Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!

Segera hentikan rantai kekerasan ini ya

Kepribadian anak sangat tergantung pada pola didik orangtuanya. Bagaimana mereka berkembang dan tumbuh, serta cara memperlakukan orang lain, semuanya dipengaruhi oleh perlakuan dan pola asuh orangtua. Anak-anak yang dididik dengan kekerasan akan menjadi murung, ketakutan, atau bahkan tidak percaya diri.

Kekerasan pada anak tak hanya dalam bentuk fisik. Mereka juga dapat terluka karena kata-kata yang mengintimidasi. Oleh karena itu, orangtua perlu lebih bijaksana dalam berkata-kata dan berperilaku karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan sang anak. 

Baca Juga: 5 Alasan Mantan Masih Sering Chat Kamu, Coba Tetap Jaga Jarak

1. Membentak termasuk kekerasan verbal terhadap anak

Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Monstera)

Meski terkesan sepele, membentak anak bukanlah pilihan yang tepat untuk menyatakan kemarahan. Sebaliknya, membentak masuk dalam kategori kekerasan terhadap anak. Membentak, mengancam, mengejek, mempermalukan, menghina, hingga mengkritik di ruang publik termasuk tindakan kekerasan verbal.

Kekerasan tersebut berdampak buruk pada psikologis anak sebagaimana diungkapkan langsung oleh ahli psikologi sekaligus penulis 15 buku parenting, Carl E Pickhardt PhD dalam artikel yang diterbitkan Psychologi Todays.

Kekerasan yang diucapkan seperti “Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri!”, "Kamu sangat malas!", "Kamu tidak bisa melakukan apa pun dengan benar!", dan kekerasan verbal lainnya dapat melukai perasaan anak akan keberadaan diri mereka sendiri.

Ahli lainnya, Martin A Teicher, menyebutkan dalam penelitiannya bahwa penganiayaan terhadap anak memicu terjadi stres dini. Akhirnya akan berakibat pada perubahan pada otak yang bisa berujung pada gangguan kejiwaan sebab otak manusia sangatlah adaptif.

2. Kekerasan fisik dapat terjadi karena kekuasaan dan kekuatan orangtua

Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!ilustrasi orang tua dengan anak (pexels.com/Kindel Media)

Kekerasan fisik juga mungkin terjadi saat orangtua melampiaskan kemarahannya. Kekerasan itu dapat pula didorong oleh faktor lain, misalnya kekuasaan orangtua dalam ranah keluarga atau kekuatan orangtua yang lebih besar dibandingkan anak-anaknya. Orangtua mengintimidasi atau mendominasi anak.

Bentuk kekerasan tersebut dapat berupa mengguncang, menampar, mendorong, memukul, maupun mengikat. Menurut Carl, kekerasan fisik oleh orangtua dapat menimbulkan kerugian khusus dan sifatnya simbolis. Secara khusus, itu dapat menyebabkan rasa sakit emosional dan fisik, seperti menimbulkan trauma yang mendalam:

"Ketika saya memikirkan apa yang terjadi, itu masih menyakitkan."

3. Kekerasan orangtua dapat menimbulkan rasa tidak aman

Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/RODNAE productions)

Bagi anak, kekerasan orangtua dapat menimbulkan rasa tidak aman, menakutkan, dan merusak pikiran. Kekerasan itu dapat melukai, menciptakan bahaya, menumbuhkan ketidakpercayaan, menyebabkan penderitaan, mengasingkan kasih sayang. Ingatan tersebut dapat tersimpan dalam jangka waktu yang lama seiring masa pertumbuhan anak. 

Menggunakan kekerasan adalah penyalahgunaan wewenang orangtua terhadap anak mereka sendiri. Kepercayaan terhadap orangtua pun perlahan bisa berkurang. Anak-anak mungkin akan menjauhkan diri dari perlindungan orangtua. 

Sementara itu, untuk orangtua, menyalahkan anak-anak tentang kesalahannya bukanlah dengan kekerasan. Dalam keputusasaan, frustrasi, lelah, mereka mengabaikan cara menyelesaikan masalah dengan anak. Namun justru bertindak melawan anak mereka sendiri.

4. Apa yang seharusnya dilakukan orangtua?

Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!ilustrasi ibu dan anak-anaknya (pexels.com/Jep Gambardella)

Orangtua yang percaya pada kekerasan korektif perlu memastikan bahwa dengan melakukan itu, mereka telah melewati batas, di mana keselamatan anak hilang atau dapat menimbulkan cedera permanen yang dapat merusak anak.

Sebagai tindakan pencegahan, jangan pernah memukul dalam kemarahan karena pada saat itu, kemungkinan orangtua tidak menggunakan penilaiannya yang bijak dan lebih berisiko membuat respons yang berlebihan terhadap anak.

Kemarahan orangtua juga menjadi berbahaya ketika itu dilihat sebagai peringatan kekerasan oleh sang anak. Mereka mungkin memperlihatkan respons yang berlebihan pada kondisi demikian. Ingatlah bahwa trauma dan luka batin cukup sulit untuk hilang. 

5. Kekerasan dalam rumah tangga dapat menular

Kekerasan Orangtua Terhadap Anak Dapat Menular, Ini Penjelasan Ahli!Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/RODNAE productions)

Ketika pola didik yang diterapkan adalah pola didik abusive, ingatlah hal itu tentu memiliki dampak lanjutan. Pola didik dengan kekerasan seperti itu sangat mungkin akan terjadi lagi pada anak generasi selanjutnya. Anak yang terbiasa dididik dengan kekerasan bisa saja mencontoh untuk melakukan hal yang sama pada pasangannya atau bahkan kepada anak-anaknya. Dampak ini tentunya sangat buruk, rantai yang tidak seharusnya diperpanjang. 

Bagaimana anak dididik dan diperlakukan oleh orangtua dapat memengaruhi bagaimana anak tumbuh dewasa, melihat, dan memperlakukan diri mereka sendiri dan orang lain. Karenanya, didiklah anak-anak dengan pola asuh yang penuh kasih sayang, pengertian, kesabaran, dan cinta. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi anak yang penuh cinta kasih dan menyebarkannya kepada orang lain di sekitar mereka. 

Alphabet stories Photo Community Writer Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya