Profil Ratna Sarumpaet, Viral Keluar saat Nyepi di Bali

Videonya ramai di medsos

Selama Hari Raya Nyepi, seluruh masyarakat di Bali tidak keluar rumah untuk menghormati pelaksanaan Catur Brata Penyepian (empat pantangan yang harus ditaati saat Hari Raya Nyepi). Namun, masih saja ada orang-orang yang melanggar aturan ini. Baru-baru ini beredar video Ratna Sarumpaet di media sosial (medsos) Instagram lokal di Bali. Tokoh publik ini menjadi viral karena terciduk pecalang (petugas keamanan adat di Bali) saat berkendara bersama sopirnya selama Hari Raya Nyepi.

Ia dan sopirnya mengaku tidak mengetahui saat itu adalah Hari Raya Nyepi dan bermaksud untuk mencari ATM. Siapakah Ratna Sarumpaet ini? Buat yang gak tahu siapakah tokoh ini, berikut profil Ratna Sarumpaet.

1. Ratna Sarumpaet menjadi bagian tim sukses Prabowo-Sandi

Profil Ratna Sarumpaet, Viral Keluar saat Nyepi di BaliRatna Sarumpaet bersama burung hantu yang nyasar masuk ke halaman rumahnya. (Instagram.com/rsarumpaet)

Ratna Sarumpaet aktif mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2019. Ia masuk menjadi tim sukses pemenanganan Prabowo-Sandi. Aktivis ini tercatat sebagai juru kampanye nasional Prabowo-Sandi.

Ia kemudian dipecat oleh kubu yang sering dibelanya, karena kasus berita bohong atau hoaks. Saat itu beredar di medsos, ia mengirimkan surat pengunduran dirinya sebagai tim sukses Prabowo-Sandiaga setelah pemecatan tersebut.

2. Pernah dipenjara karena kasus hoaks

Profil Ratna Sarumpaet, Viral Keluar saat Nyepi di BaliRatna Sarumpaet saat tersandung kasus hukum pada 1998. (Instagram.com/rsarumpaet)

Kasus hoaks seperti apa yang membuat Ratna Sarumpaet dipecat dari Tim Sukses Prabowo-Sandi? Dilansir IDN Times, Ratna membuat heboh publik pada pertengahan 2018. Ratna saat itu mengaku kalau dirinya menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 21 September 2018.

Berita ini tentunya membuat panas situasi politik, yang saat itu dalam masa Pemilihan Presiden 2019. Kubu Prabowo-Sandi sempat terpancing dan menduga pelaku berasal dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Untuk meredam situasi, pihak polisi bergerak cepat dengan memeriksa Ratna.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Ratna menyebar berita bohong. Aktivis ini bukan dianiaya, melainkan melakukan perawatan operasi sedot lemak di pipi sehingga membuat kondisi wajahnya tampak lebam. Akibat penyebaran hoaks yang membuat gaduh situasi politik nasional ini, Ratna Sarumpaet dijatuhi vonis dua tahun penjara (potong masa tahanan) pada Kamis, 11 Juli 2019.

Ratna Sarumpaet menjalani masa penahanan di Lapas Perempuan Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ia menghirup udara bebas pada 26 Desember 2019. Nama Ratna Sarumpaet seperti menghilang dari dunia perpolitikan Tanah Air setelah bebas.

3. Perjalanan karier Ratna Sarumpaet

Profil Ratna Sarumpaet, Viral Keluar saat Nyepi di BaliRatna Sarumpaet saat aktif di dunia teater. (Instagram.com/rsarumpaet)

Dikutip dari IDN Times, perempuan kelahiran Taruntung, Tapanuli Utara, Sumatra Utara ini adalah seorang arsitek lulusan Universitas Kristen Indonesia (UKI). Ia juga terjun sebagai seniman yang mendirikan teater bernama Teater Satu Merah Panggung pada 1974. Ia kerap menulis naskah dan menjadi sutradara Rubayat Umar Khayam (1974), Dara Muning (1993), Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah (1994), dan lainnya.

Selain berkecimpung di dunia seni, ia juga tercatat sebagai aktivis perempuan terkait Hak Asasi Manusia (HAM). Ratna dikenal sebagai aktivis yang sangat vokal menyuarakan pembelaan HAM. Karena hal ini, ia sempat merasakan dinginnya lantai penjara selama 70 hari pada 1998 karena menghadiri pertemuan politik anti-revolusioner dan menyebarkan kebencian.

Ia kemudian mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre setelah reformasi. Lembaga ini dibentuk untuk membantu orang-orang yang memiliki berbagai persoalan seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kelaparan, hingga korupsi. Karena aktivitas dalam dunia HAM, ia mendapatkan beberapa penghargaan satu di antaranya Female Human Rights Special Award dari The Asia Foundation For Human Rights di Tokyo, Jepang pada 1998.

Ratna Sarumpaet tercatat aktif di dunia perfilman nasional, lho. Ia pernah menjadi penulis skenario dan sutradara film. Beberapa karyanya seperti Lulu (1989), Rumah Untuk Mama (1991), hingga Balada Orang-Orang Tercinta (1990). ia juga mendapatkan penghargaan dalam dunia perfilman yaitu Public Prize Vesoul International Film Festival, Netpac Award Asiatica Film Mediale Rome, sampai Youth Prize Vesoul International Film Festival.

Sebagai tokoh publik, seharusnya Ratna Sarumpaet sudah mengerti dan mengetahui mengenai Hari Raya Nyepi. Semoga apa yang telah dilakukan Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran bagi tokoh-tokoh publik untuk menghormati perayaan ini selama di Bali.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya