10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan Contohnya

Awas, jangan sampai salah mengerti ya

Peribahasa merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan suatu maksud, keadaan seseorang, atau keadaan lainnya dalam bahasa kiasan. Bahasa Bali-nya peribahasa adalah paribasa.

Paribasa ini terdiri dari berbagai macam jenis yang memiliki makna dan fungsi berbeda-beda. Berikut 10 jenis peribahasa Bahasa Bali, dikutip dari jurnal berjudul "Kajian Paribasa Bali Dalam Pupulan Satua Bali Anyar 'Begal'", yang ditulis oleh Ni Wayan Apriani.

Baca Juga: Belajar Bahasa Bali Kruna Polah dan Contohnya

Baca Juga: 10 Bahasa Bali Unik di Tiap Daerah, Sangat Beragam

1. Sesonggan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaIlustrasi bebek. (unsplash.com/Ross Sokolovski)

Sesonggan dalam Bahasa Indonesia artiny pepatah. Sesonggan memiliki arti ungkapan yang digunakan sebagai pemanis. Sesonggan memiliki arti sesungguhnya dan arti kiasan.

Biasanya sesonggan melambangkan keadaan atau perilaku manusia yang disamakan dengan keadaan atau perilaku barang atau hewan. Contoh sesonggan adalah:

  • Ngajahin bebek ngelangi (mengajari bebek berenang). Memiliki arti mengajari orang yang sudah pintar
  • Ngentungang uyah ke pasih (membuang garam ke laut). Memiliki arti melakukan perbuatan yang sia-sia.

2. Sesenggakan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaIkan marlin. (pixabay.com/paulbr75)

Sesenggakan berasal dari kata "senggak" yang berarti singgung atau sentil. Sesenggakan memiliki bentuk hampir sama dengan sesonggan, namun ciri-cirinya selalu diawali oleh kata "buka" yang artinya seperti.

Sesenggakan terdiri dari dua klausa. Klausa pertama sebagai sampiran, dan klausa kedua sebagai keterangan. Contoh sesenggakan:

  • Buka bantene, masorohan (seperti banten atau sarana upacara, sudah diatur sedemikian rupa). Artinya seperti seseorang yang memiliki perusahaan, dan karyawannya adalah keluarga sendiri
  • Buka bangken gajahe, jog-joh mabo (seperti bangkai gajah, dari jauh sudah berbau). Artinya seperti orang terkenal saat sakit atau mendapat masalah, beritanya bisa menyebar ke mana-mana
  • Buka be banone, dawanan bungut (seperti ikan marlin, mulutnya panjang). Artinya seseorang yang senang membicarakan kejelekan orang lain atau biasa disebut nyinyir.

3. Wewangsalan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaWarung Babi Guling Rendi. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Wewangsalan juga disebut dengan tamsil dalam Bahasa Indonesia. Wewangsalan memiliki arti penggambaran tingkah laku manusia. Wewangsalan dibentuk oleh dua kalimat. Kalimat pertama sebagai sampiran, dan kalimat kedua sebagai isi. Antara keduanya memiliki persamaan sajak.

Wewangsalan juga sering disebut dengan pantun pendek. Contoh wewangsalan adalah:

  • Be bebek be guling, busan kedek jani ngeling (daging bebek daging guling, tadi ketawa sekarang menangis)
  • Bangbang dadua ken ceburin, bajang dadua ken anggurin (ada dua lubang yang mana mau dimasuki, ada dua gadis yang mana mau ditaksir)
  • Baju gadang potongan gantut, tuyuh megadang tuara maan entut (baju hijau kependekan, lelah begadang tidak dapat apa-apa)
  • Celebingkah beten biu, gumi linggah ajak liu (pecahan gerabah di bawah pisang, dunia ini luas terdapat banyak orang).

4. Peparikan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaIlustrasi perempuan. (unsplash.com/averie woodard)

Peparikan tidak jauh beda dengan wewangsalan, sama-sama berupa pantun. Namun kalau wewangsalan terdiri dari dua kalimat, sedangkan peparikan terdiri dari empat kalimat. Kalimat pertama dan kedua sebagai sampiran, sedangkan kalimat ketiga dan keempat sebagai isinya.

Contoh peparikan adalah:

  • Meli gabus duang kranjang, lamben bodag sing ngenyakin, yadin bagus mata kranjang, enyen kodag enyakin (beli gabus dua keranjang, keranjangnya tidak cukup, walaupun ganteng mata keranjang, siapa yang mau dekat)
  • Bangsing di banjar, bedeg majemuh di baleran, langsing buin lanjar, jegeg buin lemuh magoleran (akar pohon di banjar, bedeg dijemur di utara, tubuhnya tinggi langsing, cantik dan ayu)
  • Ngae jaja misi duren, ngaba esok ya mapaid, kaden saja ya wanen, mara ngrosok jeg mlaib (membuat jajan isi duren, bawa keranjang dia terseret, dikiranya pemberani, ternyata baru ada suara ribu sudah lari).

5. Bebladbadan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaBuah kelapa. (unsplash.com/Tash Guimond)

Bebladbadan adalah peribahasa yang terdiri dari tiga unsur. Unsur pertama adalah kalimat yang diujarkan, unsur kedua adalah arti sebenarnya, dan unsur ketiga adalah arti kiasannya.

Contoh bebladbadan adalah:

  • Mabuaya di tegal (buaya di sawah). Arti sesungguhnya adalah alu (biawak), sedangkan arti kiasannya adalah kalu (orang yang nakal)
  • Mataluh nyuh (telor dari kelapa). Arti sesungguhnya adalah tombong (buah yang ada di dalam buah kelapa), sedangkan arti kiasannya adalah sombong
  • Majempong bebek (jengernya bebek). Arti sesungguhnya adalah jambul, sedangkan arti kiasannya adalah ngambul (ngambek).

6. Sesimbing

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan Contohnyailustrasi murid (pixabay.com/PublicDomainPictures )

Sesimbing merupakan sindiran pedas kepada seseorang yang maknanya sangat melukai perasaan. Terkadang sesimbing menggunakan kalimat terbalik dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, orang yang bodoh dikatakan pintar.

Contoh sesimbing adalah:

  • Bes dueg dadi murid, munyine kangin kauh (terlalu pintar jadi murid, omongannya tidak ada isinya atau ngalor ngidul). Peribahasa ini ditujukan untuk seseorang yang sok pintar
  • Be di pengorengan baang ngeleb (ikan di panci dikasih lepas). Peribahasa ini ditujukan untuk seseorang yang sudah mau menikah, namun batal karena pasangannya lari atau memilih putus
  • Bes tegeh ngaba sebeng, sangket kabel nyanan baonge (terlalu tinggi raut mukanya, kena kabel nanti lehernya). Arti peribahasa ini adalah orang yang sombong
  • Sadueg-dueg semale makecos, pasti taen ulung (sepintar-pintar tupai melompat, pasti pernah jatuh). Arti peribahasa ini adalah seberapa suksesnya seseorang pasti pernah berada di kondisi yang kurang bagus.

7. Cecimpedan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaJaja klepon. (instagram.com/klepon_crot_bali)

Cecimpedan adalah teka-teki yang biasanya digunakan untuk bercengkerama di waktu luang. Ciri khas cecimpedan diawali oleh kata "apa ke" yang artinya apakah. Contoh cecimpedan adalah:

  • Apa ke anak cerik maid cacing (apakah anak kecil menarik cacing)? Jawabannya adalah jaum misi benang (jarum isi benang)
  • Apa ke anak cerik ngemu getih (apakah anak kecil ngemut darah)? Jawabannya adalah jajan klepon
  • Apa ke anak cerik maid enceh (apakah anak kecil menarik air kencing)? Jawabannya adalah caratan atau teko air
  • Apa ke anak cerik pantingang ngurek gumi (apakah anak keci dibanting menusuk bumi)? Jawabannya adalah gangsing.

8. Cecangkitan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan Contohnyaanak anjing (unsplash.com/Karsten Winegeart)

Cecangkitan sering digunakan untuk mengolok-olok seseorang. Cecangkitan memiliki satu kalimat namun memilik dua penafsiran.

Contoh cecangkitan adalah:

  • Tain cicing dendeng goreng jaen (kotoran anjing dendeng goreng enak). Arti yang pertama adalah kalau dengeng digoreng rasanya enak, sedangkan arti kedua kotoran anjing tidak bisa digoreng
  • Padange tusing dadi arit (rumputnya tidak bisa sabit). Arti yang pertama adalah bahwa rumput tidak bisa berubah jadi sabit, sedangkan arti kedua adalah rumput bisa dipotong dengan sabit
  • Anake negen tumbak tusing dadi (orang mengangkat tombak tidak boleh). Arti pertama adalah orang yang sedang mengangkat barang tidak boleh ditusuk dengan tombak, sedangkan arti kedua adalah orang bisa mengangkat tombak.

9. Sesawangan

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaIlustrasi alis. (unsplash.com/Ernesto Norman)

Dalam Bahasa Indonesia, sesawangan bisa disamakan dengan perumpamaan. Sesawangan memiliki ciri menggunakan kata sakadi, kadi, luir, kaya, tan pedah, amunan, alah, dan buka. Sedangkan kalau sesenggakan selalu menggunakan kata buka.

Contoh sesawangan adalah:

  • Paliatne kadi tatit (pandangannya seperti petir). Kalimat ini memiliki makna pandangan seseorang yang galak atau tajam
  • Alisne sakadi madon intaran (alisnya seperti daun intaran). Kalimat ini memiliki makna bentuk alis seseorang sangat bagus
  • Bangkiangne kadi acekel donda layu (pinggangnya seperti seikat sayur gonda layu). Kalimat ini memiliki makna bentuk pinggang seseorang yang langsing.

10. Raos ngempelin

10 Jenis Peribahasa Bahasa Bali dan ContohnyaTaman Inspirasi Muntig Siokan. (instagram.com/tamaninspirasims)

Raos ngempelin adalah peribahasa Bahasa Bali yang mirip dengan cecangkitan. Hanya saja, dalam raos ngempelin ada satu kata yang memiliki makna ganda.

Contoh raos ngempelin adalah:

  • Jaka di pangkunge. Arti yang pertama adalah pohon jaka di jurang, sedangkan arti kedua artinya diajak ke jurang
  • Mati kanginan. Arti yang pertama adalah mati di sebelah timur, sedangkan arti kedua adalah mati terkena angin (biasanya untuk lilin atau lampu tradisional)
  • Dija palungane. Arti yang pertama adalah mau pergi ke mana atau ke mana tujuannya, sedangkan ati kedua adalah di mana tempat makan babinya. Palungan itu adalah wadah untuk menaruh tempat makanan babi.

Dalam mengartikan peribahasa, seseorang wajib mengetahui arti sesungguhnya beserta kiasannya. Jika salah mengartikan, maka akan salah pula memaknai bahasa kiasannya. Jangan sampai salah mengerti ya, guys! Kalau masih bingung, yuk diskusi di kolom komentar.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya