Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTok

Seharian hanya buka dan tutup toko saja tanpa ada pembeli

Klungkung, IDN Times - Para pedagang kerajinan tradisional di Kabupaten Klungkung memang harus dituntut lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Sebab rata-rata para pedagang di Pasar Seni Semarapura mengaku penjualannya menurun drastis semenjak pandemik COVID-19.

Selain karena kunjungan orang yang datang ke pasar seni menurun, ada satu hal lagi yang dampaknya jauh lebih terasa. Yaitu anjloknya daya beli masyarakat. Mereka kebanyakan menunda untuk membeli kerajinan, yang dianggap sebagai kebutuhan tersier.

Para pedagang pun harus memutar otak supaya bisa bertahan, dapat menjual produknya, dan menjangkau pasar yang lebih luas di tengah ketidakpastian akhir dari pandemik.

Baca Juga: Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik Modal

1. Pasar Seni Semarapura sepi sejak awal pandemik. Para pedagangnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol saking sepinya

Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTokIDN Times/Wayan Antara

Sudah hampir satu tahun penjualan produk kerajinan di Pasar Seni Semarapura, Kabupaten Klungkung sepi pembeli. Aktivitas hiruk pikuk yang biasanya menghiasi pasar ini setiap harinya, kini sudah tidak tampak lagi. Para pedagang banyak yang mengeluh, karena penghasilannya ikut turun drastis.

Seorang pedagang di Blok A Pasar Seni Semarapura, Putu Sudiani Antari (32), sedang menantikan pembeli ketika ditemui di kiosnya, Kamis (28/2/2021). Pasar seni yang menjual produk kerajinan seperti endek dan songket khas Bali itu tampak sangat lengang. Jangankan wisatawan. Pembeli lokal saja minim.

Menurut Sudiani, situasi ini terjadi sejak awal pandemik. Sepinya pengunjung membuat para pedagang lebih memilih berkumpul di depan kios, lalu menghabiskan waktu dengan mengobrol.

"Keadaannya sangat sulit saat ini, karena pengunjung sangat minim," ungkapnya.

2. Blok A menjual suvenir hingga kain tradisional berkualitas premium

Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTokFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Pasar Seni Semarapura dikenal sebagai pusat perbelanjaan produk kesenian di wilayah Kabupaten Klungkung. Selain suvenir, berbagai kain tradisional berkualitas premium dijual di pasar ini. Makanya pasar ini selalu jadi jujugan para wisatawan ketika berlibur ke Klungkung.

"Saat hari normal, Blok A Pasar Semarapura selalu ramai pembeli. Tidak hanya masyarakat lokal Klungkung, tapi juga banyak dikunjungi masyarakat luar daerah dan wisatawan asing untuk membeli kain atau suvenir khas Klungkung," kata Sudiani.

Namun pemandangan itu sudah tidak ada lagi. Masyarakat lokal juga jarang berkunjung ke Blok A Pasar Semarapura. Mereka hanya datang ke kios lain untuk membeli kebutuhan pokok atau rumah tangga secukupnya.

3. Ada yang promosi produknya lewat aplikasi TikTok

Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTokIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Ni Ketut Sonia (28) mengalami hal yang sama. Pedagang pakaian adat khas Bali ini kondisi penjualannya juga sangat anjlok. Terkadang tidak ada satu saja pembeli yang datang ke kiosnya dari pagi hingga sore hari.

"Saat ini seringkali hanya buka dan tutup kios saja, karena tidak ada pembeli," keluhnya.

Situasi inilah yang membuat ia mulai beralih berjualan secara online.

"Saya semenjak pandemik ini, mulai buka akun untuk jualan online. Walau hasilnya belum seberapa, tapi lumayan untuk menjangkau pasar yang lebih luas."

Ia membuat akun Instagram untuk memasarkan produknya. Proses transaksinya menggunakan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.

"Ada sih yang beli lewat online, tapi tentu belum sebanding hasil penjualan offline saat sebelum pandemik. Mungkin sekarang sedang berproses. Semoga saja dari online juga lancar," harapnya.

Dari situ Sonia juga banyak belajar, bahwa para pedagang harus pintar memilih media sesuai pangsa pasarnya.

"Misal kalau target pembeli anak muda, marketplace Facebook kurang efektif. Tapi efektif pake Instagram, dan kalau mau coba juga promonya pakai TikTok."

4. Belajar cara berinovasi produk dari seniman lukis Wayang Kamasan

Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTokIDN Times/Wayan Antara

Seniman lukisan Wayang Kamasan asal Desa Kamasan ini punya cerita bagaimana caranya berinovasi. Karena pembelinya menurun selama pendemik, ia tak hanya berinovasi pada pemasaran saja. Tetapi juga produknya.

Ni Made Sinarwati harus berani keluar dari kebiasaannya yang melukis di media kanvas. Ia harus mencoba melukis di media lain seperti kipas kayu, tas, hingga keben (Wadah yang terbuat dari anyaman bambu dan bentuknya mirip besek).

Ia menilai, kerajinan yang seperti itu tetap laku di pasaran meskipun ada pandemik. Jadi cara ini dapat menopang pendapatannya sebagai seorang seniman lukis tradisional.

"Ternyata order kipas kayu dan keben itu masih ada. Order tas juga ada, tapi jarang-jarang. Setidaknya usaha ini masih bisa berjalanlah," ujarnya.

Meskipun pandemik, Sinarwati tetap memasarkan produknya secara offline. Tetapi ia juga memasarkan produknya secara online.

"Tanpa diduga, peminat suvenir seperti kipas, tas dan keben dengan corak lukisan Kamasan cukup diminati pasar lokal di luar Bali. Saya awalnya tidak begitu mengerti memasarkan produk dari media sosial (Medsos). Ternyata sekarang lebih banyak order masuk dari Instagram," ungkapnya.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Menabung dan Investasi, Lebih Untung yang Mana?

5. Para pedagang di Pasar Seni Semarapura mengalami penurunan penjualan sejak Februari 2020

Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTokIDN Times/Helmi Shemi

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa, menjelaskan penurunan penjualan yang dialami oleh para pedagang di Pasar Seni Semarapura mulai terjadi sejak Februari 2020.

"Sebelum pandemik, rata-rata pedagang di Pasar Seni Semarapura bisa berjualan sampai Rp1 juta setiap hari, namun saat ini hanya Rp150 ribu. Bahkan bisa tidak mendapatkan pembeli sama sekali," ujar Ardiasa.

Ardiasa menyebut belum ada pedagang yang mengeluh untuk minta pembebasan pembayaran retribusi. Pedagang tetap berjualan ke Pasar Seni Semarapura, meskipun kondisinya seperti sekarang.

"Mereka mulai kreatif juga dengan berjualan secara online, selain tetap penjualan offline," jelasnya.

Ardiasa mengaku, sejak tahun lalu sudah ada berbagai macam bantuan dari Pemerintah Pusat sebagai stimulus untuk UMKM supaya bertahan di masa pandemik.

"Stimulusnya tidak banyak, tapi setidaknya bisa membantu pelaku UMKM untuk biaya menggaji beberapa karyawan." 

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya