2. Meneliti tentang tujuan dari pencarian online

ilustrasi seseorang membuka Google (unsplash.com/Solen Feyissa)

Kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah search intent. Dengan meneliti tujuan dari pencarian online, seorang penulis akan mengetahui konten seperti apa yang di dalamnya bisa diterapkan SEO.

Keywords yang berhasil ditemukan dari search intent ini sangat bermanfaat, sebab penulis tahu siapa saja yang nantinya akan menjadi kompetitor konten tersebut.

3. Memperhatikan jumlah kata dalam artikel

ilustrasi seseorang membuka Google (unsplash.com/Benjamin Dada)

Dalam menulis artikel, jumlah ideal untuk kata pada tulisan adalah sekitar 500. Bisa ditambahkan dengan jumlah yang lebih banyak. Sebab dengan begitu, pembahasan artikel makin mendalam dan berpotensi SEO friendly. Tentu saja, hal ini harus diperhatikan dengan baik.

Penulis harus menulis konten yang orisinal. Jika terindikasi plagiarisme, maka akan kecil kemungkinan bagi konten itu untuk ramah SEO.

4. Menempatkan keywords secara tepat

penempatan keywords pada artikel (dok. pribadi/Muna Waroh)

Keywords harus diletakkan pada tempat-tempat yang strategis. Tempat-tempat strategis itu antara lain URL, judul, paragraf pembuka, sub judul pertama, dan paragraf penutup. Keywords yang digunakan ini bisa dipilih dengan berbagai variasi, misalnya android harga 2 juta, rekomendasi android harga 2 juta, dan android dengan harga 2 juta.

5. Memaksimalkan karakter untuk meta title dan meta description

meta title (berkontak merah) dan meta description (berkotak ungu) (dok. pribadi/Muna Waroh)

Meta title adalah judul halaman situs yang muncul pada hasil pencarian Google. Meta title harus dibuat semenarik mungkin, karena ini akan menjadi hal pertama yang dilihat oleh pembaca ketika menemukan hasil pencarian Google. Agar ramah SEO, meta title sebaiknya dibuat dengan maksimal 60 karakter.

Di sisi lain ada juga meta description. Meta description adalah sebuah ringkasan atau gambaran umum tentang isi konten yang muncul di hasil pencarian Google.

Sama seperti meta title, meta description harus dibuat dengan unik. Caranya adalah memaksimalkan penggunaan 150 karakter. Keywords harus dimasukkan ke dalam dua meta tersebut, tapi harus bervariasi. Sehingga pengulangan kata atau kalimat harus benar-benar dihindari.

6. Link yang digunakan juga sangat penting untuk diperhatikan, lho

internal link (atas) dan external link (bawah) (dok. pribadi/Muna Warohyoutube.com/IDN Times)

Dalam sebuah tulisan, terutama artikel, pasti akan diselipkan link lain. Dalam hal ini, terdapat dua jenis link yang bisa membuat tulisan ramah SEO, yakni internal link dan external link.

Sesuai namanya, internal link adalah link yang dari halaman atau artikel berbeda tapi masih dari situs yang sama. Sedangkan external link adalah link artikel dari situs lain.

7. Membuat deskripsi gambar secara jelas

Alt-Text (dok. pribadi/Muna Waroh)

Deskripsi gambar pada tulisan harus dibuat secara jelas. Deskripsi ini nantinya akan membantu mesin pencarian dalam mengidentifikasi topik yang dibahas. Lebih lanjut, kata kunci tentang topik yang dibahas harus dimasukkan ke Alt-Text (atribut HTML yang menentukan teks alternatif yang akan ditampilkan saat gambar tidak bisa tampil).

Dengan begitu, Google akan tetap bisa menampilkan teks terkait apa yang sedang dicari pembaca meski gambarnya tidak dapat terlihat.

8. Struktur URL harus mengandung keyword

struktur URL pada artikel (dok. pribadi/Muna Waroh)

Di dalam URL tulisan harus ada keyword tentang topik yang dibahas. Keyword ini tidak disertai angka karena sewaktu-waktu bisa saja list pada pembahasannya berubah dari segi jumlah. Struktur URL terbagi atas dua, yakni https://domain.com/category/keyword dan https://domain.com/category/subcategory/keywords.

Sekarang, menulis artikel yang ramah SEO sudah gak sulit lagi untuk dilakukan, bukan? Gak hanya lebih berpotensi dibaca banyak orang, artikel yang menerapkan SEO friendly pasti bakal tahan lama berada di hasil pencarian Google! Selamat mencoba.