Mengenal Komunitas Bali Baca Buku, Abdikan Diri untuk Anak di Desa
Dukung langkah mereka yuk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keterampilan membaca merupakan modal penting bagi setiap orang untuk belajar dan menambah pengetahuan baru. Anak-anak yang memiliki keterampilan membaca, biasanya akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan.
Denpasar, IDN Times – Saat ini, anak-anak dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang menawarkan beraneka permainan berbasis teknologi. Mereka cenderung lebih suka menghabiskan waktunya dengan gadget, daripada membuka lembar demi lembar buku untuk membaca.
Bagaimana dengan kondisi literasi di Bali saat ini? Bagaimana pula peran anak-anak muda penggiat literasi di Pulau Dewata?
Baca Juga: Belajar Daring, Anak Lebih Akrab dengan Smartphone dan Sampingkan Buku
1. Mengajar membaca menggunakan rumah warga
Sukarelawan Komunitas Bali Baca Buku, Ega Rana Bimansa, saat ditemui di Denpasar menyampaikan bahwa aktivitas belajar dilakukan di kelas-kelas belajar dengan menggunakan rumah warga. Penentuan rumah warga yang akan digunakan untuk kegiatan melalui kesepakatan terlebih dahulu dengan pemilik tempat tersebut.
Kegiatan ini menyesuaikan dengan aktivitas para sukarelawan Bali Baca Buku dan dilakukan setiap akhir pekan. Ega mengakui bahwa waktu atau ketersediaan para sukarelawan ini menjadi kendala yang sering dihadapi. Mengingat latar belakang para relawan cukup beragam, mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, dan lainnya.
Selain itu, jarak tempuh juga menjadi kendala. Sebagian besar sukarelawan tinggal di wilayah Denpasar. Sementara lokasi kegiatan berada di beberapa desa, sehingga perlu waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk sampai di tujuan. Sesampainya di lokasi, para sukarelawan akan mendampingi anak-anak belajar selama 2 jam.
“Jadi, kami nggak ada paksaan untuk teman-teman sukarelawan harus datang di waktu yang kami tentuin sih. Lebih ke kesiapan teman-teman saja sebenarnya,” jelasnya.