Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan Tukul

Semoga mereka segera pulih ya

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Dua artis Tanah Air, Dorce Gamalama dan Tukul Arwana, kini sedang berjuang melawan sakitnya. Dalam wawancaranya bersama sejumlah tokoh di akun YouTube, Dorce yang seorang presenter senior, penyanyi dan aktris ini terlihat kurus karena sakit yang dideritanya.

Sedangkan Tukul yang dikenal sebagai komedian dan pembawa acara ini juga baru saja menjalani operasi. Ia tampak hanya bisa duduk di kursi rodanya.

Berkaca dari kedua artis ini, bahwa sakit itu mahal ya. Sedangkan sehat itu sangat murah. Kita tidak akan pernah tahu kapan penyakit kronis itu datang, dan biasanya bisa menerpa di segala usia. Yuk, belajar cara mengelola uang untuk kesehatan.

Baca Juga: Asuransi Jadi Alternatif Warisan Tanpa Sengketa

1. Dorce menderita sakit diabetes

Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan TukulDorce Gamalama (youtube.com/curhatbangdennysumargo)

Dorce sedang berjuang melawan sakit diabetesnya. Ia sudah lama mengidap sakit diabetes, namun kondisinya baru mulai menurun belakangan ini.

Dorce kelahiran 21 Juli 1963 ini sempat masuk Rumah Sakit Primaraya Bekasi pada 7 Oktober 2021 lalu. Selain diabetes, ia juga mengidap sakit demensia alzheimer. Penyakit ini dialami Dorce di tengah proses pemulihan penyakit diabetesnya. Dorce kini terlihat lebih kurus dari sebelumnya, dan harus menggunakan korsi roda untuk membantunya berjalan.

2. Tukul mengalami pendarahan otak

Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan Tukulinstagram.com/tukularwana

Tukul Arwana sempat dilarikan ke rumah sakit hingga menjalani operasi akibat pendarahan otak pada 23 November 2021 lalu. Ia dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur, Jakarta.

Pendarahan otak yang diidap pria kelahiran 16 Oktober 1963 ini termasuk jenis dari penyakit stroke. Penyebabnya adalah pembuluh arteri di dalam otak yang mengalami pecah, sehingga terjadi pendarahan lokal di sekitar jaringan.

Pria jebolan Srimulat pascaoperasi sudah diperbolehkan pulang ke rumah, dan kini sedang menjalani terapi untuk kesembuhannya. Ia terlihat lebih kurus karena kehilangan berat badan hingga 10 kilogram.

3. Penyakit kritis memerlukan biaya tinggi

Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan TukulFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Diabetes dan stroke termasuk sebagai penyakit kritis. Penyakit kritis atau dikenal juga dengan critical illness merupakan penyakit yang menyebabkan kondisi seseorang kritis, kronis atau membutuhkan penanganan atau tindakan lebih lanjut.

Pemulihan penyakit kritis umumnya membutuhkan waktu dan proses yang lebih panjang. Selain membutuhkan pola makan dan gaya hidup yang sehat untuk pemulihannya, pasien juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Contohnya diabetes, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019:

  • Biaya obat-obatan dan terapi sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta per bulan
  • Konsultasi dokter sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta per tahun
  • Operasi sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta
  • Cuci darah sekitar Rp50 juta sampai Rp60 juta per tahun.

Seperti diketahui, Dorce pernah mengunggah sebuat video di media sosial (Medsos) yang meminta bantuan untuk biaya pengobatan sakitnya ke Megawati Soekarno Putri dan Presiden Joko “Jokowi“ Widodo.

Video ini juga memberitahu, bahwa biaya yang diperlukan untuk pengobatan penyakit kritis sangat tinggi, hingga Dorce harus meminta bantuan sejumlah pihak.

Baca Juga: 6 Doa Hindu Menyambut Tahun Baru, Semoga Mendapat Berkah

4. Sakit kritis dapat menyebabkan seseorang jatuh bangkrut

Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan Tukulilustrasi uang Rupiah. (IDN Times/Umi Kalsum)

Tingginya biaya untuk berobat ini memungkinkan seseorang yang menderita penyakit tersebut mengalami badai finansial, hingga berujung bangkrut. Hal ini juga melihat dari lamanya waktu pengobatan dan terapi yang dibutuhkan.

Penderita juga berpotensi kehilangan penghasilan akibat mengidap penyakit kritis. Contohnya Dorce dan Tukul, yang tidak bisa produktif lagi di dunia hiburan, dan mereka kehilangan penghasilan dari pekerjaannya tersebut.

5. Memilih tabungan atau asuransi agar terhindar dari bangkrut akibat penyakit kritis

Cara Kelola Uang Untuk Kesehatan, Berkaca dari Dorce dan TukulIlustrasi Uang Rupiah. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Penyakit kritis bisa menghampiri siapa saja tanpa diketahui kapan datangnya. Lalu apa yang bisa dilakukan? Menurut Agency Director AIA, Yung Nathabrondiva, selain menjalani pola hidup sehat, seseorang harus mempersiapkan dana jika suatu saat terkena penyakit kritis.

Ada dua cara untuk mempersiapkan dana tersebut. Yaitu menabung dan memiliki asuransi.

"Jika menabung, kita harus menabung sesuai dengan perkiraan biaya yang diperlukan. Misalnya, memerlukan biaya Rp100 juta. Untuk mendapatkannya, kita menyisihkan uang sejumlah Rp300 ribu setiap bulannya selama 30 tahun. Cukup lama, dan jika dana tersebut harus digunakan pun kita akan merasa tidak ikhlas," ungkap pria yang biasa disapa Pak Yung ini.

Cara kedua yang lebih mudah dan murah menurut Pak Yung adalah memiliki asuransi. Kenapa lebih mudah dan murah?

"Karena dengan asuransi, kita cukup memberikan dana yang kecil untuk ditukarkan dengan dana yang jauh lebih besar," ujar Pak Yung saat ditemui di kantornya di bilangan Renon, Kota Denpasar, Kamis (27/1/2022) lalu.

Asumsikan penghasilan kamu sebesar Rp3 juta per bulan. Biasanya perencanaan finansial menggunakan metode 20-30-50. Kamu bisa menyisihkan setiap bulan penghasilan 20 persen untuk kebutuhan masa depan yaitu tabungan, dana darurat, dan asuransi sekitar Rp600 ribu. Lalu 30 persen untuk rekreasi sebesar Rp900 ribu. Sisanya 50 persen atau Rp1,5 juta dialokasikan untuk kebutuhan hidup, sewa kosa, bensin, makan, dan lainnya.

Kata Pak Yung, memiliki asuransi memungkinkan seseorang yang menderita penyakit kritis dan kehilangan pekerjaan atau penghasilan untuk mendapatkan biaya penggantinya. Sebab biaya-biaya untuk terapi dan pengobatan lainnya ditanggung oleh pihak asuransi.

"Asuransi menurut saya mampu untuk menghindari seseorang yang terkena penyakit kritis dari kebangkrutan finansial," tutur pria yang sudah belasan berkecimpung di dunia asuransi ini.

Nasib tidak ada yang mengetahui. Seseorang hanya bisa mempersiapkannya jika suatu saat risiko itu datang. Namun yang paling utama adalah menjaga pola hidup sehat agar tubuh tetap sehat dan bugar. Selain itu, semasa masih sehat dan produktif ada baiknya menyisihkan sejumlah dana untuk kondisi ini.

"Segera dipersiapkan sekarang juga, mau pilih menabung atau asuransi, itu terserah Anda. Jangan sampai terlambat, jangan menyesal setelah Anda terkena penyakit kritis ini," saran Pak Yung menutup pembicaraan.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya