Sulli f(x) Mengakhiri Hidupnya, Ini Tanda Seseorang Akan Bunuh Diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dunia baru saja dikejutkan dengan kabar kematian Sulli (atau Choi Jin-Ri), salah satu mantan personel girlband Korea f(x). Menurut laporan kepolisian saat kejadian (14/10), Sulli f(x) ditemukan oleh managernya dalam keadaan meninggal di apartemennya sendiri pukul 3:20 waktu setempat (atau 13:20 WIB), di Sujeong-gu, Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan.
Dilansir dari naver.com, pihak kepolisian setempat melaporkan bahwa Sulli meninggal karena bunuh diri. Sang manager sempat mengungkapkan bahwa Sulli memang mengalami depresi dan ia bergegas mengunjungi Sulli karena susah dihubungi.
Dalam beberapa kasus, bunuh diri menjadi pilihan beberapa orang sebagai "solusi" masalah hidupnya. Meskipun tindakan ini salah secara norma tertentu dan di mata masyarakat, sebagai orang yang hidup di sekitar "calon" korban, kita perlu ada untuk mereka.
Kita perlu peka dengan mereka yang sedang butuh bantuan moral, agar aksi bunuh diri gak sampai terjadi. Menurut American Foundation for Suicide Prevention (AFSP), inilah tanda dan penyebab utama seseorang akan melakukan bunuh diri!
1. Sebenarnya apa sih yang mendorong orang untuk melakukan bunuh diri?
Gak ada penyebab pasti seseorang bunuh diri. Bunuh diri paling sering terjadi akibat stres yang sudah susah ditahan lagi oleh orang yang bersangkutan. Depresi adalah kondisi yang paling umum dikaitkan dengan bunuh diri dan seringkali gak terdiagnosis serta gak terobati.
Kondisi seperti depresi, kegelisahan dan masalah ketergantungan, apalagi bila gak tertangani akan meningkatkan risiko bunuh diri. Namun penting untuk dicatat bahwa kebanyakan orang yang secara aktif menjaga kondisi kesehatan mental mereka, bisa hidup dengan lebih nyaman.
2. Tanda-tanda umum seseorang akan bunuh diri
Seringkali tanda seseorang yang akan mengalami bunuh diri itu gak terlihat jelas. Karena orang yang punya kecenderungan bunuh diri bisa menyembunyikan ekspresinya dengan baik. Namun tetap saja ada tanda-tanda yang bisa diantisipasi, terutama dalam 3 hal; pembicaraan, perilaku dan mood.
Ciri-ciri pembicaraan seorang "calon" korban adalah: menjadi beban bagi orang lain, merasa terkurung/tertekan/terpenjara, mengalami sakit fisik/batin yang sudah ditahan, gak punya alasan untuk hidup atau bagaimana rasanya mati
Sementara itu, ciri-ciri perilaku seorang "calon" korban bunuh diri, antara lain: meningkatnya penggunaan alkihol atau obat-obatan, mencari cara untuk mencelakai diri sendiri, bertindak sangat ceroboh, menarik diri dari berbagai kegiatan, mengisolasi diri dari keluarga dan kenalan, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengunjungi banyak orang untuk "pamit", gak ada tujuan lagi dalam beraktivitas dan menjadi agresif.
Sedangkan ciri-ciri mood seorang "calon" korban bunuh diri, antara lain: depresi, kehilangan semangat, mengamuk, gampang tersinggung, merasa malu dan merasa cemas.
3. Faktor-faktor penyebab seseorang akan melakukan bunuh diri dibedakan dalam 3 kategori, yaitu: faktor kesehatan, faktor lingkungan dan faktor historis
Editor’s picks
Hal yang melatarbelakangi keputusan seseorang melakukan bunuh diri memang sangat beragam. Namun ada beberapa penyebab umum yang tercatat dari data di seluruh dunia.
Ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menjadi faktor penyebab seseorang bunuh diri, seperti: gangguan kesehatan mental (depresi, bipolar, schizophrenia, antisosial, gangguan psychotic dan gangguan kecemasan), gangguan penyalahgunaan zat tertentu dan kondisi kesehatan serius atau kronis serta rasa sakit berlebihan.
Faktor lingkungan yang bisa menjadi penyebab seseorang melakukan bunuh diri, antara lain adalah: kejadian traumatis yang berhubungan dengan kematian/perceraian/kehilangan pekerjaan, stres berkepanjangan akibat penyiksaan/bullying/masalah dengan pasangan atau adanya akses pada senjata api maupun obat-obatan terlarang. Selain itu, bergaul dengan orang lain yang punya kecenderungan bunuh diri juga bisa menjadi penyebabnya.
Faktor historis yang bisa mempengaruhi seseorang untuk bunuh diri adalah adanya usaha untuk bunuh diri sebelumnya atau ia lahir dalam keluarga yang tercatat juga pernah melakukan upaya bunuh diri. Fakta tersebut bisa menjadi tanda kecenderungan seseorang melakukan bunuh diri.
4. Berikut ini adalah daftar hal yang perlu kamu lakukan dan jangan kamu lakukan pada "calon" korban bunuh diri
Ketika berbicara dengan seorang "calon" korban bunuh diri, usahakan untuk selalu jadi dirimu sendiri, mendengarkan seutuhnya, bersimpati secara tulus, deskripsikan kata-kata penuh harapan dan respons semua omongannya dengan serius.
Yang penting diingat lagi adalah jangan sampai kamu adu argumen dengan dirinya, jangan berlagak terkejut, jangan berjanji untuk merahasiakan apapun (karena kamu perlu mendapat bantuan profesional dalam hal ini), jangan tawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya serta jangan salahkan dirimu sendiri karena kamu gak bisa mengobati depresi seseorang. Ketahuilah bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan orang terdekatmu sekalipun itu bukan tanggung jawabmu.
Pahami betul tanda-tandanya dan bantu semampumu orang-orang dekatmu yang menunjukkan sinyal tersebut.
Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal seperti ini, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:
- NGO Indonesia: Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
- Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
- Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454
Mari bersama cegah perilaku bunuh diri
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500-454 atau 119, bebas pulsa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.
Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:
- RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
- RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
- RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
- RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444
Baca Juga: 7 Faktor Risiko yang Mendorong Bunuh Diri, Cobalah Pahami dan Kenali