Penerbangan Internasional Dibuka, Sementara Nusa Penida Obral Kamar

Belum tentu ada yang booking meskipun udah dibuka

Klungkung, IDN Times - Pemerintah resmi membuka penerbangan internasional ke Bali hari ini, Kamis (14/10/2021). Kebijakan tersebut disambut baik oleh para pelaku pariwisata di Nusa Penida. Mereka selama berbulan-bulan menantikan hal ini.

Namun para pelaku pariwisata kini juga merasa berat, karena biaya yang diperlukan untuk membuka kembali akomodasi wisata tidaklah sedikit. Sementara untuk tahap awalnya, mereka harus banting harga untuk menarik kunjungan wisatawan:

Baca Juga: 10 Potret Kondisi Kuta Bali Jelang Pembukaan Pariwisata Internasional

1. Para pelaku pariwisata sudah lama menantikan pembukaan penerbangan internasional

Penerbangan Internasional Dibuka, Sementara Nusa Penida Obral KamarIlustrasi penumpang pesawat terbang di bandara. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Seorang pelaku pariwisata di Nusa Penida, I Made Wijaya, sangat menantikan pembukaan penerbangan internasional, khususnya di Nusa Penida. Nyaris dua tahun ini usaha akomodasi mereka seperti hotel, restoran, hingga water sport berhenti beroperasional karena pandemik.

"Kami sudah selama dua tahun tidak beroperasi. Dibukanya pariwisata ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu para pelaku pariwisata di Nusa Penida," ujar pemilik Semaya One, Kamis (14/10/2021).

Pihaknya langsung bersiap-siap untuk membuka akomodasi wisata yang dikelolanya. Ia berharap ada wisatawan asing (Wisman) yang mengunjungi Nusa Penida.

"Kami sudah bersiap-siap. Semoga saja ada wisatawan asing yang mulai menyambangi Nusa Penida. Sehingga ekonomi kami di Nusa Penida yang mengandalkan pariwisata ini bisa pulih kembali," ungkap Wijaya.

Baca Juga: Prosedur Baru Kedatangan Penumpang di Semua Bandara Internasional

2. Membuka akomodasi wisata membutuhkan biaya besar

Penerbangan Internasional Dibuka, Sementara Nusa Penida Obral KamarIDN Times/Wayan Antara

Made Wijaya sangat bersyukur pemerintah membuka kembali penerbangan internasional. Hanya saja di satu sisi, para pelaku pariwisata juga merasa berat. Mengingat untuk membuka kembali akomodasi yang ditutup selama berbulan-bulan, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hanya saja ia enggan menyebutkan berapa nominal biayanya.

"Saat inilah masa yang berat juga bagi pelaku usaha pariwisata. Kembali membuka akomodasi wisata yang selama ini tutup total membutuhkan biaya yang besar. Biasanya untuk maintance dan sebagainya," ujarnya.

Menurutnya, ada ratusan pengusaha di bidang akomodasi wisata tengah berjuang untuk membuka usahanya. Itu pun mereka harus bertaruh, karena belum tentu ada wisman yang berlibur ke Bali dengan berbagai aturan ketat.

"Inilah juga yang seharusnya diperhatikan para pemangku kebijakan," jelasnya.

3. Biaya persiapan untuk membuka kembali akomodasi terbilang mahal. Sehingga para pelaku usaha harus membanting harga kamar

Penerbangan Internasional Dibuka, Sementara Nusa Penida Obral Kamartheworldtravelguy.com

Dibukanya penerbangan internasional, tidak lantas membuat kunjungan wisman normal kembali. Hal inilah yang disadari oleh para pelaku wisata di Nusa Penida.

Seperti yang diungkapkan pemilik penginapan di Desa Bungamekar, Nusa Penida, I Ketut Kusetyawan. Meskipun pariwisata sudah dibuka beberapa waktu lalu, dirinya tidak langsung mendapatkan booking kamar dari wisatawan. Sementara biaya untuk merawat dan membuka kembali penginapannya tidaklah sedikit.

“Karena sudah lama tidak beroperasi, ada saja yang rusak. Sehingga langsung saya perbaiki setelah DTW (Daya Tarik Wisata) dibuka kembali,” ungkap Kusetyawan.

Untuk menarik minat wisatawan mau menginap di tempatnya, ia harus mengobral harga sewa kamar. Jika normal harganya Rp400 ribu semalam, kini ia menawarkan tarif sewa sebesar Rp250 ribu per malam.

"Sebenarnya yang banyak sewa kamar itu wisatawan asing. Semoga dengan dibukanya penerbangan internasional ini, kondisi pariwisata kembali normal," harapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya