34 Menit Meresapi Longroom Perwira Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin
Jalesveva Jayamahe, Justru di Laut Kita Jaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Saya tidak menyangka, Panglima Koarmada II, Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, berkenan mengajak kami masuk ke salah satu kapal perangnya yang beberapa menit lagi akan berlayar dan berjaga di lautan. Suatu kehormatan yang tidak saya duga. Juga bagi rekan-rekan saya.
Kami duduk beberapa menit di Longroom Perwira, dijamu roti panggang, kue pukis, dan beberapa suguhan lainnya. Panglima yang melihat saya masih sungkan, kemudian tanpa diduga menawarkan segelas susu."
Denpasar, IDN Times - Selasa (24/5/2022) siang, smartphone saya berdering. Seorang rekan jurnalis mengundang untuk ikut meliput Apel Pengamanan Laut dalam rangka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, yang saat itu direncanakan digelar pada Rabu (25/5/2022), pukul 07.00 Wita. Bukan jawaban kesanggupan untuk datang yang saya lontarkan saat itu. Tapi saya malah balik bertanya, apa nama kapal perangnya kali ini.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama meliput kegiatan TNI AL atau militer. Pada 13 Mei 2022 lalu, saya juga ikut rombongan KRI Surabaya-591 yang joysailing di Selat Lombok dalam acara penganugerahan gelar kehormatan Ksatria Padma Nusantara yang diberikan oleh Puri Ageng Blahbatuh kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Yudo Margono.
Momentum seperti ini bagi saya sangatlah langka. Menjadi suatu kehormatan apabila sampai kami diajak masuk ke alutsista pertahanan negara tersebut. Saya bisa melihat kapal perang dari jarak yang sangat dekat dan jika beruntung bisa masuk ke dalamnya. Tentu hal ini pun menjadi motivasi tersendiri bagi saya dalam melakukan peliputan.
Baca Juga: Koarmada II Terjunkan 3 Kapal Perang Amankan GPDRR di Bali
1. Dari mereka belajar disiplin waktu dan ketegasan dalam segala situasi
Pada Rabu (25/5/2022), saya berangkat pukul 05.39 Wita menuju Pelabuhan Benoa dari arah Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Saat itu saya tidak merasakan lelah karena antusias saya untuk bisa melihat alutsista pertahanan negara. Padahal malamnya saya hanya beristirahat 3 jam saja dan sedikit tidak enak badan.
Pergi bekerja sepagi ini, lebih pagi dari saat saya berangkat sekolah dulu memberikan pelajaran tersendiri. Ini mungkin sangat pagi karena sepanjang jalan yang saya lewati, lampu lalu lintas pun masih berkedip satu warna, kuning. Jalanan yang dingin masih sepi, jumlah orang yang berlalu-lalang bisa dihitung dengan jari.
Sesampainya di pintu masuk Pelabuhan Benoa, juga terlihat masih sepi. Dua orang petugas berjaga di loket pembayaran tiket masuk. Tidak juga ada penjagaan khusus sepanjang menuju Pintu Dermaga Timur. Di lapangan parkir itu hanya ada sepeda motor saya, sendirian sama seperti saya saat itu.
Kemudian saya coba lagi membuka pesan undangan untuk memastikan hari, tanggal, dan jam. Benar, Apel Pengamanan Laut memang dilaksanakan pagi itu. Kemudian ada pesan masuk dari rekan wartawan lainnya untuk menuju Dermaga Timur. Langkah saya sempat terhenti karena seorang petugas menanyakan tujuan saya sepagi itu dan melewati jalan khusus. Kemudian setelah mendapatkan penjelasan, akhirnya diizinkan masuk.
Di sanalah, bersandar dengan gagahnya dua Kapal Perang Koarmada II, yakni KRI Keris-624 dan KRI Sultan Hasanuddin-366. Sepagi itu juga para prajurit berseragam telah berdiri bersiap-siap Apel Pengamanan. Mereka ada yang berbaris di dermaga, juga ada yang berdiri di kapal perang tersebut. Sepagi itu mereka siap berangkat bertugas. Saya kemudian menilik kepada diri sendiri, sudahkah saya sedisiplin itu? Sudahkah saya sesiap itu dalam menghadapi hari-hari yang baru? Momen tersebut seolah menegur kebiasaan selama ini.
“Saya tidak mungkin mengulur waktu dalam kegiatan peliputan militer seperti ini. Memperlambat diri hanya akan membuat diri sendiri rugi, karena saya akan kehilangan momen. Momen adalah kesempatan. Mereka sangat disiplin waktu,” ungkapku dalam hati.