TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Bahan Pengisi Bantal, Mana yang Paling Pas untuk Tidur Berkualitas?

Jangan sampai sakit leher ya

Pixabay.com/Claudio_Scott

Tidur yang nyenyak adalah dambaan setiap orang. Hanya saja ternyata masih banyak orang yang mengalami gangguan tidur. Faktor penyebabnya beragam, termasuk karena pilihan bahan bantal.

Bantal tidur yang empuk dan terasa halus memang membantu meningkatkan kualitas tidur. Supaya tidak mengalami gangguan kesehatan seperti rasa sakit di leher dan punggung, kamu bisa memilih bahan yang pas untuk bantal. Berikut penjelasan tentang bahan pengisi bantal dan cara perawatan menurut berbagai sumber di antaranya dari hellosehat.com dan luvina.co.id.

1. Bantal kapuk harus sering dijemur

Kapuk (Dok.IDN Times/www.dekoruma.com)

Meskipun sekarang sudah jarang digunakan, bahan pengisi bantal yang berasal dari kapuk dianggap memiliki kelemahan, di antaranya kapuk menjadi tempat favorit tungau dan mudah dihinggapi debu.

Oleh karena itu, bantal dengan bahan ini harus sering dijemur. Bantal kapun tidak cocok bagi penderita asma karena dapat menjadi salah satu pemicu asma.

2. Bahan pengisi dari busa akan mudah panas

Contoh busa (Dok.IDN Times/www.tokopedia.com)

Busa sebagai bahan pengisi bantal merupakan bahan sintetis berbentuk seperti spon. Salah satu kelemahannya adalah terasa panas saat digunakan. Namun menurut sumber lain, bantal busa sangat baik untuk orang yang memiliki masalah tidur karena dapat mengurangi ketegangan pada rahang atau leher.

3. Memory Foam mudah menyerap keringat

Memory foam (Dok.IDN Times/www.nytimes.com)

Bahan pengisi bantal lainnya adalah Polyurethane (memory foam). Bahan ini dikatakan sejenis busa yang mudah menyerap keringat sehingga nyaman saat digunakan. Namun memerlukan waktu beberapa lama untuk kembali ke bentuk semula.

Sumber lain justru menjelaskan bahwa bantal dengan bahan ini dapat menyesuaikan bentuk tubuh ketika bergerak dan dapat kembali berubah ke bentuk awal sehingga bantal jenis ini baik buat kalian yang suka tidur dengan posisi miring atau telentang.

4. Bahan Dakron semakin berat semakin baik

Bahan dakron untuk bantal (Dok.IDN Times/www.hiloninside.com)

Bahan lain pengisi bantal di antaranya dakron yang terbuat dari serat plastik dengan ukuran yang sangat halus. Bahan ini digunakan sebagai pengisi bantal dengan dua cara yakni dilipat atau digumpal.

Bantal dengan isi dakron yang dilipat, permukaannya terasa halus saat diraba. Sedangkan apabila digumpal permukaannya tidak rata, maka kualitasnya kurang baik. Semakin berat bantal dakron, akan lebih baik karena bantal dengan isi dakron akan kempis.

5. Bantal bulu Angsa tidak cocok bagi penderita alergi

Bantal dari bulu (Dok.IDN Times/bantalcustom.com)

Bantal dengan bahan bulu Angsa biasanya digunakan pada zaman kerajaan di Benua Eropa. Kelemahannya sering menjadi tempat tinggal tungau dan debu sehingga tidak cocok bagi mereka yang menderita alergi.

Namun bantal dengan bulu Angsa ini juga memiliki kelebihan yakni sangat lembut. Semakin banyak bulu halus dari Angsa yang digunakan, maka akan semakin baik kualitasnya. Bahan ini direkomendasikan sebagai salah satu bantal yang baik untuk istirahat bagi orang yang suka tidur tengkurap.

6. Bantal dari wol atau katun

Bantal dari Wol (Dok.IDN Times/pngdownload.id)

Kedua bahan pengisi bantal yang alami ini diketahui tahan terhadap tungau dan jamur. Kedua bahan ini cenderung cukup keras.

Berita Terkini Lainnya