Terimbas Sistem Zonasi, SMP Swasta di Klungkung Terancam Tutup
Mereka hanya mengajar 21 siswa dari NTT saja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Sistem zonasi yang diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini semakin membuat Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Klungkung kian terpuruk. SMP PGRI Semarapura misalnya.
Satu-satunya SMP Swasta di Klungkung ini semenjak setahun terakhir, atau sejak diterapkannya sistem zonasi sangat kesulitan mendapatkan siswa. Jika tahun ini mendapat kurang dari 20 siswa, tidak menutup kemungkinan sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1955 ini ditutup secara total.
Baca Juga: Sistem Error, Pendaftar PPDB SMP Denpasar Sejak Pagi Dianggap Hangus
1. Hanya ada 21 siswa di SMP PGRI Semarapura
Puluhan tahun telah berdiri, saat ini SMP PGRI Klungkung hanya terdapat 21 siswa. Keseluruhannya merupakan anak-anak panti asuhan asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemerosotan jumlah siswa ini dirasakan sejak tahun ajaran 2018-2019, atau ketika diberlakukannya sistem zonasi.
"Sekolah SMP negeri di setiap kecamatan terus bertambah. Belum lagi ada sistem zonasi ini, membuat sekolah kami semakin sulit bersaing untuk dapatkam siswa," ujar Guru Matematika di SMP PGRI Klungkung, Cokorda Istri Raka, Senin (24/6).
Pihaknya menyadari, orangtua siswa pasti memprioritaskan anaknya untuk masuk di sekolah negeri. Namun setidaknya, sistem yang dibuat tidak harus sampai mematikan sekolah swasta.
Baca Juga: Putu Arta Kecewa Pendaftaran Online PPDB Dihanguskan, Anaknya Menangis