TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Kepala BNN, Pernah Bongkar Kasus Narkoba Bos Akasaka Bali

Selamat ya Pak Jenderal Golose. Jasamu di Bali sangat besar

Kapolda Bali, Irjenpol Petrus Reinhard Golose. (IDN Times/Ayu Afria)

Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi melantik Irjen Pol Dr Drs Petrus Reinhard Golose MM sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020). Ia dilantik bersama Hartono Prawiraatmadja sebagai Kepala Badan Restorasi di Gambut dan Mangrove. Pelantikan Golose berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 203/TPA/2020 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BNN.

Irjen Pol Dr Drs Petrus Reinhard Golose MM. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali pada 12 Desember 2016. Lalu pada bulan November 2020, ia resmi dimutasi ke Bareskrim Polri sebagai PATI Bareskrim Polri (Persiapan Penugasan Luar Struktur) berdasarkan Surat Telegram dengan nomor ST/3222/XI/KEP/2020 tanggal 16 November 2020 lalu.

Ketika di masa awal jabatannya, Jenderal kelahiran Manado 27 November 1965 ini mengaku melakukan observasi dulu untuk menyusun strategi keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat Bali. Dari situ Golose menemukan berbagai persoalan hukum. Mulai masalah terorisme, narkoba, premanisme, korupsi, masalah pertanahan, hingga pungutan liar (Pungli). Selama masa jabatannya sebagai Kapolda Bali, bandar-bandar narkoba kelas kakap banyak digiring ke jeruji penjara.

Selain sukses di bidang penegakan hukum, Polda Bali juga meraih peringkat pertama dalam hal kepuasan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah, berdasarkan hasil survei dari Universitas Udayana (Unud) dan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2018. Berikut ini perjalanan karier Kepala BNN yang baru:

Baca Juga: 18 Artis Indonesia yang Terjerat Kasus Narkoba Selama 2020 

Baca Juga: Daftar Utang dan Harta Kekayaan Kepala BNN Jenderal Golose

1. Anti premanisme, pungli, dan mafia tanah

Ilustrasi pungli. (IDN Times/Sukma Shakti)

Tahun 2018, satu program yang diatensi Golose adalah masalah keamanan, kemacetan, narkoba, dan premanisme. Ia memerangi premanisme secara keras. Beberapa hal yang telah ia lakukan di antaranya pemberantasan premanisme berkedok organisasi masyarakat (Ormas), pungutan liar yang meresahkan masyarakat termasuk Kartu Identitas Penduduk Musiman (Kipem). Selain itu juga terkait penangkapan Mantan Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, dalam kasus penipuan terhadap Bos PT Maspion.

Pada 10 Juli 2019, sang Jenderal menegaskan Bali harus tetap dijaga keamanan sera kenyamanannya sampai kapan dan oleh siapa pun, termasuk masyarakat Bali sendiri. Sebab menurutnya, Bali merupakan destinasi pariwisata dunia.

"Sekarang ini tantangan keamanan yang berat tidak ada. Tantangan itu mungkin ada, dan yang selalu dipertanyakan kepada saya. Dan ini akan saya jawab secara terbuka seperti sekarang ini. Pertanyaannya, bagaimana kalau bapak pindah? Apakah Ormas Laskar Bali, Baladika, Pemuda Bali Bali Bersatu dan lain-lain akan hidup kembali? Saya jamin, kalau pun saya pindah dan sebagainya, saya tetap akan berkomunikasi soal ini. Saya masih tetap polisi. Saya tetap akan membantu Bali, membantu Pak Gubernur Bali dan Ketua DPRD Bali, karena kita benar-benar mencintai Bali ini," ujarnya tegas pada kesempatan tersebut.

Pria lulusan Akademisi Polisi (Akpol) tahun 1988 ini juga menyampaikan beberapa pencapaian selama dirinya menjabat. Yaitu:

  • Berhasil menyelesaikan persoalan mafia tanah
  • Melakukan penangkapan puluhan Warga Negara Asing (WNA) dalam kasus penipuan lintas negara
  • Pengungkapan pelaku perampasan senjata anggota Brimob Polda Bali sekaligus pelaku perampokan money changer
  • Pengungkapan tahanan Lapas Kelas II A Kerobokan yang kabur
  • Penutupan club Sky Garden.

2. Ia membentuk Satgas CTOC Polda Bali yang kemampuannya disebut setara dengan Densus 88

cgai.ca

Bahaya terorisme tetap merupakan target yang harus dijaga, diawasi, dan dianalisis tingkatan ancamannya terhadap Indonesia, khususnya Bali. Karena itu, Golose membentuk Satgas Counter Transnational and Organized Crime (CTOC) untuk menanggulangi 10 kejahatan transnational. Kemampuannya disebut-sebut setara dengan Detasemen Khusus (Densus) 88.

CTOC bentukannya berdedikasi untuk membantu menangani kasus-kasus transnational crime. Tugasnya yaitu fokus kepada pemberantasan terorisme, peredaran dan penyalahgunaan narkoba, penyelundupan senjata, perdagangan manusia, pencucian uang, pembajakan laut, cybercrime, kejahatan ekonomi, penyelundupan manusia khususnya perempuan dan anak, serta penyelundupan hewan langka dan kayu.

Ia pernah menyebutkan, bahwa kejahatan tersebut memiliki karakteristik yang sulit diselidiki, karena selalu melibatkan lebih dari satu negara.

3. Penutupan Club Akasaka semakin mencuatkan namanya ke publik

Dok.IDN Times/Istimewa

Pada tahun-tahun awal kepemimpinannya, yakni Juni 2017, nama Golose langsung menjadi perhatian publik karena penggerebekan Club Akasaka di Kota Denpasar. Club tersebut bahkan masih tutup sampai sekarang. Dalam penggerebekan itu, ditemukan barang bukti 19 ribu butir ekstasi senilai Rp9,5 miliar. Bos besarnya, Abdul Rahman Willy, lalu dilayar ke Pulau Nusa Kambangan untuk menjalani pidana penjara seumur hidup.

Selain itu ada juga penangkapan 1,494 gram sabu di Kabupaten Jembrana, penangkapan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Bali) Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol atas kasus narkoba.

Berita Terkini Lainnya