Kisah Pemilik Ayam Betutu Khas Gilimanuk Bali: Awalnya Sangat Sulit
Selama pandemik berinovasi dengan Ayam Betutu Frozen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membangun dan mengembangkan sebuah usaha, memang memerlukan fokus dan perjuangan tersendiri. Terlebih dengan persaingan yang kian ketat dan dalam gempuran pandemik saat ini. Hal itu pula yang dirasakan oleh pemilik Ayam Betutu Khas Gilimanuk, AA Oka Suci. Di usianya yang kini telah menginjak 84 tahun, ia terus berupaya melakukan berbagai inovasi.
Mulanya, pada tahun 1953, ia bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perikanan Darat Kabupaten Singaraja. Kemudian pada tahun 1978, ia beralih menjadi pelawak dan terlibat dalam drama gong. Barulah pada tahun 2003, ia mencoba peruntungan dalam bisnis kuliner.
Seperti apa suka duka pemilik sembilan outlet Ayam Betutu Khas Gilimanuk dalam mempertahankan cita rasa makanan dan memajukan usahanya? Berikut hasil wawancara IDN Times bersama AA Oka Suci.
1. Awal membuka usaha terbilang sangat susah
Kepada IDN Times, Oka Suci menceritakan bahwa usaha pertama Ayam Betutu Khas Gilimanuk, tepatnya pada tahun 2003, berlokasi di Jalan Bulu Indah, Kecamatan Denpasar Utara. Akhirnya terus berkembang dan membuka banyak outlet baru. Saat ini tercatat ada sembilan outlet di seluruh wilayah Bali dan enam tempat partnership di luar Bali.
Menurut putra Bali yang lahir di Denpasar pada tahun1937 ini, menggeluti usaha kuliner masakan lokal, termasuk lumayan susah. Saat pertama membuka warung Ayam Betutu Khas Gilimanuk, ia dihadapkan dengan beberapa kondisi yang tidak mendukung. Awalnya tidak ada dukungan pemerintah terhadap usaha masyarakat, dan banyak turis yang datang ke Bali sudah disediakan makanan yang enak oleh pihak hotel. Sementara restoran di luar hotel yang dikenal oleh wisatawan hanya beberapa saja.
“Sebenarnya susah. Pada waktu kami buka zaman itu kan tidak seperti sekarang. Sekarang ini kan betul-betul government sangat membantu besar ini. Silakan buka, buka, buka. Waktu itu kami betul-betul membuat perhitungan,” ungkapnya saat ditemui Kamis (17/6/2021) di Denpasar.
Pertama kali, untuk menunjukkan kepopuleran Ayam Betutu, maka ia memutuskan memakai nama Gilimanuk dan dengan logo pelawak rekannya sendiri. Ia juga menggunakan momen kepopulerannya sebagai pemain drama di Paguyuban Lawak Bali. Akhirnya usaha yang dirintis ini pun sukses sampai sekarang.
Saat itu minat masyarakat terhadap kuliner Ayam Betutu juga lumayan baik. Misalnya, banyak orang di Denpasar yang ke Gilimanuk untuk tangkil (sembahyang) ke pura dan mampir untuk mencicipi makanan khas tersebut. Saat itu untuk memenuhi kebutuhan ayam betutu di warung pertamanya, ia harus mendatangkan ayam betutu dari Gilimanuk ke Denpasar di Terminal Ubung.