6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau Dewata

Dari reggae hingga lagu anak-anak

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Musik pop berbahasa Bali pada tahun 2002 masih belum sepopuler seperti sekarang. Walaupun saat itu sudah ada penyanyi pop Bali yang populer seperti Widi Widiana, namun musik berbahasa Bali kerap dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai musik untuk 'orang desa'.

Tahun 2002, ketika kemunculan stasiun televisi (TV) lokal di Bali, musik pop Bali mulai mendapat hati di kalangan masyarakat. Musik Bali yang diputar setiap hari membuat masyarakat mengenalnya. Sehingga muncul nama-nama penyanyi baru seperti Bayu KW yang sangat populer dengan lagu Sopir Kapal, Sarinem Neha Nehi, dan beberapa lagu lainnya.

Sejak tahun 2002, selain bermunculan penyanyi pop Bali, juga ada hal baru yaitu munculnya banyak band berbahasa Bali. Mereka memiliki penggemar yang cukup banyak di Bali. Berikut ini deretan band berbahasa Bali yang populer di Pulau Dewata.

Baca Juga: Belajar Bahasa Bali Khas Nusa Penida di Lagu Bes Ngirit

1. Lolot Band, pioneer band berbahasa Bali yang memiliki massa terbanyak

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau DewataLolot Band. (YouTube.com/Lolot Band)

TV Lokal yang menayangkan musik-musik Bali telah mendorong munculnya sebuah band beraliran alternative rock bernama Lolot Band, yang digagas oleh Made Bawa. Nama band diambil dari nama panggilan Made Bawa. Kata 'Lolot' merupakan kebalikan dari kata 'Tolol'.

Mereka muncul pertama kali di layar kaca dengan video musik Tresna Memaksa atau Luh Sari. Lagu ini menjadi batu loncatan Lolot Band untuk dikenal lebih luas di masyarakat. Dengan slogan “Bali Rock Alternatif“-nya, membuat anak-anak muda Bali tidak malu-malu lagi untuk menyanyikan musik Bali.

Awal berdiri, Lolot beranggotakan Lolot/Made Bawa (Gitar, vokal), Doni Lesmana (Gitar), Lanang (Bass), dan Deni Surya (Drum). Seiring waktu, Deni Surya digantikan oleh Hendra.

Saat ini Lolot termasuk band di Bali yang memiliki massa atau pendukung yang sangat besar. Sebelum pandemik, di mana pun mereka pentas tidak pernah sepi penonton.

2. Joni Agung n Double T, musik reggae mebasa (Berbahasa) Bali

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau DewataJoni Agung N Double T. (YouTube.com/MCAST PREGINA)

Anak Agung Junni Antara atau yang sering dipanggil Gung Joni ini adalah pelopor berdirinya band reggae asal Bali, Joni Agung N Double T.

Double T diambil dari nama sebuah band reggae bernama Double T. Kala itu, vokalis Double T balik ke negaranya dan meminta Gung Joni untuk menggantikannya. Nama band ini lalu diubah menjadi Joni Agung N Double TV.

Personelnya terdiri dari Joni Agung (Vokalis), Mayun (Keyboard), Dek Alit (Gitar), Tilem (Bass), Rody (Drum), dan Sandi Lazuardi (Saxhophone). Lagu pertama mereka, Nyoman Klepon dan Janjin Beline, mendapat sambutan luar biasa di kalangan pencinta musik reggae di Bali maupun pencinta musik berbahasa Bali.

Hampir sama dengan Lolot Band, penggemar band ini sangat besar di Bali. Salah satu kelompok penggemarnya bernama 0530, atau setengah nem (Enam) yang dipelesetkan menjadi setengah nyem (Setengah gila).

Ribuan penggemarnya selalu datang di mana pun Joni Agung N Double T manggung. Dengan atribut baju hitam-hitam bercorak merah, kuning, hijau khas lagu reggae, mereka bergoyang bersama band idolanya.

Baca Juga: 10 Potret Terbaru Putu Sutha, Jawara AFI 3 yang Hobi Main Golf

3. Di Ubud Band, aliran rock and roll mebasa Bali

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau DewataDi Ubud Band. (YouTube.com/MONKEY REPUBLIC OFFICIAL)

Di Ubud Band dibentuk oleh Krisna Purpa pada tahun 2005. Band beraliran rock and roll ini merilis beberapa lagu yang cukup populer seperti Iluh-iluh, Bulan Bintang, Bali United, dan beberapa lagu lainnya. Lagu-lagunya menggunakan lirik campuran antara Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.

Band ini sempat mati suri sejak tahun 2010. Mereka memutuskan berhenti berkarya dan bermusik untuk sementara waktu, karena kesibukan masing-masing anggotanya. Namun pada tahun 2019, mereka memutuskan untuk kembali meramaikan belantika musik Bali.

Personel Di Ubud Band saat ini digawangi oleh Krisna Purpa (Gitar dan vokal), Gung Gepeng (Lead guitar), Tude (Drum), dan Yori (Keyboard). Sementara Cok Gus yang berposisi di bass untuk sementara tidak ikut memperkuat Di Ubud Band, karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.

4. KIS Band, solo project vokalis Di Ubud Band

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau DewataKIS Band. (YouTube.com/MONKEY REPUBLIC OFFICIAL)

KIS Band adalah solo project dari vokalis Di Ubud Band, Krisna Purpa. Ketika Di Ubud Band vakum, Tu Krisna begitu ia biasa disapa, mencoba untuk tetap bermusik dengan membuat band bernama KIS Band. Aliran musiknya hampir sama seperti Di Ubud Band, namun memiliki nuansa rock dengan tempo yang lebih cepat dan balutan distorsi gitarnya yang sangat kental.

Masih dengan lirik yang easy listening membuat musik-musik dari KIS Band seperti JPDA (Jauh Panggang Dari Api), cepat populer di kalangan penggemar musik di Bali. KIS Band termasuk band berbahasa Bali yang memiliki jadwal manggung cukup padat sebelum pandemik. Dari panggung satu ke panggung lainnya, acara pernikahan hingga skala besar, dijabani juga oleh KIS Band.

5. 4WD, punk rock ala Bali

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau Dewata4WD Band. (YouTube.com/4WD BALI OFFICIAL)

Pernah dengar lagu-lagu punk dari Bad Religion atau blink 182? Nuansa punk ini akan terdengar di lagu-lagu yang dibawakan oleh 4WD. Band yang berdiri pada tahun 2004 ini termasuk band rock dari Bali bernuansa punk. Irama punk yang dibalut oleh suara berat dari sang vokalis, Raff, membuat musik 4WD menjadi garang.

Beberapa lagu dari 4WD yang cukup populer di antaranya Ngopi Malu Jon, Iluh Mai Luh, dan No Money, No Honey. Lagu tersebut sering dinyanyikan oleh para remaja dan band pelajar.

Personel 4WD terdiri dari Raff (Vokal, gitar), Agoes (Bass, backing vocal), Andi (Gitar), dan Edix (Drum).

6. Emoni Bali, membangkitkan gending rare

6 Band Berbahasa Bali yang Populer di Pulau DewataEmoni Bali. (dok. Emoni Bali)

Emoni Bali adalah band kolaborasi ethnic pop yang mengangkat lagu anak-anak atau di Bali sering disebut dengan gending rare. Band ini berhasil mengangkat kembali lagu-lagu gending rare yang sudah sangat jarang dinyanyikan oleh anak-anak masa kini.

Band ini beranggotakan AA Gde Raka Gunawarman (Vokal/gitar), Agus Anwar Eka Wayudi (Gitar), Ida Bagus Yogi Pratama (Bass), IGNA Gde Parama Sastrawan (Perkusi), Made Dony Swiyoga Putra (Suling/rindik), Wayan Deny Yoga Pratama (Suling), AAN Aritama (suling), dan AAN Edy Prayoga (Suling).

Album Ning Ning Cening 1 dan 2 mengajak penikmat musik untuk bernostalgia dengan lagu-lagu gending rare yang sering dinyanyikan pada zaman dahulu. Lagu-lagu ini dibawakan secara apik. Sebab mereka juga meminta bantuan beberapa penekun gending rare di Bali untuk menyempurnakan lagu-lagu yang dibawakannya.

Musik berbahasa Bali kini sudah sangat populer tidak hanya di kalangan masyarakat Bali saja, tetapi juga di luar Bali. Kalau pada awal kemunculannya masih terbatas di layar kaca, itu pun hanya di TV lokal, kini musik-musik mereka sudah bisa didengarkan di YouTube, Spotify dan lainnya tanpa batas.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya