Endah n RhesaxNavicula Rilis Lagu Segara Gunung

Sudah ada yang mendengarkan?

Badung, IDN Times – Duo folk Endah n Rhesa berkolaborasi dengan band rock Navicula meluncurkan lagu terbaru Segara Gunung. Lagu ini menjadi spesial karena diklaim memasukkan elemen suara-suara alam khas Nusantara seperti hutan hujan tropis, dan samudra. Lagu ini juga mewakili Indonesia dalam musik global ‘Sounds Right’. Nah, apa fakta menarik lagu dan kolaborasi ini?

1. Terinspirasi dari sebuah mantra dan kidung klasik Bali

Endah n RhesaxNavicula Rilis Lagu Segara Gunungilustrasi canang (commons.wikimedia.org/Okkisafire)

Endah n RhesaxNavicula menampilkan suara hutan hujan tropis dan laut Indonesia di lagunya yang menyaratkan makna budaya, dan lingkungan. Mereka mengakui konsep ini terinspirasi dari mantra dan kidung klasik Bali yang dinyanyikan untuk perayaan saat alam subur dan melimpah.

“Segara Gunung adalah penjelajahan puisi dan musik tentang interaksi dinamis antara energi maskulin dan feminin yang diwakili gunung dan laut,” ungkap Endah.

2. Lirik lagu merupakan metafora kisah cinta antardua energi

Endah n RhesaxNavicula Rilis Lagu Segara Gunungpixaby

Lirik lagu dalam Segara Gunung ini merupakan kisah cinta antara energi maskulin dan feminin tersebut. Merupakan metafora penciptaan kehidupan, dan pentingnya keseimbangan alam. Bahwa alam juga bukan hanya latar belakang dari aktivitas manusia, tetapi entitas hidup yang perlu dihormati, dan dilindungi.

“Alam merupakan sumber inspirasi dan sangat memengaruhi banyak hal yang kita lakukan, dalam kehidupan dan juga seni,” kata Endah.

3. Indonesia memiliki ekosistem alam yang paling beragam

Endah n RhesaxNavicula Rilis Lagu Segara Gunungilustrasi hutan hijau tropis di Banten, Indonesia (Pexels/Tom Fisk)

Vokalis Navicula, Gede Robi, menjelaskan Sounds Right ini sangat penting bagi Indoneisa. Mengapa? Karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan area hutan hujan tropis terbesar ketiga. Indonesia menjadi ekosistem yang paling beragam secara biologis di Bumi. Namun deforestasi, perubahan iklim, serta polusi merusak alam dan membawa kepunahan bagi banyak makhluk hidup.

“Masalah lingkungan dan krisis iklim disebabkan oleh ketidakseimbangan antara apa yang kita ambil dari alam dan apa yang kita berikan kembali pada alam,” ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya