TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Mengatasi Atasan yang Pelupa, Apalagi Soal Kebijakan

Lupa itu manusiawi, tapi ada strategi untuk mengatasinya

Ilustrasi rapat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dalam dunia karier pastinya memiliki pemimpin yang mengarahkan dan memanajemen lingkungan kerja. Setiap karyawan ingin mendapatkan atasan yang terbaik. Tidak hanya memberikan tugas, tapi juga solutif terhadap permasalahan yang diatasi oleh karyawannya. Pernah gak kamu mengalami satu hal yang bikin jengkel karena keputusan atasan sering berubah-ubah. Masih untung perubahan itu dilakukan sebelum menerapkan kebijakan atau keputusan. Lantas bagaimana rasanya jika perubahan itu terjadi setelah kebijakannya sudah dia putuskan?

Hal-hal seperti ini kerap kali ditemukan di lingkungan kerja. Apalagi standar operasional kerja belum benar-benar diterapkan dalam sebuah organisasi kerja itu sendiri. Supaya kamu tidak cepat naik pitam karena keputusan atasan yang berubah-ubah dan merasa bahwa hal itu bukan hasil keputusannya, coba lakukan beberapa cara di bawah ini.

Baca Juga: 5 Hal Penting Jika Punya Atasan yang Lebih Muda

Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Atasan yang Genit, Lindungi Diri

1. Siapkan notula rapat

Ilustrasi catatan rapat (pexels.com/David Bares)

Mencatat setiap hasil rapat di perusahaan kecil maupun besar adalah sebuah kewajiban. Karena, intensitas pekerjaan yang padat sering kali membuat orang tidak fokus. Makanya catatan hasil rapat merupakan pengingat akan apa saja yang sedang dikerjakan dan yang harud dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Apalagi sampai ada permasalahan yang harus cepat ditangani, hal itu sebagai skala prioritas untuk segera diselesaikan.

Mencatat secara rinci, kapan dilaksanakan rapat, membuat absen rapat, menulis apa saja yang disampaikan oleh peserta rapat dalam keputusan bersama, hingga orang-orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab. Itu akan membantumu seandainya atasan mendadak bertanya tentang hasil keputusan bersama.

Jadi kalau atasan bertanya “Kenapa pekerjaan itu yang dikerjakan?”, kamu bisa menjawabnya berdasarkan notula rapat beserta tanggal itu dibuat.

2. Review hasil rapat

Ilustrasi menyampaikan hasil rapat (pexels.com/Artem Podrez)

Membacakan hasil rapat sebelum ditutup juga sebagai patokan, bahwa catatan kamu itu merupakan notula dari keputusan bersama. Jika ada kesalahan pada saat review hasil rapat, kamu bisa memperbaiki itu agar bahasa atau kalimatnya sama di forum tersebut. Bayangkan jika catatan itu berbeda dengan yang ada di pikiran peserta rapat lainnya, nanti malah kamu yang terkena permasalahan sendiri.

Hasil review rapat bisa dibagikan kepada peserta rapat, termasuk atasan. Karena tidak semua peserta rapat senang menulis. Ada yang asyik mendengarkan dan menyimak, ada juga yang mungkin tidak fokus di dalam forum. Bisa saja atasanmu sendiri juga seperti itu.

Review bisa disampaikan pada rapat selanjutnya untuk mengingatkan kembali hal-hal yang sedang dan sudah dikerjakan, agar peserta rapat ikut menyampaikan laporan progres.

3. Meeting harus lebih dari tiga orang

Ilustrasi suasana rapat (pexels.com/fauxels)

Jika membicarakan pekerjaan dan permasalahan apalagi berkaitan dengan kebijakan, disarankan untuk tidak hanya kamu dan atasan saja yang berkoordinasi atau berdiskusi. Kecuali mungkin ada hal pribadi yang ingin disampaikan. Hal ini sangat rentan terjadinya kecemburuan dan saling menyalahkan. Karena tidak semua yang kamu tangkap dari atasan akan tersampaikan persis dengan apa yang diinginkan oleh atasan. Tidak semua orang memiliki kemampuan dalam menerjemahkan kemauan atasan.

Makanya forum itu tetap harus tercipta, minimal ada tiga orang atau lebih yang mendengarkan keputusan atasan berkaitan dengan banyak orang. Lebih baik lagi setiap divisi ada perwakilannya. Sebab penyebaran informasinya akan tersampaikan dengan lebih cepat, dan semua karyawan lebih merasa dihargai sebagai tim.

4. Membuat jurnal harian

Ilustrasi jurnal (pexels.com/Jess Bailey Designs)

Jurnal itu merupakan catatan yang bisa sebagai bahan laporan pekerjaan Anda sendiri. Saat rapat jurnal sebagai acuan untuk Anda menyampaikan hasil pekerjaan yang sebelumnya ditugaskan oleh atasan Anda. Setidaknya ketika atasan Anda lupa bisa teringat kembali sebelumnya tugas - tugas tersebutlah yang harus dikerjakan oleh Anda, tidak memberikan tugas tambahan jika pekerjaan tersebut belum selesai atau sebagai acuan untuk memberikan deadline pekerjaan.

Tidak hanya itu saja manfaat lain dari jurnal sebagai bahan supervisi atasan kepada Anda. Ada juga yang terlihat tidak bekerja namun ternyata banyak hal yang dilakukan dan dikerjakan agar lebih efektif dan efisien juga dalam melakukan pekerjaan.

Writer

Carmi Sriwidaningsih

IG:Carmi Sriwidaningsih

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya