6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaran

Orangtua harus ekstra sabar ya

Anak yang mulai memasuki masa remaja adalah fase di mana mereka menemukan pengalaman dan ketertarikan. Satu di antaranya mulai tertarik dengan lawan jenis. Tidak menutup kemungkinan anak mulai berani mengungkapkan perasaan, dan menunjukkan perhatian dengan lawan jenis hingga akhirnya memutuskan untuk pacaran.

Dalam menyikapi anak remaja yang mulai pacaran, pendekatan orangtua sangat dibutuhkan untuk membimbing dan mengarahkan mereka agar memahami artinya sebuah hubungan. Namun ini letak tantangannya, karena orangtua butuh kesabaran ekstra dalam menyikapinya.

Cara yang bijak sangat diperlukan oleh orangtua agar anak tidak takut untuk bercerita. Berikut ini ada enam cara bijak menyikapi anak remaja yang mulai pacaran, langsung disimak yuk parents!

Baca Juga: 6 Magic Words Wajib Diajarkan Pada Anak Sejak Dini

Baca Juga: 5 Mindset Anti Minder Saat Kumpul Bareng Keluarga Besar

1. Jangan langsung emosi atau menghakimi anak

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi anak perempuan berdiam diri (pexels.com/Monstera)

Ketika orangtua mengetahui anak mulai pacaran, maka sangat penting untuk mengendalikan emosi dan tidak menghakiminya begitu saja. Wajar jika orangtua mengkhawatirkan mereka akan terjerumus dalam gaya pacaran yang tidak sehat. Namun menyikapi anak dengan emosi apalagi menghakiminya, hanya akan memperburuk situasi dan membuat mereka menutup diri.

Orangtua perlu memahami bahwa anak remaja yang mulai tertarik dengan lawan jenis adalah bentuk perkembangan normal di fase ini. Coba lakukan pendekatan dengan perlahan agar anak mau berbagi kisah pada orangtua, tanpa rasa tertekan.

2. Ajak anak berkomunikasi secara baik-baik dan berikan mereka kesempatan berbicara

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi ibu dan anak perempuan tersenyum (pexels.com/Ron Lach)

Menyikapi anak remaja yang mulai pacaran seharusnya dengan mengajak mereka berkomunikasi secara baik-baik, bukan dengan cara dimarahi. Carilah waktu yang tepat dan tenang ketika mengajak anak berbicara. Tujuannya agar mereka mau berbicara secara jujur dan terbuka terkait hubungan yang dijalani.

Dalam posisi ini, orangtua harus menjadi pendengar yang baik agar bisa memahami alasan, keinginan, dan harapan anak yang memutuskan untuk berpacaran. Hal ini juga membantu orangtua mengetahui informasi lebih banyak terkait hubungan anak, seperti siapa pacarnya, dari mana asal pacarnya, dan di mana mereka saling mengenal.

3. Berikan anak arahan dan pedoman agar tidak terjerumus gaya pacaran yang tidak sehat

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi ayah berbicara dengan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Dengan memahami bagaimana perasaan dan sudut pandang anak yang memutuskan untuk berpacaran, maka orangtua bisa mengambil sikap selanjutnya, nih. Berikan anak arahan atau pedoman penting dalam menjalani hubungan yang sehat.

Arahkan anak agar tidak terjebak dalam hubungan yang negatif. Bahas pembicaraan terkait pedoman penting bahwa dalam menjalin hubungan perlu adanya kepercayaan, komitmen, komunikasi, tanggung jawab, privasi, kejujuran, hingga rasa saling menghargai. Hal ini dapat membantu anak untuk mengenali pertanda hubungan sehat dan mana yang tidak, sehingga tidak semakin terjerumus.

4. Beri pemahaman pada anak tentang konsekuensi berpacaran

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi dua pria duduk di sofa (pexels.com/cottonbro studio)

Jangan lupa untuk memberikan pemahaman tentang konsekuensi berpacaran, yang mungkin saja bisa dialami oleh anak. Bantu anak memahami dampak negatif akibat menjalani hubungan yang tidak sehat.

Selain itu, beritahu anak terkait perasaan, keputusan, dan tindakan mereka selama pacaran dapat mempengaruhi masa depan. Hal ini mengingatkan anak agar lebih bertanggung jawab atas setiap keputusan yang mereka ambil.

5. Berikan anak edukasi seks agar mereka tahu batasan

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi keluarga berkumpul di ruang tamu (pexels.com/Anna Shvets)

Saat ini edukasi mengenai seks masih menjadi hal yang tabu dibicarakan pada anak karena topiknya sensitif. Namun kurangnya edukasi seks justru membuat anak remaja belum paham betul akan batasan-batasan hingga marak terjadinya kehamilan di luar nikah, dan bahkan kekerasan seksual pada anak.

Memberikan edukasi seks sangat penting untuk membantu mereka menjaga diri sendiri maupun menghormati privasi orang lain. Perlu diingat, bahwa pembahasan ini membutuhkan pendekatan yang tepat agar mudah dimengerti oleh anak.

Orangtua bisa memberikan informasi dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami sesuai usianya. Contoh edukasi seks yang bisa dijelaskan misalnya bagian tubuh dan fungsinya, beritahu bagian tubuh mana yang gak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain, jangan membuka pakaian di tempat umum atau di depan lawan jenis, perubahan tubuh yang terjadi ketika mengalami pubertas, serta mengajarkan anak untuk menggunakan toilet sesuai jenis kelaminnya.

6. Tetap pantau kondisi dan situasi anak selama berpacaran

6 Cara Bijak Menyikapi Anak Remaja yang Mulai Pacaranilustrasi keluarga berkunpul di ruang tamu (pexels.com/Annushka Ahuja)

Meski sudah memberi arahan, edukasi, hingga menjelaskan konsekuensi terkait pacaran, orangtua juga perlu memantau kondisi dan situasi mereka selama berpacaran. Hal ini untuk memastikan bahwa anak aman, nyaman, dan mampu beradaptasi dengan baik tanpa mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Pastikan bahwa anak tidak terpengaruh hal-hal negatif dalam hubungan maupun pergaulan di sekitarnya. Jadi siapkan diri kapan saja untuk menjadi teman bercerita anak dengan mempertahankan komunikasi terbuka dan nyaman bagi mereka. Selain itu, berikan dukungan agar mereka tidak merasa sendirian.

Kesimpulannya, orangtua perlu melakukan cara bijak dalam menyikapi anak remaja yang mulai pacaran. Sehingga orangtua lebih mudah mengarahkan dan memantau anak agar tak terjerumus gaya pacaran yang tidak sehat.

Vera Yunii Photo Community Writer Vera Yunii

Senang menulis untuk berbagi informasi :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya