5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otak

Hati-hati juga terhadap respon emosional disfungsioal

Pernahkah kamu merasakan atau sedang candu terhadap sesuatu barang atau pada perilaku tertentu? Menurut sekelompok profesional, kecanduan adalah penyakit otak kronis yang lebih berkaitan dengan neorologi otak kita, daripada manifestasi lahiriah masalah perilaku dan memilih pilihan yang buruk.

Pada bulan April 2011, American Society of Addiction Medicine (ASAM) telah merilis definisi kecanduan yang baru untuk pertama kalinya, yaitu memperluas kecanduan hingga mencakup perilaku selain penyalahgunaan zat yang bermasalah. Lalu, apa saja ciri-ciri seseorang mengalami kecanduan terhadap sesuatu, dan mengapa dianggap sebagai penyakit otak kronis? Yuk, cek faktanya, melansir dari Verywellmind.com.

Baca Juga: 5 Efek Mengenang Masa Lalu, Gak Semuanya Buruk

Baca Juga: Mengenal Penyakit Frambusia, Ada Ruam Warna Kuning di Kaki

1. Kecanduan telah mengubah sistem penghargaan otak

5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otakilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada banyak faktor penyebab sehingga seseorang menjadi candu terhadap sesuatu. Seperti faktor pergaulan, lingkungan, atau akibat coba-coba karena penasaran. Satu kondisi yang membuat kamu kehilangan kontrol terhadap sesuatu yang disukai, dan didorong oleh keinginan kuat untuk mengulangi hal yang sama secara terus-menerus.

Alhasil, kecanduan dapat mempengaruhi penghargaan, motivasi, ingatan, dan sirkuit terkait otak. Sehingga menimbulkan perilaku adiktif, dan mengabaikan perawatan diri yang sehat untuk tubuh serta mentalmu. Tentu saja kinerja otakmu telah berubah sedemikian rupa sehingga menjadi ketergantungan, satu di antaranya terhadap makanan tertentu, seks, atau bahkan obat-obatan terlarang. Hati-hati jangan berani coba-coba, ya!

2. Kecanduan juga dapat memengaruhi korteks frontal otak

5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otakilustrasi pusing (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Otak memiliki fungsi dan cara kerja tersendiri untuk mengatur apa yang kamu pikirkan, lalu dilanjutkan oleh sebuah tindakan. Termasuk tindakan ketergantungan atau kecanduan, juga memengaruhi korteks frontal otak seseorang. Sebab dapat terlibat langsung dalam menghambat impulsif dan menunda kepuasan. Sebaiknya kamu perlu menyadari apa yang kamu pikirkan.

Mungkin kamu pernah mencoba untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang bersifat candu tersebut, namun sering kali gagal. Justru anehnya ketika kamu kembali ke perilaku adiktif, di situlah kamu "merasa normal."

Ternyata akibat kecanduan, kontrol impuls otak juga telah diubah. Penting untuk menghindari paparan dini terhadap zat terkait dengan perkembangan kecanduan di kemudian hari. Sebab area otak ini terus berkembang hingga usia dewasa muda.

3. Kecanduan dapat menyebabkan perubahan kognitif dan emosional

5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otakfoto hanya ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa sifat kecanduan terhadap sesuatu, selain dapat merubah kinerja otak, juga dapat merubah perilaku sang pecandu bahkan dapat dianggap sebagai penyakit otak kronis. Perubahan kognitif dalam kecanduan dapat meliputi:

  • Preokupasi dengan substansi atau perilaku adiktif
  • Perubahan rasa pro dan kontra dari perilaku adiktif
  • Memiliki keyakinan yang salah bahwa masalah seseorang, bukanlah konsekuensi kecanduan yang dapat diprediksi

Sekelompok profesional juga percaya perubahan emosional dalam kecanduan meliputi:

  • Dapat terjebak dalam perilaku yang lebih adiktif dari apa yang kamu inginkan
  • Hilangnya semangat dan waktu produktif untuk melakukan kegiatan sehari-hari
  • Jika menggunakan zat tertentu secara terus-menerus dapat merusak. Meskipun kamu tahu konsekuensinya terhadap fisik dan psikologis
  • Kurangnya kesiapan untuk mendapatkan bantuan, meskipun mengakui adanya masalah.

4. Ciri-ciri dan alasan definisi baru tentang kecanduan

5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otakfoto hanya ilustrasi (pixabay.com/janeb13)

Penting supaya kamu dapat mengenali ciri-cirinya jika telah mengalami kecanduan terhadap sesuatu. Menurut definisi ASAM, kecanduan juga dapat ditandai oleh ketidakmampuan untuk abstain secara konsisten, sehingga dapat menyebabkan gangguan dalam kontrol perilaku. Bahkan kamu dapat merasakan rasa mengidam atau "lapar" yang meningkat sampai dapat memberikan respon emosional disfungsional pada diri sendiri.

Di masa lalu, diagnosis kecanduan berfokus pada manifestasi lahiriah dari perilaku seseorang, yang dapat diamati dan dikonfirmasi dengan cara kuesioner standar. Namun definisi baru tentang kecanduan justru berfokus pada apa yang terjadi di dalam diri dan otak seseorang. Para ahli berharap definisi baru ini dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik.

Misalnya pemahaman tentang proses penyakit, bersifat biologis, psikologis, sosial, dan spiritual dalam manifestasinya. Sebab sifat ketergantungan dapat memanifestasikan diri dalam banyak perilaku, di luar penyalahgunaan zat.

5. Implikasi untuk pengobatan

5 Fakta Kecanduan Terhadap Sesuatu Dianggap Penyakit Otakilustrasi orang khawatir (unsplash.com/Free Walking Tour Salzburg)

Pada kenyataannya, seorang pecandu sadar akan apa yang telah dilakukannya. Namun akibat dari kinerja otak yang telah berubah, kebiasaan buruk ini pun seolah tidak dapat ditangani dengan baik dan benar. Namun begitu, orang yang mengalami kecanduan dapat mencari dan menerima pengobatan untuk zat atau perilaku negatif tertentu.

Para ahli menyarankan, bahwa perawatan kecanduan yang komprehensif harus berfokus pada semua zat dan perilaku aktif, serta potensial yang dapat membuat seseorang ketagihan. Secara perlahan coba alihkan pikiran pada hal-hal yang positif. Jangan biarkan kamu diperbudak dan dijerumuskan oleh otak sendiri kepada kecanduan apa pun. Sebab otak manusia merespon dari apa yang kamu pikirkan.

ASAM dengan hati-hati menunjukkan fakta, bahwa kecanduan adalah penyakit otak kronis utama, tidak membebaskan pecandu dari tanggung jawab atas perilaku negatif mereka. Sama seperti orang dengan penyakit jantung atau diabetes, harus mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengelola penyakitnya. Jadi jika mengalami kecanduan, kamu juga harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan kambuh, kata ASAM.

Salma Wati Photo Community Writer Salma Wati

Let it flow in its own time

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya