Jenis Polutan Udara Makin Kompleks, Waspada yang Punya Asma

RSUD Singasana terima banyak pasien yang sesak napas

Tabanan, IDN Times - Bagi yang tinggal di perkotaan yang padat kendaraan dan banyak aktivitas industri, polusi udara tidak bisa dihindari. Apabila terpapar polutan secara terus menerus tentunya tidak baik untuk kesehatan. Polusi udara sendiri bisa memicu terjadinya gangguan pernapasan seperti asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik), ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dan kanker paru-paru.

Berikut pemaparan Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singasana Tabanan, dr Ida Ayu Artini Dewi SpP, mengenai bahaya polusi udara terhadap kesehatan dan bagaimana cara mengatasinya.

1. Saat ini ada partikulat berbahaya yang bisa memasuki alveoli paru

Jenis Polutan Udara Makin Kompleks, Waspada yang Punya AsmaInfografis daerah di Indonesia paling berpolusi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Dayu Artini, polutan udara dari dulu sebenarnya sudah ada. Hanya jenisnya sekarang semakin kompleks. Ada yang namanya polutan dalam ruangan seperti asap dari aktivitas memasak, asap pembakaran sampah, penggunaan pemanas, hingga asap rokok.

"Ada juga polutan luar ruangan yang saat ini menjadi lebih kompleks," ujarnya, Senin (11/9/2023).

Ia menjelaskan, polutan luar ruangan juga ada yang primer. Contohnya polutan yang dihasilkan oleh asap kendaraan dan kegiatan industri. Polutan primer ini kemudian bereaksi dengan polutan lain menjadi polutan sekunder yang lebih berbahaya.

Polutan kini juga ada yang namanya polutan partikel atau partikulat. Paling berbahaya saat ini adalah PM 2,5 di mana partikulat ini bisa masuk ke dalam aveoli paru yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

2. Mulai banyak kasus asma dan PPOK yang kambuh atau mengalami perburukan gejala

Jenis Polutan Udara Makin Kompleks, Waspada yang Punya AsmaPelayanan pasien di Poliklinik Paru RSUD Singasana, Kediri, Tabanan (Dok,IDNTimes/Istimewa)

Dayu Artini menyebutkan, polusi udara menjadi pemicu infeksi saluran pernapasan. Meski kondisi udara di Kabupaten Tabanan masih baik, tetapi menurutnya kasus penyakit paru seperti asma dan PPOK saat ini banyak yang dari kondisi stabil menjadi kambuh, atau mengalami pemburukan gejala.

"Dari beberapa pasien asma maupun PPOK yang saya tangani, yang biasanya stabil tiba-tiba sering memburuk akhir-akhir ini, dan datang periksa lebih cepat dari jadwal kontrol. Banyak yang bilang kumat karena menghirup asap kendaraan atau polusi udara lainnya," jelas Dayu Artini.

Berdasarkan kasus di RSUD Singasana Tabanan, Poliklinik Paru rata-rata menerima 15 pasien per hari yang didominasi oleh sesak napas.

"Pasien rawat inap juga sedikit meningkat. Sekarang ini dalam dua hari ada tambahan tiga pasien baru yang menjalani rawat inap," kata Dayu Artini.

Ia melanjutkan, seseorang yang sering tertapar polusi udara, dalam jangka pendeknya akan menyebabkan sesak napas hingga infeksi saluran pernapasan atas, dan pneumonia atau radang paru-paru. Sementara jangka panjangnya bisa menyebabkan asma, PPOK, hingga kanker.

"Polutan udara bersifat oksidan atau radikal bebas. Jangka panjang terpapar bisa menyebabkan kasus pneumonia yang meningkat hingga kanker," paparnya.

3. Cara mengatasi polusi udara agar terhindar dari penyakit

Jenis Polutan Udara Makin Kompleks, Waspada yang Punya Asmailustrasi memakai masker (pexels.com/Anna Shvets)

Polusi udara tentunya tidak bisa dihindari, terutama bagi orang yang sering beraktivitas di luar ruangan. Menurut Dayu Artini, kondisi lalu lintas yang macet adalah tempat di mana kita menghirup banyak polutan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit akibat polusi udara, terutama saluran pernapasan.

"Memakai masker setiap keluar ruangan. Saat ini masker bedah 3 ply dianggap efektif dalam proteksi diri dari polutan udara," ujar Dayu.

Imunitas juga harus selalu dijaga untuk menjaga sel-sel paru yang rentan, dengan cara berolahraga pada pagi hari. Selain membugarkan tubuh, udara di pagi hari juga masih bersih. Setelah itu menyantap makanan yang bergizi dan sehat.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya