang ‘dibentuk’ oleh sosial. Orang ini merasa tekanan dari lingkungannya, entah keluarga, rekan kerja, atasan, sehingga mereka menuntut diri sendiri untuk memenuhi standar tinggi. Ketiga, si perfeksionis yang berorientasi pada orang lain. Orang tipe ini menetapkan standar tak realistis dan selalu meminta orang lain untuk memenuhi standar tersebut.

Kebiasaan ini bila tidak terkontrol dapat menghasilkan sikap toksik yang mengganggu, bukan hanya diri sendiri, melainkan juga orang-orang di sekitarmu. Karena itu, inilah 5 tips untuk mengubah sikap perfeksionismu.

Baca Juga: 5 Sikap Arogan yang Bikin Kamu Dijauhi Orang, Segera Ubah!

Baca Juga: 5 Cara Melepas Kesalahan, Biar Gak Jadi Beban Pikiran

1. Mulailah dari langkah kecil

Foto hanya ilustrasi (Pexels.com/Cristian Rojas)

Orang perfeksionis berbeda dengan orang gigih. Walau sama-sama menetapkan tujuan yang tinggi, orang gigih dapat menerima kegagalan dan tidak malu untuk melangkah setapak demi setapak. Sementara orang perfeksionis tidak menerima kegagalan dan cenderung menuntut diri sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tak realistis.

Hal tersebut tentu menambah rasa stres dan membuat orang perfeksionis tidak dapat menikmati pekerjaannya dengan baik. Dibanding langsung menetapkan standar yang tinggi, mulailah dengan langkah kecil. Dengan demikian, kamu bisa menghargai tiap progres, alih-alih fokus pada hasil akhir.

2. Seringlah berkata positif pada diri sendiri

Foto hanya ilustrasi (Pexels.com/Tim Douglas)

Dalam diri perfeksionis biasanya selalu disisipi oleh suara-suara negatif, yang tak lain berasal dari diri sendiri. Entah itu, “Kamu tidak cukup baik,”, atau “Kamu tidak akan sukses,” serta berbagai kalimat lain yang merendahkan.

Bila kamu ingin mengubah sikap perfeksionismu, maka ubah self-talk tadi menjadi sesuatu yang positif. Seperti, “Kamu pasti bisa”, atau sesuatu yang menenangkan, “Tidak apa-apa untuk gagal, kamu sudah melakukan yang terbaik.”

Ini berdampak penting dalam membangun kepercayaan diri dan self esteem-mu kelak. Kamu tentu tak ingin terjebak dalam lubang ketidakbahagiaan, bukan?

3. Fokus pada hal-hal positif

Foto hanya ilustrasi (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau dulu kamu hanya fokus pada kekurangan dan kegagalan diri sendiri, maka sekarang ubah fokusmu pada hal-hal yang baik. Kecenderungan orang perfeksionis memang selalu memandang pada kesalahan dan ketidaksempurnaan. Walau susah, cobalah untuk mengapresiasi diri dan orang lain atas kerja keras mereka.

Contoh sederhana, bila kamu menemukan satu hal yang tidak kamu sukai dari hasil kerjamu, maka coba temukan 5 hal lain yang kamu suka. Dengan demikian, kamu akan belajar untuk menghargai kerja keras, alih-alih terus menuntut lebih.

4. Belajar untuk mengontrol kritik

Foto hanya ilustrasi. (Pexels.com/Liza Summer)

Terkadang kritik pedas dari orang lain adalah satu penyebab kita sukar lepas dari sikap perfeksionis. Jangan biarkan kalimat tersebut merusak rasa percaya dirimu. Kritik yang membangun jelas harus disimpan dan dapat menjadi modal kita untuk melakukan yang lebih baik ke depannya.

Kritik pun sebenarnya merupakan cara terbaik untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa kesalahan adalah satu cara untuk belajar.

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya