TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Psikologis Pelecehan Seksual Bagi Anak

Berkaca dari kasus yang terjadi di Kabupaten Tabanan

Ilustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Tabanan, IDN Times - Pelecehan seksual pada anak saat ini marak terjadi. Belum lama ini terjadi peristiwa pelecehan pada anak di Kabupaten Tabanan. Pelecehan ini dialami anak laki-laki berusia 12 tahun yang dilakukan oleh tetangganya yang juga laki-laki berusia 65 tahun.

Pada korban, dampak pelecehan ini bisa berbuntut panjang jika tidak ditangani dengan baik. Mereka bisa saja menjadi pelaku pelecehan atau bisa tidak memiliki kepercayaan diri.

Baca Juga: Rentannya Perempuan dan Anak Alami Pelecehan Seksual Secara Online

1. Korban ke depan bisa saja menjadi pelaku

ilustrasi Pelecehan Seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Tema Insani Konsultan Psikologi di Tabanan, Ni Ketut Jeni Adhi SPsi MPsi Psikolog, menjelaskan anak yang menginjak usia remaja awal apabila mengalami pelecehan seksual, terlebih dilakukan oleh sesama jenis, maka peristiwa ini akan tertanam dalam memori sang anak. Selain itu juga memengaruhi tumbuh kembangnya, terutama dalam sisi seksual.

"Anak yang menginjak remaja dan mulai mengalami tumbuh kembang, akan mengingat perlakuan ini di dalam memorinya," ujarnya, Jumat (10/2/2023).

Anak yang belum tahu benar dan salah dalam memandang seksualitas, terlebih dalam peristiwa pelecehan yang ia alami ada rasa kenikmatan dan latar belakang yang mengimingi seperti diberikan mainan hingga uang, maka berpotensi membuat anak akan berpikir bahwa perbuatan tersebut juga bisa ia terapkan ke orang-orang di sekililingnya.

"Ketidaktahuan mereka dan adanya kenikmatan serta imbalan dari pelecehan yang ia terima, bisa saja membuat anak berpikir hal ini hal yang wajar dan bisa ia terapkan di lingkungannya. Ini membuat anak mengalami perubahan perilaku seksual dan bisa saja ke depan menjadi pelaku," ujar Jeni.

2. Korban bisa menjadi tidak percaya diri

ilustrasi menarik diri dari kehidupan sosial (pexels.com/cottonbro studio)

Namun selain kemungkinan menjadi pelaku, korban bisa saja menjadi orang yang tidak punya percaya diri dan akhirnya gampang menerima bully dari lingkungannya. Menurut Jeni, hal ini bisa terjadi pada anak yang memendam semua masalah sendirian dan tidak bisa terbuka. Anak juga bisa kehilangan konsentrasi melakukan kegiatan sehari-harinya karena terus mengingat pelecehan yang ia alami.

"Anak bisa kehilangan motivasi dalam belajar dan fokusnya tidak optimal karena terus menerus mengingat kejadian tersebut," ujar Jeni.

Berita Terkini Lainnya