TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tahun Depan, PPDB Harus Akomodasi Siswa dengan NEM Tertinggi

Benar sih, emang harus ada kuota khusus siswa berprestasi

Ilustrasi PPBD sebelum masa pandemik. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Denpasar, IDN Times - Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Denpasar, I Wayan Murdana, mengaku setuju terkait program pemerintah untuk memeratakan pendidikan. Namun ia meminta agar pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun depan memberi kuota kepada siswa yang memiliki prestasi atau nilai ujiannya tinggi.

Baca Juga: Terimbas Sistem Zonasi, SMP Swasta di Klungkung Terancam Tutup

1. Kompetitif perlu dalam dunia pendidikan

IDN Times/Sukma Sakti

Murdana mengatakan penerimaan siswa harus profesional. Menurutnya dalam dunia pendidikan perlu adanya kompetitif. Tujuannya yakni merangsang siswa agar memiliki kemauan untuk belajar dan lebih baik lagi.

"Yang kita tahu kompetitif dalam pendidikan perlu diperhatikan dengan baik," kata dia saat ditemui di SMP Negeri 3 Denpasar, Jalan Jepun, Denpasar Utara, Kamis (27/6).

2. Harus ada kuota lebih untuk siswa dengan nilai ujian tinggi

IDN Times/Imam Rosidin

Jadi, ia berharap pemerintah lebih bijak lagi dalam penentuan kebijakan PPDB. Ke depan, pemerintah diharapkan harus memberikan kuota atau mengakomodasi siswa-siswa yang berprestasi ini.

"Supaya betul-betul dievaluasi bagaimana mendudukan anak-anak yang berprestasi mendapat tempat. Jangan sampai semua diratakan. Klau di pendidikan, boleh diratakan cuma harus ada kuota untuk anak-anak yang berprestasi atau NEM tinggi," jelasnya.

"Ini mohon dipikirkan supaya jangan merugikan anak-anak kita. Tujuan pemerintah bagus, pemerataan siswa dan guru. Namun, bagaimana cara mengemas anak-anak yang berprestasi supaya ada tempat," imbuhnya.

3. Sudah selesai verifikasi faktual dan diterima

IDN Times/Imam Rosidin

Saat ini, SMP Negeri 3 Denpasar memasuki tahap verifikasi faktual pada tanggal 26 hingga 27 Juni 2019. Dari total 40 persen kuota untuk zona jarak, mereka menerima 109 siswa. Hari ini (27/6), seluruhnya telah dilakukan verifikasi dan diterima. Artinya tak ada satupun yang mengalami kendala atau masalah memanipulasi jarak.

"Sampai saat ini sudah semuanya diverifikasi baik lewat Kartu Keluarga dan domisili. Sampai saat ini belum ada masalah," ujar dia.

Baca Juga: Sistem Zonasi, Eranya Sekolah Favorit di Indonesia Dihapuskan

Berita Terkini Lainnya