TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal 10 Jenis Kata dalam Bahasa Bali, Dipakai Percakapan

Kamu harus bisa menggunakan kata yang tepat agar dimengerti

Ilustrasi membaca buku. (unsplash.com/Joel Muniz)

Kata merupakan bagian dari suatu kalimat yang memiliki arti tersendiri. Kata ini bisa terdiri dari satu suku kata, dua suku kata, tiga suku kata, dan seterusnya. Artikel kali ini akan membahas mengenai jenis kata atau kruna dalam Bahasa Bali.

Bahasa Bali terdapat sepuluh jenis kata. Apa saja? Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku "Udiana Sastra untuk SMA/SMK Kelas X" dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali tahun 2016.

Baca Juga: Contoh Bahasa Bali Kruna Wilangan atau Kata Bilangan

Baca Juga: 7 Pantun Romantis Bahasa Bali, Cocok untuk Valentine

1. Kruna aran atau kata benda

Ilustrasi gelas. (Unsplash.com/Michael Oeser)

Kata ini menyatakan segala sesuatu yang dibendakan. Dalam Bahasa Bali terdapat dua jenis kata benda yaitu:

  • Kruna aran sakala adalah kata benda yang berwujud, dapat dilihat, dan dapat disentuh seperti kayu, kedis (burung), tasik (garam), api, umah (rumah), manusa (manusia), dan lainnya
  • Kruna aran niskala kebalikan dari kruna aran sakala seperti atma (roh), keneh (pikiran), angin, dewa, Tuhan, munyi (suara), dan lainnya.

2. Kruna kria atau kata kerja

Ilustrasi Lomba Lari (IDN Times/Mardya Shakti)

Kruna kria adalah kata yang menunjukkan perbuatan. Kruna kria dalam Bahasa Bali terdapat dua jenis yaitu:

  • Kruna kria lumaksana (kata kerja aktif), contohnya ngetep (memotong), ngalap (memetik), nagih (meminta), mapayas (berhias), negul (mengikat), dan lainnya
  • Kruna kria linaksana (kata kerja pasif), contohnya kajemak (diambil), aliha (dicari), tanjunga (ditendang), abana (dibawa), kajekjek (diinjak), dan lainnya.

3. Kruna pangentos atau kata ganti

upacara adat di Bali (pixabay.com/arnolduspt)

Kruna pangentos adalah kata yang digunakan sebagai pengganti benda atau manusia. Kruna pangentos terdiri dari:

  • Kruna pangentos jadma kapertama contohnya tiang, icang, titiang, yang memiliki arti saya dan iraga yang memiliki arti kita
  • Kruna pangentos jadma kaping kalih contohnya cai, nyai, ragane, ratu, awake yang memiliki arti kamu
  • Kruna pangentos jadma kaping tiga contohnya dane, ipun, ia, ida yang berarti dia.

4. Kruna pangarep atau kata depan

Ilustrasi jam. (pixabay.com/khfalk)

Kruna pangarep merupakan kata yang menjadi keterangan tempat atau waktu. Contoh kruna pangarep adalah ring, ba (di), ka (ke), saking (dari), uli (dari), duk (saat), olih (oleh), dan lainnya.

5. Kruna kahanan atau kata keadaan atau kata sifat

Ilustrasi marah. (unsplash.com/Andre Hunter)

Kruna kahanan adalah kata yang menjelaskan sifat atau keadaan dari kata benda atau kruna aran. Contoh kruna kahanan adalah cenik (kecil), selem (hitam), endep (pendek), bagus (ganteng), bengkung (bandel), bocok (jelek), ajum (sombong), siteng (kuat), dan lainnya.

6. Kruna wilangan atau kata bilangan

Angka 1000. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kruna wilangan adalah kata yang menunjukkan jumlah benda atau urutan dalam deretan. Contohnya sa (satu), dua (dua), telu (tiga), satak (200), domas (800), atenga (setengah), dan lainnya. Penjelasan lebih lengkap mengenai kruna wilangan bisa dibaca di artikel Contoh Bahasa Bali Kruna Wilangan.

7. Kruna pidarta atau kata keterangan

ilustrasi kegiatan upacara adat (pexels.com/Artem Beliaikin)

Kruna pidarta adalah kata keterangan yang digunakan untuk kruna kria (kata kerja), kruna kahanan (keadaan/sifat), dan kruna wilangan (kata bilangan). Contoh dari kruna pidarta adalah suba (sudah), kaliwat (terlalu), beneh (benar), sai-sai (sering-sering), das (hampir), kereng (sering), bes (terlalu), dan lainnya.

8. Kruna panyambung atau kata sambung

Ilustrasi orang Bali. (unsplash.com/I Made Krisna Udiana)

Kruna panyambung adalah kata yang digunakan untuk menyambung beberapa kata atau kalimat. Contohnya adalah krana (karena), kemaon (hanya saja), sakewala (akan tetapi), awinan (dikarenakan), nangin (tetapi), yadiastun (walaupun), mangda (semoga), dan lainnya.

9. Kruna piteket atau kata sandang

Ilustrasi Maha Rsi. (youtube.com/widya bali channel)

Kruna piteket adalah kata yang tidak memiliki arti tetapi menjelaskan atau menegaskan suatu kata benda. Dalam Bahasa Bali terdapat enam jenis kruna piteket yaitu:

  • Kruna piteket untuk nama orang seperti i dan ni. Contohnya adalah I Gede, i meme, Ni Ketut, dan lainnya
  • Kruna piteket untuk seorang yang utama atau dihormati yaitu sang. Contohnya Sang Arjuna, Sang Pandawa, dan lainnya
  • Kruna piteket untuk orang suci yaitu dang. Contohnya adalah Dang Acarya, Dang Guru, dan lainnya
  • Kruna piteket untuk hal gaib yang suci yaitu hyang. Contohnya Hyang Widhi, Hyang Kawi, dan lainnya
  • Kruna piteket untuk orang suci yang lebih tinggi tingkatannya yaitu danghyang. Contohnya Danghyang Dwijendra, Danghyang Nirartha, dan lainnya
  • Kruna piteket untuk kekuatan gaib dan suci dengan tingkatan yang lebih tinggi adalah sanghyang. Contohnya Sanghyang Widhi, Sanghyang Parama Kawi, Sanghyang Paramatma, dan lainnya.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya