10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam Pergaulan

Biasanya dipakai buat becandaan

Ejekan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti perbuatan mengejek, olok-olok, dan sindiran. Ejekan ini sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Terkadang, ejekan ini digunakan sebatas untuk bahan candaan.

Kamu juga bisa menemukan ejekan dalam Bahasa Bali. Kira-kira, seperti apa ya bentuk ejekannya? Berikut 10 ejekan Bahasa Bali yang sering dipakai dalam pergaulan.

Baca Juga: 7 Contoh Sesimbing, Sindiran Pedas dalam Bahasa Bali

1. Enduk sajaan

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi lemah. (unsplash.com/Tony Tran)

Enduk memiliki arti lemah, dan sajaan memiliki arti sangat. Enduk sajaan biasanya digunakan untuk orang yang lemah dalam menyelesaikan pekerjaan, atau ditujukan untuk ketidakmampuan seseorang. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah:

I Nyoman enduk sajaan, orahin nyaga kucit dogen sing bisa. Telah melaib kucite di kandangne.

Artinya adalah si Nyoman lemah sekali, disuruh menjaga anak babi saja tidak bisa. Semua anak babinya lepas dari kandangnya.

2. Celokotokan

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi gila. (unsplash.com/Tengyart)

Celokotokan ini tidak memiliki arti yang spesifik. Kata ini mirip dengan penggunaan kata sontoloyo. Celokotokan ini biasanya ditujukan untuk menunjukkan kekesalan kepada seseorang. Celokotokan termasuk dalam bahasa yang kasar. Contoh penggunaan dalam kalimat:

Buin teka celokotokanne, med sajaan nepukin muane.

Artinya adalah datang lagi orang ini (orang yang tidak disukai), sudah bosan sekali lihat wajahnya.

3. Jelema nyem

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi orang gila. (Pixabay.com/RyanMcGuire)

Nyem artinya gila. Jelema nyem artinya orang gila. Contoh penggunaan dalam kalimat:

Awake jelema nyem, suba tawang yeh panes, nu masih siup.

Artinya adalah kamu ini gila, sudah tahu air panas, masih juga diminum.

4. Beler

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi orang gila. (Pixabay.com/RyanMcGuire)

Beler memiliki makna orang melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Beler juga memiliki arti yang sama dengan edan atau kurang ajar. Contoh penggunaan dalam kalimat:

I Komang beler gati, melalung di tengah lapanganne.

Artinya adalah si Komang edan sekali, telanjang di tengah lapangan.

5. Lengeh buah

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi stres. (Pixabay.com/Peggy_Marco)

Lengeh buah memiliki artinya orang yang bodoh atau terlalu bodoh. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah:

Awake mula lengeh buah, orahin meli kunyit, jahe beline di peken.

Artinya adalah kamu memang bodoh, disuruh beli kunyit, malah jahe yang dibeli di pasar.

6. Medem dogen gaene

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi tidur. (unsplash.com/No Revisions)

Medem dogen gaene itu sebenarnya memiliki arti tidur saja kerjaannya. Namun, ungkapan ini biasanya ditujukan untuk orang yang malas. Contoh penggunaan dalam kalimat:

Gus, ragane medem dogen gaene, kenkenang kal nyidaang maju usahane. Sai-sai nae metanje teken timpal-timpale.

Artinya adalah Gus, kamu malas sekali, bagaimana mau maju usahanya. Sering-sering menawarkan ke teman-temannya.

7. Slimputan bibihne ngomong

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam Pergaulanilustrasi bibir (unsplash.com/Guido Fuà)

Slimputan artinya tersandung. Slimputan bibihne ngomong (tersandung bibirnya saat bicara) memiliki arti bicaranya tidak jelas atau salah saat mengucapkan suatu kata atau kalimat. Hingga orang yang diajak bicara tidak mengerti dengan apa yang dibicarakannya. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah:

Awake ngomongan calon presiden dogen selimputan bibihe mamunyi. Terus terang, raga sing ngerti maksudne.

Kamu bicara tentang calon presiden saja gak jelas. Terus terang, saya tidak mengerti maksudnya.

8. Berek

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam Pergaulanilustrasi orang kaya (Unsplash.com/Mathieu Stern)

Berek memiliki arti hancur, jelek, atau sesuatu yang tidak bagus. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah:

Adi berek gati polahne dadi nyama kelihan. Merebut warisan nak lingsir ajak adine.

Artinya adalah kok jelek sekali tingkah lakunya jadi saudara tertua. Rebutan warisan orangtua dengan adiknya.

9. Nu mepeceh

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi mata. (unsplash.com/Amanda Dalbjörn)

Mepeceh artinya memiliki kotoran mata. Nu mepeceh memiliki makna yang sama dengan bau kencur (anak-anak), atau anak yang dianggap belum tahu apa-apa atau belum berpengalaman. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah:

Petilesang deweke, awake nu mepeceh, de milu-milu nuturang politik.

Artinya adalah sadar diri, kamu ini masih belum mengerti apa-apa, jangan ikut-ikutan bicara politik.

10. Sing taen nduk

10 Ejekan Bahasa Bali, Sering Dipakai dalam PergaulanIlustrasi orang kaya. (unsplash.com/Brock Wegner)

Sing taen nduk artinya adalah tidak pernah lemah. Ungkapan sing taen nduk biasanya ditujukan untuk orang yang sombong atau bicaranya tidak pernah mau kalah. Contoh penggunaan dalam kalimat:

I Wayan munyi lan tuturne sing taen nduk, pragat nuturang kesugihan awakne dogen.

Artinya adalah si Wayan obrolannya tinggi-tinggi, selalu menceritakan kekayaan dirinya saja.

Kamu akan sering menemukan kata-kata ejekan Bahasa Bali di atas kalau bergaul dengan warga setempat. Setelah baca artikel ini, jangan sampai kamu tidak tahu artinya ya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya