Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDS

Padahal udah ada obatnya

Denpasar, IDN Times - Pada 1 Desember mendatang, dunia Internasional akan memperingati Hari AIDS sedunia. Berkaitan dengan itu, ada fakta baru yang membuat kita miris nih. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Gianyar menyebut Bali sebagai daerah dengan tingkat pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) tertinggi.

Namun yang menjadi permasalahan besar dari dulu hingga sekarang adalah stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Bagaimana penjelasannya?

1. Banyak stigma negatif bahwa virus HIV mudah menular

Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDSrand.org

Baca Juga: Prediksi Cuaca di Bali: Waspada Banjir Bandang & Ombak Laut 2 Meter

Sekretaris KPA Gianyar, Anak Agung Suardana, mengatakan selain mencegah dan menanggulangi, yang terpenting saat ini adalah melawan stigma negatif terhadap ODHA. Stigma tersebut menurutnya menjadi penyebab sulitnya menanggulangi jenis penyakit ini.

Dengan stigma tersebut, banyak ODHA yang tidak berani untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit atau puskesmas.

"Kesulitan yang kita hadapi di lapangan yakni masih ada paradigma yang salah di masyarakat," katanya, Kamis (29/11).

Stigma tersebut di antaranya jika tertular langsung cepat meninggal dunia, virus HIV mudah menular, dan virus HIV tidak ada obatnya. Sehingga ODHA dikucilkan dari pergaulan dan selalu dijauhi karena takut tertular.

2. Faktanya, HIV sudah ada obatnya lho

Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDSunsplash.com/Sharon Mccutcheon

Ia mengungkapkan, virus HIV kini sudah ada obatnya sehingga bisa disamakan dengan penyakit kronis lainnya. Penderitanya harus rajin memeriksakan diri dan meminum obat yang diberikan dokter. Terapi tersebut dinamakan Anti Retroviral.

Dengan terapi tersebut, orang yang terinfeksi virus HIV tetap bisa memiliki umur yang panjang, sehat dan produktif. Namun terapi ini harus dilakukan secara teratur dan terus menerus. Biar virus HIV di tubuh bisa ditekan dan menjaga kekebalan tubuh.

"Kadang kita menemukan di lapangan. Setelah merasa sehat mereka berhenti minum, sakitnya menjadi kronis serta kekebalan tubuhnya menurun," ungkapnya.

Obat tersebut juga bisa mencegah penularan pada orang lain, menjaga produktivitas dan meningkatkan kualitas hidup.

3. Masih banyak penderita yang tidak terdeteksi

Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDSPixabay.com/rebcenter-moscow

Satu kesulitan untuk menghentikan kasus ini adalah masih banyaknya orang yang enggan memeriksakan diri. Para penderita ini banyak yang tidak terdeteksi sehingga sulit untuk mengendalikan penularannya.

Inilah tugasnya KPA untuk mencari dan mendeteksi penderita yang sembunyi tersebut supaya cepat ditangkal.

"Ini tugas kita bersama untuk menemukan dan mengobati. Ujung-ujungnya untuk mencegah penularan. Sehingga kasus-kasus baru bisa kita tangkal. Ini belum berjalan sesuai yang kita harapkan," ungkapnya.

Menurutnya yang tak kalah penting adalah melakukan pencegahan dan meningkatkan pemahaman terhadap HIV dan AIDS. Dengan demikian, ODHA bisa melindungi dirinya sendiri dan orang lain juga ikut peduli untuk memberikan dukungan.

4. Bakal ada "Konser Kepedulian Hari AIDS Sedunia 2018" di Ubud

Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDSgilangnews.com

I Made Yuda Prawira, dari Ayo Kita Bicara Aids, sosialisasi kepada masyarakat sangat penting terkait HIV dan AIDS ini. Hal tersebut bisa menjadi edukasi untuk menekan penyebaran dan melawan stigma negatif. Ia mengaku telah melakukan banyak program seperti sosialisasi bagi remaja di sekolah, komunitas, dan lainnya.

"Edukasi kami memang untuk menjangkau remaja di seluruh Bali. Menjangkau hampir seluruh sekolah di Bali. Program pertama kami edukasi, konser kepedulian," terangnya.

Pada peringatan Hari AIDS sedunia nanti, mereka akan mengadakan konser kepedulian di Area Lapangan Parkir Monkey Forest, Ubud bertajuk “Konser Kepedulian Hari AIDS Sedunia 2018”. Acara ini akan dibuka dan diselenggarakan gratis untuk masyarakat umum.

Tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat dan menjadi sarana untuk menyebarkan informasi akurat tentang pencegahan, penularan, mitos dan fakta, perawatan HIV dan AIDS serta penerimaan sosial dalam masyarakat Bali.

5. Penderita HIV dan AIDS di Denpasar tertinggi

Data Dinkes Bali: 7246 Orang di Denpasar Terjangkit HIV & AIDSlivedinner.tv

Baca Juga: Tangkap Pembuang Sampah Sembarang di Denpasar Dapat Rp1,5 Juta, Mau?

Sekadar diketahui, data dari Dinas Kesehatan Bali, Denpasar menjadi kota dengan penderita HIV dan AIDS terbesar dengan total 7246 penderita. Berikutnya adalah Badung 3141 penderita, Buleleng 2593 penderita, dan Gianyar 1429 penderita. Sementara total keseluruhan di Bali mencapai 19.286 penderita pada Juni 2018. Padahal tahun 1987 lalu jumlahnya hanya tiga orang.

Pemicu mereka terjangkit HIV dan ADIS di antaranya heteroseksual atau gonta ganti pasangan menjadi penyebab tertinggi dengan angka mencapai 76,5 persen. Berikutnya homoseksual 13,7 persen; jarum suntik narkoba 4,4 persen; perinatal atau periode yang muncul sekitar waktu kelahiran 3 persen; biseksual 0,4 persen; tato 0,1 persen; dan tak diketahui 2 persen.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya