Pengidap Kanker di Tabanan Lebih Pilih Jalur Alternatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Kanker merupakan penyakit yang sangat sulit disembuhkan jika memasuki stadium akhir. Pengobatannya pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saat ini beberapa daerah sudah memiliki layanan pengobatan untuk pasien kanker. Satu di antaranya Kabupaten Tabanan. Rumah Sakti Umun Daerah (RSUD) Tabanan baru membuka layanan unggulan di bidang onkologi medik/kemoterapi sistemik atau layanan khusus untuk penderita kanker pada tahun 2019. Namun layanan itu hanya bisa menangani pasien kanker dewasa, bukan anak-anak.
Tantangannya dalam menangani pasien kanker adalah membangun kesadaran masuyarakat untuk mengobati kanker stadium dini. Selain itu masih ada masyarakat yang lebih memilih pengobatan kanker lewat jalur alternatif dibandingkan medis.
1. Penanganan kasus kanker di Puskesmas Selemadeg Barat
Sebagai fasilitas layanan kesehatan primer, puskesmas tentunya menjadi ujung tombak ketika ada kasus kanker di masyarakat. Seperti di Puskesmas Selemadeg Barat (Selbar). Menurut Kepala Puskemas Selbar, dr Arya Wayan Putra, jika ada kasus yang mengarah kecurigaan kepada kanker, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Tentunya nanti di rumah sakit ini pasien akan diperiksa oleh dokter spesialis, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Sehingga bisa memastikan apakah pasien menderita kanker, jenis kankernya, grade atau tingkatannya, adakah komplikasinya dan penanganan yang bisa dilakukan," ujar Arya, Sabtu (5/8/2023).
Menurutny,a pasien yang menggunakan JKN (jaminan kesehatan nasional) akan menjalani rujukan berjenjang. Yaitu dari faskes 1 dalam hal ini puskesmas, lalu ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) di RS tipe D/C. Apabila RS tipe D/C tidak bisa mendiagnosis, barulah ke RS Tipe B/RSUD Tabanan, dan selanjutnya ke RSUP Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar.
"Jika pasien statusnya umum bisa langsung dirujuk ke FKRTL mana pun yang diinginkan," katanya.
2. Edukasi masyarakat soal kanker
Apabila ada pasien tidak mampu, biasanya pihak puskesmas akan melakukan koordinasi dengan dinas sosial dalam hal bantuan untuk akses jaminan kesehatan.
"Akses pasien kanker ke layanan kesehatan ini tergantung dari status sosial ekonominya, termasuk kepemilikan kartu JKN, dan keyakinan keluarga atau pasien terhadap penyakitnya. Karena ada sebagian juga yang memilih pengobatan ke alternatif dulu atau kombinasi. Jika ada kendala tidak mampu, maka diusulkan oleh desa ke dinas sosial melalui jalur yang ada," jelas Arya.
Meski tidak banyak, masih ada masyarakat atau pasien yang percaya dengan pengobatan alternatif. Untuk itu pihak puskesmas selalu melakukan edukasi ke masyarakat mengenai penyakit kanker.
"Yayasan Kanker Indonesia di Tabanan juga gencar ke desa-desa dan sekolah untuk sosialisasi. Namanya program PKTP (program kanker terpadu paripurna)," kata Arya.
Edukasi sosialiasi ini diharapkan masyarakat semakin menyadari untuk melakukan deteksi dini atau pengobatan secara dini untuk penyakit kanker.
3. RSUD Tabanan baru mampu layani pasien kanker dewasa
Pada tahun 2019, RSUD Tabanan baru memiliki layanan untuk pasien kanker atau layanan unggulan di bidang onkologi medik/kemoterapi sistemik. Berdasarkan data dari RSUD Tabanan tahun 2023 hingga Juli 2023, sebanyak 70 pasien kanker menjalani kemoterapi di RS tersebut. Kebanyakan pasien menderita kanker servik, kanker colon, dan kanker payudara.
Perawat di layanan onkologi medik/kemoterapi sistemik RSUD Tabanan, Ni Putu Sri Santi, mengatakan saat ini layanan kanker di RSUD Tabanan baru bisa melayani pasien kanker dewasa.
"Untuk kanker pada anak belum bisa karena memang khusus tindakannya. Saat ini yang bisa ditangani di RSUD Tabanan adalah pasien kanker dewasa," sebutnya.