TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tanda Kamu Memasuki Zona Pergaulan Bebas

Kamu berhak mendapatkan hidup lebih bahagia lagi

Zona pergaulan bebas (pexels.com/Maurício Mascaro)

Setiap manusia menginginkan hidupnya baik-baik saja. Namun seringkali kita terjebak pada pilihan yang yang dilakukan adalah kebenaran, sehingga berani melakukannya. Menurut B Simanjuntak dalam Pengantar Psikologi Perkembangan tahun 1984, pergaulan bebas adalah proses interaksi antara seorang dengan orang lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan hukum agama, adat kebiasaan, dan undang-undang yang berlaku.

Banyak faktor kenapa seseorang masuk pada zona bergaulan bebas, bisa dari keluarga, ekonomi, lingkungan sekitar, dan penyalahgunaan gadget. Kekuatan untuk kembali pada zona pergaulan yang positif bisa saja dilakukan jika kamu menyadari bahwa diri sendiri sangat berharga. Yuk kita coba deteksi zona pergaulan masing-masing dengan melihat beberapa point di bawah ini.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Telah Menemukan Motivasi, Manfaatkan Pikiran!

Baca Juga: 5 Aturan yang dijaga Saat Berselisih Paham dengan Tetangga!

1. Sulit membedakan yang benar dan salah

Laki-laki sedang gelisah (pexels.com/ Pixabay)

Zaman sekarang semua nampak bias, tidak jelas mana yang benar dan salah, mana yang baik dan tidak baik. Proses penilaian ini lumayan panjang, butuh tingkat kedewasaan untuk bisa membedakannya. Karena usia tidak menjadi tolak ukur bisa berpikir memilah mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Perlu adanya kepercayaan bahwa semua yang dilakukan ada hukum sebab dan akibatnya. Cara terbaik untuk saat ini agar bisa membedakan mana yang benar dan salah, hanya bisa didapatkan dari sumber yang paling mulia yaitu kitab suci di masing-masing agama. Karena semua agama pasti melarang kepada hal yang tidak baik. Memiliki value yang diajarkan oleh agama masing-masing itu sangat membantu untuk lebih jeli lagi dalam berpikir dan bertindak.

2. Toxic relationship

Toxic relationship (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Setiap individu yang hidup di muka Bumi pasti tidak terlepas dari ikatan hubungan, entah dengan orangtua, keluarga, teman atau pasangan. Tidak semua memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat. Bisa saja kamu saat ini berada pada toxic relationship, namun tidak menyadarinya.

Dr Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi dalam bukunya berjudul Toxic People (1995), mendefinisikan toxic relationship adalah hubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain, di mana satu pihak berusaha memiliki kontrol yang besar terhadap pihak lain.

Setiap individu pasti memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri. Maka dari itu mengemukakan pendapat terhadap apa yang kamu inginkan dan tidak, itu perlu. Bangun komunikasi yang positif dalam hubungan sangatlah penting, apalagi jika masih ada ikatan keluarga.

Jika hubungan toxic itu ada di keluarga dan menyebabkanmu salah pergaulan, maka sampaikan keinginan kamu kepada orangtua. Berusaha menjelaskan kepada orangtua adalah bagian terpenting agar mereka bisa tahu bagaimana cara menghargai kamu sebagai anak. Hal tersebut juga bisa dilakukan dengan teman atau pasangan sendiri. Tapi tidak menggunakan emosi ya!

3. Sulit menerima saran

menutup telinga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Biasanya jika sudah nyaman, pastinya kamu sulit untuk keluar dari zona tersebut. Jika ada yang memberi saran dan sulit menerimanya, mungkin saja kamu sedang dalam zona pergaulan bebas. Misalnya, orangtua mengatakan jangan pulang larut malam. Namun hal tersebut sering kamu abaikan karena terbiasa dengan pola itu.

Belajarlah untuk senantiasa menelaah saran atau peringatan dari siapa pun itu. Peduli terhadap omongan orang lain itu juga penting sebagai tanda peringatan bahwa ada yang tidak wajar dari diri kita, misalnya dalam pergaulan. Sangat penting introspeksi diri sendiri agar terhindar dari pergaulan bebas. Istilahnya fan dan hater sama-sama peduli. Sehingga apa salahnya mendengarkan dua sisi yang berbeda agar tetap waspada.

Writer

Carmi Sriwidaningsih

IG:Carmi Sriwidaningsih

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya