2. Air beriak tanda tak dalam 

ilustrasi air beriak (pexels.com/Sebastian Voortman)

Arti dari pepatah tersebut adalah orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu. Sekali lagi, kita diingatkan untuk bijak dalam berbicara.

Hindarkan diri kita dari bicara berlebihan dan tanpa esensi. Tak perlu mengatakan atau menjelaskan sesuatu jika kita tidak tahu atau tidak punya pengetahuan tentang itu.

3. Anjing menggonggong kafilah berlalu 

ilustrasi anjing dan giginya (pexels.com/Helena Lopes)

Pepatah ini mengandung arti untuk  membiarkan orang lain berkomentar semaunya namun tak perlu kita hiraukan. Dalam hidup ini, tak semua perkataan orang lain harus kita dengar dan percaya.

Jika itu adalah kritik dan saran yang membangun, kita terima saja untuk perbaikan diri. Tapi, jika itu hanyalah hujatan atau nyinyiran, tidak perlu dipedulikan. 

4. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi 

ilustrasi bunga matahari (pexels.com/Pixabay)

Pepatah ini mengandung arti apabila suatu ilmu dipelajari dengan tidak sempurna, maka tidak akan mendatangkan suatu manfaat. Semangat belajar yang tidak disertai kesungguhan dan totalitas memang tidak akan mendatangkan kesuksesan besar.

Pepatah ini mengingatkan kita untuk bijak dalam belajar. Bukan hanya itu, pepatah ini juga menyiratkan pesan untuk bersungguh-sungguh dalam berproses.

5. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian 

ilustrasi pria berenang (pexels.com/mali maeder)

Pepatah ini mengandung pesan bahwa kita wajib merasakan kesulitan dulu jika ingin mendapatkan kesenangan di kemudian hari. Ya, kesuksesan besar hanya diraih dengan kerja keras dan pengorbanan.

Tidak ada kenyamanan yang diraih dengan jalan mudah. Semuanya mesti ditempuh dengan kesakitan, air mata bahkan darah. 

6. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing 

ilustrasi atlet pengangkat besi (pexels.com/Victor Freitas)

Pepatah ini mengandung arti suka duka maupun baik buruk sama-sama ditanggung. Hal ini mengingatkan kita untuk bijak dalam hidup berkelompok saat bersama keluarga, rekan kerja, teman organisasi, maupun pertemanan biasa.

Dalam hidup berkelompok, kita tidak boleh mengedepankan egois alias mementingkan pribadi semata. Sudah seharusnya kita membiasakan untuk menolong orang lain yang sedang kesulitan, menghargai pendapat, memberikan apresiasi hingga menumbuhkan rasa empati. 

7. Dari telaga yang jernih tidak akan mengalir air yang keruh 

ilustrasi kolam renang jernih (pexels.com/Pixabay)

Pepatah ini mengandung arti sifat yang mulia tidak akan melahirkan sikap yang kasar. Di lain sisi, bisa juga dimaknai bahwa orang baik-baik, biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula. 

Dari sini kita belajar bahwa niat, ucapan, dan tindakan baik berasal dari karakter yang baik. Penting bagi kita memberikan pendidikan karakter atau budi pekerti yang baik bagi generasi emas agar nantinya segala tindak-tanduk mereka positif.

8. Datang tampak muka, pulang tampak punggung 

ilustrasi pulang dalam keadaan baik. (pexels.com/Liam Moore)

Pepatah ini mengandung arti datang dalam keadaan yang baik, pulang pun juga harus dalam keadaan yang baik. 

Saat bertemu maupun undur diri, biasakanlah untuk berpamitan karena itu bagian dari etika yang baik sehingga hubungan terjalin dengan baik. Jangan sebaliknya, karena itu rentan membuat pihak lain tidak berkenan dengan sikap kita. 

9. Di atas langit masih ada langit 

ilustrasi pemandangan senja (pexels.com/Sindre Strøm)

Pepatah ini mengandung arti di atas orang hebat pasti ada orang yang lebih hebat lagi. Kita diingatkan pada dua hal yaitu larangan menyombongkan diri dan semangat belajar secara terus-menerus.

Jangan cepat merasa puas dan mudah pamer pada orang lain mengenai pencapaian yang kita raih saat ini. Akan lebih baik jika kita rendah hati dan terus memompa semangat untuk berkembang.

10. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang 

ilustrasi gajah di dataran tandus (pexels.com/Harvey Sapir)

Pepatah ini mengandung arti orang meninggal selalu meninggalkan hal-hal yang baik maupun buruk untuk dikenang oleh orang lain. Alangkah baiknya jika kita mempersiapkan diri untuk mewariskan kebaikan-kebaikan yang mampu diupayakan.

Ada kalanya memang kita tak perlu mendengarkan nyinyiran orang lain. Kita hanya perlu menciptakan kenangan baik untuk diperbincangkan. 

Dari beberapa pepatah bahasa Indonesia itu, kita bisa belajar menjadi orang bijak. Mari kita renungkan dan terapkan dalam keseharian yuk!