Hidup Harus Terus Berjalan, 5 Cara Bangkit dari Penyesalan
Ilustrasi pertemanan yang positif (pexels.com/RODNAE Productions)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah ada orang yang dalam menjalani kehidupannya sama sekali tidak pernah merasakan penyesalan? Baik penyesalan dalam percintaan, keluarga, pekerjaan, maupun pertemanan. Ya, selama melakukan interaksi dengan orang lain, setiap orang pasti pernah merasa kecewa, entah karena hal kecil ataupun persoalan besar.
Ketika terpuruk dalam penyesalan, biasanya seseorang akan kehilangan semangat dan kepercayaan. Dia tidak ingin lagi menjalin hubungan apapun. Tapi apakah kita akan membiarkan diri terus terkungkung dalam zona itu? Berikut beberapa cara untuk bangkit kembali dari penyesalan:
Baca Juga: 5 Cara Menemukan Pasangan yang Pas, Dia Selalu Ada saat Suka dan Duka
1. Sadari bahwa setiap keputusan adalah yang terbaik
Ilustrasi wanita yang melihat matahari tenggelam (pexels.com/Pixabay)Apapun yang sudah terjadi pasti selalu memberikan pelajaran. Apapun yang sudah ditetapkan selalu jadi bagian dalam proses pertumbuhanmu. Sebenarnya tidak apa-apa untuk merasa sedih ketika apa yang ada di masa lalu mengecewakanmu. Tidak apa-apa untuk menyesal. Itu bukanlah akhir dari segalanya.
Nikmati saja dulu momen berantakan itu. Namun, tidak baik jika kamu terlalu lama terjebak di dalamnya. Sadari bahwa setiap keputusan yang sudah kamu buat itu adalah keputusan juga ketetapan terbaik dan kamu akan terus belajar dari semua pengalaman itu.
2. Ikhlaskan apapun yang bukan lagi jadi milikmu
Ilustrasi wanita yang sedang tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)Tidak usah memaksa untuk melupakan apa yang ada di masa lalu. Tidak usah memaksa untuk menghilangkannya dari ingatan. Sekuat apapun kamu coba, ya tidak akan bisa. Daripada berusaha untuk lupa, lebih baik belajar untuk rela.
Ikhlaskan apapun yang tidak ada lagi di genggaman dan hilang. Pelan-pelan saja, jalani prosesnya. Semua orang pasti perlu waktu yang beda-beda untuk bisa pulih seutuhnya. Jangan terlalu memaksakan diri.
3. Belajar yakin bahwa setelah ini hal baik akan datang
Ilustrasi seorang wanita karir (pexels.com/Moose Photos)Semesta selalu punya rencana indah yang tidak terduga lewat berbagai kejadian. Apakah kamu percaya akan hal itu? Akhiri segala penyesalanmu itu. Lagipula untuk apa berlama-lama larut di dalamnya?
Dunia ini terlalu indah untuk diabaikan hanya karena penyesalan yang berlarut itu. Waktu terlalu berharga untuk disia-siakan dalam kesedihan. Jangan jahat dengan diri sendiri, kamu berhak bahagia dan melanjutkan perjalanan hidupmu.
4. Perkuat hubungan yang saling menenangkan
Ilustrasi orang-orang yang sedang makan malam (pexels.com/Fauxels)Kadang untuk bisa mendukung usahamu keluar dan bangkit dari penyesalan, diperlukan lingkungan yang positif. Perkuat ikatan yang saling mendukung dan menguatkan. Dengan begitu, kamu akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan.
Pilih rumah yang membuatmu nyaman dan aman. Kamu juga bisa lebih sering mengobrol bersama keluarga atau teman atau pasangan. Lalu kamu dapat meluapkan apa yang selama ini dirasakan.
5. Tingkatkan kualitas diri agar tak menyesal lagi
Ilustrasi wanita yang sedang melukis (pexels.com/Andrea Piacquadio)Pastinya agar tidak menyesal untuk kedua kalinya, diperlukan peningkatan kualitas diri. Selain itu juga perlu lebih hati-hati dalam bertindak. Penyesalan di masa lalu dapat dijadikan sebagai pembelajaran.
Penyesalan di masa lalu jadi sesuatu yang tidak lagi membuatmu jatuh. Atur strategi sebaik mungkin supaya apa yang kamu lakukan setelah ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Memang tidak mudah untuk bisa bangkit dari penyesalan. Namun, jika kamu mencoba melakukan 5 cara di atas secara perlahan dan konsisten, semoga semua bisa terlewatkan. Kamu pun bisa kembali bersemangat untuk menjalani hidup ini.
Community Writer
Adira Putri Aliffa
A full time learner in life | Instagram: adiraaliffa & perahuteduh, twitter: @deardir1
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
