Robi Optimis Indonesia Bisa Bikin Live Music Isu Lingkungan

Benar juga ya

Denpasar, IDN Times - Industri musik Indonesia yang semakin berkembang pesat seharusnya dibarengi oleh kepedulian terhadap isu lingkungan. Para musisi dapat menggunakan liriknya tentang isu lingkungan untuk menyebarkan semangat kepada para penggemar atau khalayak umum. Namun, rupanya sebagai negara yang kaya sumber daya alam, tak banyak musisi yang memanfaatkan momen ini untuk membantu kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Menurut aktivis sekaligus vokalis Navicula, Gede Robi Suprianto, regenerasi musisi yang peduli isu lingkungan itu penting. Ia melakukannya dengan membuat katalog dan menggandeng belasan band yang sudah punya nama maupun baru untuk membicarakan isu lingkungan.

“Kalau cuma band saya, Navicula aja yang ngomong kayak gini gak seru. Sampai kapan juga ntar lagi akan tua. Kalau cuma kita aja, putus energinya. Capek juga,” ungkapnya belum lama ini.

1. Indonesia belum memiliki green label yang peduli isu lingkungan

Robi Optimis Indonesia Bisa Bikin Live Music Isu LingkunganIlustrasi climate crisis (unsplash.com/Markus Spike )

Menurut Robi, kendati musik Indonesia berkembang pesat, namun sampai saat ini Indonesia belum memiliki green label seperti Australia, dan katalog lingkungan dari para musisi di Eropa. Oleh karenanya, penting untuk memikirkan hal ini. Sehingga ia berinisiasi untuk membuat IKLIM di Bali pada 2023 lalu. Pembentukan ini pertama kali muncul setelah menerima kabar di telepon dari gerakan Music Declares Emergency UK.

“Ngomongin industri musik Indonesia udah gedelah (besar), tapi yang ngomongin lingkungan ada satu, dua, tapi gak ada katalognya. Gak populer. Masih kenceng jualan lagu koplo patah hati gitu lho. Lebih gampang dapat panggung,” katanya.

Kondisi ini sama halnya dengan industri perfilman di Indonesia. Sejauh ini hanya ada satu Pulau Plastik yang menembus Netflix sebagai film isu lingkungan.

2. Indonesia harus memikirkan nation branding, dan punya banyak potensi

Robi Optimis Indonesia Bisa Bikin Live Music Isu LingkunganIlustrasi perubahan iklim (unsplash.com/Matt Palmer)

Robi berpendapat, Indonesia harus memikirkan nation branding-nya untuk bersaing dengan negara lain. Satu potensi yang bisa digarap dan dimaksimalkan adalah karya-karya yang berkaitan dengan isu lingkungan selain kekayaan hutan, biodiversity lautan, coral triangle, dan lainnya.

“Indonesia itu kaya akan hutannya. Hutan hujan tropis, rain forest itu cuma Amazon, Kongo dan Indonesia. Kita salah satu hutan purba,” ungkapnya.

Selanjutnya adalah menggugah seluruh musisi agar mengisi semua plaftform dengan karya mereka, terutama berkaitan isu lingkungan.

3. Live music soal lingkungan masih belum banyak di Indonesia

Robi Optimis Indonesia Bisa Bikin Live Music Isu Lingkunganilustrasi bawah laut (pexels.com/Francesco Ungaro)

Dalam dunia industri musik di Indonesia, sejauh ini belum banyak live music yang menampilkan dan memainkan isu lingkungan. Begitu juga di Bali, masih segelintir anak muda yang menangkap momen ini. Padahal, misalnya pada peristiwa Bali Tolak Reklamasi, sangat berpotensi menjadi ajang pembelajaran untuk konser anak muda. Ia merekam banyak anak muda yang berpartisipasi dengan berbagai alasan mulai peduli lingkungan, dan menganggap isu tersebut keren.

Sekaligus momen-momen semacam itu akan menjadi wadah seleksi para musisi yang terus berkarya dan berlanjut dalam membawa nilai isu lingkungan.

“Setidaknya narasi-narasi perlindungan pesisir, konservasi, dan lainnya sudah menjadi topik,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya